Sejak ibu meninggal aku tak punya hasrat untuk hidup. Ditambah harus membesarkan Rafa seorang diri. Bekerja
Uang sekolah masuk TK membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sementara, pekerjaanku sebagai buruh bangun
i saja di sana?" tanya wanita yang
ya basah," jawabku agak sungkan. Perhati
uaca hujan begini. Cocok untuk situasi yang d
uang untuk membeli. Bahkan, seribu rupiah pun tak ada uang dalam saku celana. Seakan men
adaanku yang basah kuyup membuatnya timbul belas kasih
ar. Terima, ya?" ujarnya ramah. Se
ku tidak bisa mengungkapkan perasaan bahagia. Dan sangat bersyukur atas pertolongan Allah melalui ibu yang tadi. Ka
bu-ibu yang lain pun seketika menatapku. Kemudian
elah menahan lapar sejak kemarin sore," ungkapku lirih. Menunduk
kan gorengan tadi mengusap sudut matanya, lalu ia menatap ibu-ibu yang lain seaka
"Pak, tunggu sebentar, ya. Saya akan memberikan makanan yang
hujan. Sedangkan aku tersedu duduk di bangku kayu. Betapa Allah Maha
apa menit menunggu, ibu-ibu tadi datang kembali. Dengan membawa satu kantongan plastik kresek yang besar. Masing-masing
at buat keluarga Bapak di rumah." Si ibu pemberi gorengan mewakili ibu yang lain. Aku menangis s
ikan kalian. Semoga Allah membalas semuanya dengan dua kali l
ntaku untuk segera pulang. Karena Rafa
pulang ke rumah. Agar segera sampai dan memberikan makanan ini untuk Rafa. Walau tidak b
sepertiku. Mungkin, Pak Anton tidak akan bingung dengan hari esok dan lusa. Baginya hari ini atau yang akan mendatang tetap sama. Tidak perlu memikirkan makanan ada ata
rjarak lima rumah dari tempatku mengontrak. Akan tetapi, orang luar tahu kalau dia
g menjulang tinggi itu terbuka. Sebuah mobil hitam mewah Rolls Royce k
g, Danu? Saya duluan, ya. Sekalian aku minta tolong tutup pintu pagar. Satpam
takkan seluruh tubuhku. Teringat saat ibu dan Rafa melihat Pak Anton menurunkan banyak sembako. Dia akan membagikan ke panti asuhan yang letaknya tak jauh dari kampung ini.
diminta untuk datang ke rumahnya mengambil sedekah hari Jumat, namun Pak Anton menolak untu
gapa ada orang kaya yang tega mengabaikan tetangganya. Terlebih lagi, jarak ant
i rumah, aku melihat Rafa sudah bangun. Wajah imutnya terse
kanan," teriaknya b
memakannya dengan lahap. Wajah polos Rafa berkali-kali mengembangkan senyum. Merasa puas karena telah mendapat makanan.
an dia selalu menerima, dan memakannya. Akan tetapi, kead
menggigit gorengan dengan lahap. Dalam hitungan d
p serba kekurangan. Aku berjanji akan bekerja lebih giat lagi. Agar Rafa bisa m
ibu dua lembar. Ada juga minyak goreng dalam kemasan kecil. Juga tempe dan tahu dua
?" tanya Rafa menghent
ang terha
udah besar," celotehnya. "Kalau ayah
sahi pipi. Teringat dengan ibu yang selalu serba menerima keadaan kami. Serba kekuran
membuat hidupmu bahagia," ucapku l
h SWT. Jika suatu hari nanti aku diberi kesempatan untuk membalas kebaikan mereka, maka tidak ak
*
sam