u pagi. Walau sebenarnya mataku masih sakit akibat kuran
sung ke kantin yang sudah buka lebih awal. "Kopi mix, Bu" u
a yang penganguran itu langsung mengatupkan kembali
gal beberapa teguk lagi, Witan datang menghampiriku. Tumben sekal
biasa memanggiku Ambon, sesaat setelah meme
cerah dan ganteng belom ada obat!" sangkalku sambil nyen
ebelet kentut aja gua tahu ekspresin
tur orang lain. Dari gerak alis lawan bicara aja, dia sudah bisa menyimpulkan ses
pindah ke kostan lu." Witan menyampaikan keluhann
r gua. Mau selamanya juga boleh, gampang bisa diatur." Tiba-tiba ses
bil nyengir kuda di belakang kami. Dia lah
ipisahkan lagi denganku. Walau kami beda jurusan, tapi kesolidan kami tak bisa dirag
Jogja itu sepertinya sangat tidak suka dengan R
entar sore, bener kan, Bon?" Raehan, mahasiswa asal Karawa
itan, lalu ikutan menyuap lontong
ada dua kamar kan di sana?" Witan kembali menyusul ucapannya denga
. Lu isi aja kamar gua dulu, kita bareng-bareng
arang, biar entar siang langsung ke kostan lu, Bon!
sudah tidak bisa ditoleran lagi Witan kadang kewalahan karena sua
lum percaya dan sama sekali tidak
isa ikut pindah ke kostan e
a, dah!" jawabku
kin kesal. Walau kelahiran Jogja, namun aksen bicaranya tid
tnya si Ambon, kepengen deket sama Bu
Witan dengan wajah yan
para janda-janda itu. Siapa tahu bisa membantu memberikan nafkah. Kalau gak bisa nafkah lahir, kan masih b
aha!" timpal Witan merasa dapat pembelaan dan kami
an semata-mata kisruh dengan bapak kostnya, namun pastinya didorong
h baya yang menjadi ibu kostku. Dan secara terbuka Witan pun selalu mengat
gnya, sekalian pamitan pada pemilik kostnya. Kemudian dia akan ke kostanku lebih dulu
ian untuk pulang bareng ke kostanku, Raehan rencananya akan ng
Tania?" tanya Raehan saat kami sudah
menin calon suaminya," jawabku santai,
dah dijodohin?" Raeh
Semua orang jug
rusannya sam
bukan siapa-siapanya Tania. Hanya sebatas teman.
i ngentot kan?" Rae
amat, Bro! Hahaha. Ma
Menurut pengakuannya, jangankan berbuat mesum, pacaran aja belum pernah. Padahal diban
ngambil perawannya Tania?"
ya nanti kalau sampai gak dapat perawan dari istrinya," jawabku menutupi kenya
akal ada yang percaya, kalau lu sama Tania be
terserah lu a
ercaya? Apalagi akhir-akhir ini kalian sering jalan berdua. Ya, alasan doan
nat saat di depanku dan Witan saja. Di mata mahasiswa lain, dia justru dikenal sebagai orang yang san
ntan, bener gak sih calon suaminya Tania itu cowo
a gua tahu, kenal aja kagak sama
k jantan super macho, sekelasnya Arfan Pratama, mirip bintang timnas U 22, masa merit sama
lu belum pernah pacaran sama cewek!" Entah mengapa kalimat itu tiba-tiba saja terlontar dari mulutku.
daku. Mungkin dia merasa akan terganggu dengan kehadiran Witan di kamarku.
ke sini?" Bu Ida langsung nyolot saat aku menda
mau dibongkar, makanya ikut nginep d
gimana?" Bu Ida ter
pura plos padahal sudah sangat j
di gak ada masalah," lanjutku menerangkan walau sa
Ida berseru kaget s
angnya juga sama besarnya dengan punya saya. E
aan sih?" Bu Ida wajahn
ham maksudnya. Witan sang
tag
erti bahkan air mukanya mendadak cerah kembali. Moment itu pun aku manfaatkan untuk berpamitan h
adi simpananya. Tidak mungkin aku terus-terusan melayani hasrtanya. Yang terjadi tadi
a Raehan. Yang jelas siang menjelang sore ini aku harus segera pulang kampung ka
aju di gang sempit, Mang Ali, salah seorang pe
ntikan motor, untung saja helm belum k
yang nunggu, mau ketemu dengan Mas Arfan. Katanya s
perasaan belum pernah janji
Pak Burhanudian sama Pak
dua nama itu. Pak Burhanudin seingatku nama Papanya Ta
pa ya, Mang?
hati-hati ya, kaya yang lagi marah gitu, Mas.
saya," ajakku, dan Mang Ali
n dan Hayikal? Mereka sedang
n dan Haykal
ahu tempat kostku?
i, hadapi sendiri ampa
go
*