hatikan berita Syarifudin, dia tidak tahu bahwa Sy
rtunangan dengan putri mentri, tentu saja haru
uzi sebaiknya m
zi memandang Ariyani, "Masalah ini aku sera
ih orang lain saja." Menyuruh Ariyani memilih hadiah untuk pasang
berusia dua puluh tujuh tahun tidak tahu cara berpakaian, tidak tahu cara merias wajah, bahkan t
angsung memberitahunya dia tidak suka wanita berkacamata dan memintanya untuk memakai lensa kontak saat bekerja, tapi wanita
jangan salahkan aku, aku tidak bisa tidak mengh
a senang, "Masalah ini kuserahkan padamu, ingat,
a nafas dalam hatinya,
mu dengan klien, dan tanpa p
a yang dipanggil adalah wanita kelas atas di klub, semua pria di dalam ruangan mulai bertingk
ganggu, dengan segera berdiri: "Pak
auh, jangan sampai aku tidak bi
ertunduk dan berjalan keluar, seseorang bertanya pada Fauzi: "Pak Fauzi, mengapa kam
idak bisa berdiri saat meli
pat langkahnya, karena dia tidak bisa pergi jauh-jauh, dia b
seorang pria paruh baya yang energik dikelilingi orang-orang
n akan pergi, tetapi dia tiba-tiba merasa ada s
imanapun itu adalah putrinya sendiri, dalam sekilas dia langsung dapat mengenalinya, mata Junaedi tampak te
emandang Junaedi dengan acuh tak a
ah walaupun menerima sikap Ariyani tadi, "Kamu dari mana saja? Ayah mencarimu
lama meninggal!" Ariyan
dia adalah seorang menteri yang tegas dan galak, tapi dia tidak akan pernah gal
i punya istri dan anak di
tangan dan memegang tangan pu
ya erat-erat, dia tidak bisa menyingkirkannya sama sekali. "Bap
iya
?" Sebuah suara t