at orang yang paling aku sayangi. Menyaksikan ibu yang kucintai harus menghembuskan napas terakhir di malam takbi
i sempat memberikan air hangat untuk Ibu berbuka puasa," ucap Wiji. Menundukkan wajah seolah me
ah dengan kontrakkan tidak terlalu jauh. Hanya bersebelahan. Jadi, k
bu begini mungkin tidak ...." Aku menggantung kalimat
, Mas. Mereka bilang kamu sudah pulang bersama Rafa
untuk menghubungi, tetapi pada saat itu kita sudah pulang semua. Bahkan, pr
ku, Bu. Aku tidak punya siapa-siapa
ap wajah keriput ibu yang sudah menua. Sen
ai tanda permintaan maaf. Namun, ta
bari menunjukkan baju gamis mewah yang dibelikan oleh N
am. Aku tidak menyangka kepergian ibu akan secepat ini. Masih kuingat kemarin dulu dia menggend
? Kok menangis?"
pergi? Apa dia t
dan menciumku seolah tidak ingin berpisah. Waktu itu, aku ingat saat ayah akan pergi meni
Danu
anu! Ayah akan pergi.
ayang sama Ayah. Danu janji
embesarkanku seorang diri. Dia membawaku kemanapun pergi. Tak pernah s
menangis begini, maka perjalanannya akan menjadi terhambat," ucap Pakde J
ih, P
aga nanti?" Rafa langsung memeluk tubuh
asih tetap bergeming. Wiji berusaha untuk menghib
stirahat dan tidur. Besok kita aka
akan sendirian
ya
n dimakan cacing tanah. Apa benar begitu?" tan
satu tahun, namun Rafa-anak yang pintar. Dia
bisa mengaji dan berhitung satu sampai seratus. Setiap hari Rafa ak
pernah duduk di bangku sekolah. Setelah selesai jam makan siang, p
telah mengantarkan dia menjadi pria yang tangguh. Dia dihukum sepuluh tahun penjara karena kasus pembunuhan. Dia hanya dijebak oleh
ian. Dan jasadnya akan membusuk kembali ke bumi. Kita berasal
ntar untuk mengetahui. Mana yang baik dan mana yang buruk. O
elimut dengan kain jarik yang sudah lusuh. Kemiskinan telah membuat hidup Rafa menjadi anak yan
n yang keras. Tahan hujan ataupun cuaca yang panas. Kulitnya yang p
ntikan bajunya. Aku pamit, Mas. Besok aku akan da
Kamu sudah banyak
eng kok bisa bantu Ibu. Dia
Ji. Semoga Allah membalas
mii
mentara, ayahnya masih terlihat berjaga-
dan juga dermawan. Meski dia hanya petani b
an kembali lagi ke sini untuk mengantar Em
ah mau mengantarkanku s
bantuan bilang saja. Nanti sa
sih,
lama kemudian, mobil sedan itu pergi meninggalkan
n aku masih duduk di samping jenazah ibu. Rasa kantuk tak jua
ar. Meski sejak tadi belum diisi. Hanya air putih untuk membasahi kerongkongan. Walau tiap har
*
sam