angan dan aset yang kudapat jika bergelar nyonya muda Lim. Bahkan dalam st
ng bisa kukelola sendiri, meski tentu saja belum hotel bintang lima. Jika ditambah dengan restor
ndapatkan apapun lagi. You are on your own". Pria karismatik itu kini menyandarkan tubuhnya yang tegap, menatapku lekat-lekat
lihat kilatan kaget dimataku, karena setelahnya
tetap saja mendengar pria yang hendak dijadikan suami terang-
etusku menguatkan hati. Tak sudi rasanya terli
dak suka dikelabui", bisiknya seksi, namun
gket ditenggorokan. "Aku ingin balas dend
Lantas imbalan apa yang kudapat dari kegiatan balas dendam ini?", Dia berucap seraya memut
ona abu-abu. Kalau bukan terhubung dengan mafia asli, setidaknya dia p
tindak kriminal pada orang lain bukanlah hal besar. Hanya hal remeh sebaga
apapun, termasuk...tu
rambut. Tanpa sadar aku berjengit, menundukkan bahu dalam sikap defe
k". Perlahan dia menyesap wine itu lalu melanjutkan ucapannya
ang berkabut. Sepertinya aku pernah mend
n Grey, seorang pengidap sadomasokis. Dulu film ini sempat booming. Padahal s
sku santai, meski jantungku
seorang Grey, apa kamu berse
e
degup kencang. Sekilas ingatanku melayang pada scene
annya saat ini persis Vampire bagiku. "Tak apa. Kau boleh mu
. Aku tak bisa lagi mundur. Tidak setia
kukan 'itu' padaku", balasku pasrah. Betapapun siapnya, aku perlu
Ada rasa tertarik samar pada manik matanya yang kelam sebelum dia melanjutkan uc
mpat menyembuhkan lukanya sebelum 'dibantai' lagi dan lagi. Lagipula aku
tajam itu berujar lagi, "tentu saja kamu bisa
as itu eks
bali, "Aku sudah meminta Edbert mengantarmu". Seperti paham dengan tanda tanya di wajahku, dia menukas kembali, "Ja
u mengikuti langkahnya yang
kin ini bukan cinta - karena aku tidak tahu apa itu - tapi terpesona mungkin lebih t
atkan ketika berjala
i lift yang menuju parkiran bawah tanah. Dengan gesit, pria muda dalam
partemennya, pastikan dia
ik
u membukakan pintu mobilnya
nyonya besar yang sesungg
itu namun matanya tetap fokus memandang
k kiri, apartemen yan
ekat sw
et
yang mencekam seperti dengan Hartono, hanya asing. M
ur, hati ini sangat takut. Meski sebagai tenaga kesehatan, hari-hariku diisi dengan kegiatan y
ra bariton yang rendah itu mema
r prajurit yang patuh. Aku lekas berjalan menuju lift yang mengarah kelantai empat - ruangan dimana aku
dengan selamat", ujarnya begitu matanya bertatapan denganku. Mun
arkan saja dia mengikutiku, buat apa berdebat dengan kacung yang tidak punya ke
u tak jauh, lantai empat yang tertulis di lift sebagai tiga A. Dalam kepercayaan masyaraka
depan pintu kamarku", ujarku sembari memasukk
begitu saya pamit
a. Setelah bayangannya hilang ditelan mala
*
endadak memasuki ruangan. Dari balik kacamata berbingk
kau benar-benar
ng diucapkannya seraya be
bentar lagi aku akan hengkang dari sini, buat apa meng
nanyakan alasan pindah dadakan ini sekilas, lalu memberi basa-basi semoga berhasil di tempat
rkan tenaga extra untuk memikirkan masalah orang lain, perayaan penting orang lain, perasaan orang lain. Singkatnya kehidupan orang lain. Dem
anggapku samp
besar mulai kesal dic
ould you please tell me wh
sisnya yang kulakukan saat ini. Wajahnya yang sangat biasa it
yang tak berguna itu, " Jadi Shanty, behave yourself. Jangan nak belagak. You bukan orang kaya, jangan n
ane Yeoh yang malang adalah epitome dari kesuraman. Bukan lantaran d
n tubuh yang padat berisi. Tapi entah kenapa gadis ini suka sekali merusaknya dengan sika
antah itu - yang jelas luar negeri - asalkan dia nggak usah banyak bicara, pasti orang nggak akan tahu kemampuannya yang
sakit, jadi amanlah hidupnya sebagai kepa
ahnya, kutancapkan bisa dalam lisanku, " Meski aku nggak yakin sih, soalnya dokter Vincent pernah cakap you're no
a sedangkan tangannya mengepal erat. Waktu hendak berjal
s insult", lirihnya bagai bisik kematian