img Jovan, Birahi Anak Panti  /  Bab 5 Ngajak Perang | 41.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Ngajak Perang

Jumlah Kata:1688    |    Dirilis Pada: 04/06/2023

u pagi. Walau sebenarnya mataku masih sakit akibat kuran

sung ke kantin yang sudah buka lebih awal. "Kopi mix, Bu" u

a yang penganguran itu langsung mengatupkan kembali

gal beberapa teguk lagi, Witan datang menghampiriku. Tumben sekal

biasa memanggiku Ambon, sesaat setelah meme

cerah dan ganteng belom ada obat!" sangkalku sambil nyen

ebelet kentut aja gua tahu ekspresin

tur orang lain. Dari gerak alis lawan bicara aja, dia sudah bisa menyimpulkan ses

pindah ke kostan lu." Witan menyampaikan keluhann

r gua. Mau selamanya juga boleh, gampang bisa diatur." Tiba-tiba ses

bil nyengir kuda di belakang kami. Dia lah

ipisahkan lagi denganku. Walau kami beda jurusan, tapi kesolidan kami tak bisa dirag

Jogja itu sepertinya sangat tidak suka dengan R

entar sore, bener kan, Bon?" Raehan, mahasiswa asal Karawa

itan, lalu ikutan menyuap lontong

ada dua kamar kan di sana?" Witan kembali menyusul ucapannya denga

. Lu isi aja kamar gua dulu, kita bareng-bareng

arang, biar entar siang langsung ke kostan lu, Bon!

sudah tidak bisa ditoleran lagi Witan kadang kewalahan karena sua

lum percaya dan sama sekali tidak

isa ikut pindah ke kostan e

a, dah!" jawabku

kin kesal. Walau kelahiran Jogja, namun aksen bicaranya tid

tnya si Ambon, kepengen deket sama Bu

Witan dengan wajah yan

para janda-janda itu. Siapa tahu bisa membantu memberikan nafkah. Kalau gak bisa nafkah lahir, kan masih b

aha!" timpal Witan merasa dapat pembelaan dan kami

an semata-mata kisruh dengan bapak kostnya, namun pastinya didorong

h baya yang menjadi ibu kostku. Dan secara terbuka Witan pun selalu mengat

gnya, sekalian pamitan pada pemilik kostnya. Kemudian dia akan ke kostanku lebih dulu

ian untuk pulang bareng ke kostanku, Raehan rencananya akan ng

Tania?" tanya Raehan saat kami sudah

menin calon suaminya," jawabku santai,

dah dijodohin?" Raeh

Semua orang jug

rusannya sam

bukan siapa-siapanya Tania. Hanya sebatas teman.

i ngentot kan?" Rae

amat, Bro! Hahaha. Ma

Menurut pengakuannya, jangankan berbuat mesum, pacaran aja belum pernah. Padahal diban

ngambil perawannya Tania?"

ya nanti kalau sampai gak dapat perawan dari istrinya," jawabku menutupi kenya

akal ada yang percaya, kalau lu sama Tania be

terserah lu a

ercaya? Apalagi akhir-akhir ini kalian sering jalan berdua. Ya, alasan doan

nat saat di depanku dan Witan saja. Di mata mahasiswa lain, dia justru dikenal sebagai orang yang san

ntan, bener gak sih calon suaminya Tania itu cowo

a gua tahu, kenal aja kagak sama

k jantan super macho, sekelasnya Arfan Pratama, mirip bintang timnas U 22, masa merit sama

lu belum pernah pacaran sama cewek!" Entah mengapa kalimat itu tiba-tiba saja terlontar dari mulutku.

daku. Mungkin dia merasa akan terganggu dengan kehadiran Witan di kamarku.

ke sini?" Bu Ida langsung nyolot saat aku menda

mau dibongkar, makanya ikut nginep d

gimana?" Bu Ida ter

pura plos padahal sudah sangat j

di gak ada masalah," lanjutku menerangkan walau sa

Ida berseru kaget s

angnya juga sama besarnya dengan punya saya. E

aan sih?" Bu Ida wajahn

ham maksudnya. Witan sang

tag

erti bahkan air mukanya mendadak cerah kembali. Moment itu pun aku manfaatkan untuk berpamitan h

adi simpananya. Tidak mungkin aku terus-terusan melayani hasrtanya. Yang terjadi tadi

a Raehan. Yang jelas siang menjelang sore ini aku harus segera pulang kampung ka

aju di gang sempit, Mang Ali, salah seorang pe

ntikan motor, untung saja helm belum k

yang nunggu, mau ketemu dengan Mas Arfan. Katanya s

perasaan belum pernah janji

Pak Burhanudian sama Pak

dua nama itu. Pak Burhanudin seingatku nama Papanya Ta

pa ya, Mang?

hati-hati ya, kaya yang lagi marah gitu, Mas.

saya," ajakku, dan Mang Ali

n dan Hayikal? Mereka sedang

n dan Haykal

ahu tempat kostku?

i, hadapi sendiri ampa

go

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY