at ingin segera menuntaskan hasratku secara mandiri d
r jalan. Hari ini aku tidak membawa motor ke kampus, kar
n Mamanya, aku memilih menyerah dan turun di lampu merah sebelum masuk ke kom
u yang membuat hubungan persahabatan kami retak. Intinya aku belum siap dihina oleh keluarga Tania. Menuru
setengahnya lagi tripleks, milik seorang janda bernama Ibu Ida. Kamark
biarkan tanpa atap. Bu Ida memelihara tanaman dan bunga-bungaan. Di sana juga
seorang teman mahasiswa, tapi sudah skripsi jadi jarang ada di rumah. Bu Ida mempunyai anak t
i walau tidak sampai crot. Setelah itu tiduran sambil kembali memikirkan Tania. Entah harus
suka sesama jenis. Tak bisa dibayangkan bagaimana nasibnya nanti. Pastinya dia akan sanga
ar lewat pintu yang terbuka aku melihat ibu kost berjalan sambil membawa h
, sore amat, Fan
nyak tugas di kampus
alasnya sambil tersenyum dan mener
es membayangkan Bu Ida telanjang, sama sepeti Tania tadi di mobil. Akibat hasrtaku yang belum sempat dituntaskan, s
papan antara kamarku dengan kamar mandi. Ternyata ada sedikit lubang tipis
taku pada lubang tipis itu. Tampak tubuh montok Bu Ida yang sudah telanjang. Kedua payudara besarnya
uni vaginanya. Mataku sedikit terbelalak saat menyadari jika kari telunjuk Bu Ida sedang dimasukan atau dicolok-colokan pad
bra dan celana dalamnya. Vaginanya dengan jelas dapat kulihat yang sontak membuat g
kinan Bu Ida mengetahuinya. Semakin lama nafsuku semakin tak terkendali, kepalaku sudah tidak bisa berpikir j
itu menutupi tubuhnya. Sedangkan pakaiannya dimasukan ke dalam ember yang ada di dalam kama
buka pintu kamarku, lalu tanpa basa-basi langsung memeluk tubuh Bu Ida bela
Namun tak kupedlikan lagi. Mataku sudah gelap dili
an! jangan Arfaaaan! ah...," Bu Ida mencoba menghindar dan bero
il kuciumi tengkuk dan leher belakangnya. Bu Ida mencoba terus berontak agar bisa
bu kostmu yang sudah tua, Arfan. L
su sama Ibu. Udah deh mendingan ibu nikmatin aja daripada pake tang
ti kalau ada orang yang t
gak bakalan ada yang tahu. kalau ribut atau teriak, bisa-bisa s
ntak, dan aku semakin leluasa menjelajahi semua bagian tubuhnya.
ntensifkan gerakanku pada bagian-bagian tubuhnya yang dapat me
ah..." Bu Ida mulai mendesah-desah pela
a. Bu Ida ternyata membalasnya. Dengan sangat ketat kami bergantian saling menghisap bibir dan lidah. Lalu
terbelalak saat sudah mem
ung. Digenggamnya dan dengan jempolnya kepala rudalku dielus-elusnya kemud
sambil sesekali jarinya terasa menelusuri belahan pantatku
uga ibu ketagihan," ba
-remas, kusedot-sedot dan kujilati sepuasnya sedangkan pada putingnya kupe
kadang menekan kepalaku ke payudaranya. "Aaaaah, naaakala
ku ke selangkangannya. Bu Ida tahu apa yang akan kulakukan. Dia segera merenggangkannya
ikmaaaat..oooh sssst..." Bu Ida melenguh saat lidahku mengulas-ulas bibir vagina dan clitorisnnya,
n, iyaa begituuuuh uuuh.." lenguh B
i bergelut di ruang terbuka halaman belakang rumahnya. "Bu, sebentar ya,
udah gak tahan nih," jawab Bu Ida nakal. Aku hanya
nikmatan seks hingga tak mau kehilangan waktu meski sekejap. Setelah mengunci pintu aku kembali,
nci gak, Bu?" tanyaku k
embukanya," jawab Bu Ida sambil
h ke kamar aja!
n, pasti Ibu belum pernah kan nge
a aja," elak Bu Ida s
kok gede bang
n biar I
h, d
Ida kupangku di atas pahaku, dia semakin aktif menciumiku, pentilku pun dihisa
ulur mengulas-ulas kepala rudalku beberapa saat, kemudian dimasukannya ke dal
u, jago banget sih nyepong
ng, sesekali kuremas rambutnya dan kutekan kepalanya agar semakin d
," pintanya sambil membaringkan tubuhnya di atas tikar dengan k
berpakaian sangat tertutup dan aktif dalam beberapa penga
kangkangi tubuhnya dari atas. Bu Ida meraih r
lahan rudalku hingga masuk seluruhnya dalam vaginaya, lal
ntooot, aaah, dasaaar uuuh..." Mulut Bu Ida makin kotor dengan kat
ak indah kuremas-remas penuh nafsu, sambil terus bergerak kami berpelukan erat, m
ke dalam vagina. Bu Ida menggoyang-goyangkan pantatnya, terasa seperti memilin-mil
bangi dengan gerakan pantat Bu Ida yang kadang bergoyang ke kiri dan ke kanan kadang ke
an spermaku segera keluar. "Bu
uaaaa aaaar, Faaaaaaan..,
ngan kuatnya, mulut kami
aaaaah..." Aku melenguh panjang saat
entotaaaanmu aaaah...!" b
aring di atas tikar di bawah pohon rambutan yang rindang, dan dengan tubuh
ika dirinya sudah beberapa kali mengintipku mandi, bahkan sedang onani. Dan sudah
kamar mandi. Saling menyabuni dan saling gosok sambil sal
sudah sangat berpengalaman dan ini benar-benar pengalaman pe
dia tinggal sendirian. Sementara aku pun sudah biasa keluar masuk rumahn
a dariku. Sementara aku yang sudah lama vakum dari dunia lendir kembali bisa menuntaskan hasrat den
umah ibu aja, kalau pakaian kotor, simpen aja di kamar biar nanti ibu yang u
*