ntuk lagu-lagu sederhana. Bukan hanya Tania, beberapa temannya pun ad
kap Tania agak berlebihan, yang tak jarang membuatku jadi serba salah. Bukan tak menyukainya, namun tak ingin dia gagal m
a mobilnya yang kukendarai akan keluar dari pelat
ing mulu? Baru dapat kiriman dari '
a, pengen aja belanja, Fan. Kali aja lu juga mau belanja bua
traktir lagi nih?" Aku nyengir kuda
okus pada layar ponselnya. Sepertinya dia sedang meminta izin pada cal
cok dan selalu marah jika aku bertanya tentang sosok itu. Bahkan fotonya pun tak pernah dia t
erapa kali mengantarnya belanja, hanya memang baru kali ini tanpa direcokin pasukan geng rempongnya. Bias
di parkiran, tapi Tania memaksaku untuk menemaninya. Walau agak canggung, aku pun menuruti p
santainya, Tania mengapit sebelah lengank
ung. Tetapi Tania terkesan sangat santai. Aku pun berusaha menguasai diri d
e
embali ters
n sedikit menarik tanganku. Namun sepertinya Tania sengaja melakukan itu. Sambil terus melangkah melihat-lihat b
antungku dan terutama rudal dalam celanaku. Mana gak pake celana dalam lagi. Untung saja baju k
aku megap-megap menahan napas. "Duh, biasa aja kali, gak usah te
bukan calon suaminya. Namun aku pun tak kuasa untuk mengucapkannya. Entah mengapa, justru aku
ama-lama dalam keramaian. Namun kali ini suasananya terasa sangat berbeda. Aku benar-benar m
mel-ngomel kaya emak-emak. Sepertinya dia harus banyak belajar jadi cowok
ung antara senang, bangga dan horny. Pikira
untuk bisa lebih jelas memperhatikan setiap lekuk tubuhnya yang sangat seksi. Dalam balutan celana
sergah Tania sambil
ganggu kamu? Serahkan kepadaku!" jawabku gel
as! Takut ada yang ngintip!" ucapnya s
and jangan coba-coba dibuka.
Nyon
t ada yang ngintip, oke!" ucapnya sambil masuk ke kamar p
an setengah telanjang saat mencoba pakainnya. Pantatnya yang besar se
ku jadi selalu berpikiran kotor padanya. Ada apa dengank
Tania dari da
ngokkan kepala ke dalam kamar p
e
ika terasa berh
sedang setengah telanjang, hanya bra dan celana
, dia belum memakai kembali pakaiannya. Keindahan yang sangat
nah lihat cewek telanjang aja, hehehe!" god
lasku gelagapan sambil kembali mena
alesnya, ganti sama ukuran yang lebih besar satu level, kayaknya yang ini kek
alam celanaku semakin berontak dan menggila. Rudalku sudah tidak bisa lagi diajak kompromi, hingga
njang hitamnya, namun bagian atasnya tetap terbuka dengan bebas. Bah
i pakaian yang kusodorkan untuk dicobanya. "Fan, menurut lu, g
.. sek..seksi banget,
, kok malah bilang seksi sih. Seksi apaa
atan makin cantik and super seksi, bagus banget,
menikmati kemewahan buah dadanya dalam bal
, disamping beberapa stel pakain lainnya. Dia juga menawariku untuk memilih pakaian yang
k Tania meledekku saat memasukan sekot
ktir, hehehe," balask
deh!" ucap Tania sambil mencub
a panas. Rupanya dia sering memperhatikan kebiasaan burukku yang
man, terutama kalau lagi di rumah. Berasa kurang bebas aja, hihihih!"
leman gak, Fan?" god
ta. Sejak kapan calon bin
a yang sontak membua
e liatin! Lu ngapain sih, jadi an
, singkang-singkang gimana gitu. Ada apa coba?" Tania terus menggodaku dan matan
keliatan kok kalau...." Tania berbisik lirih sambil k
skalator menuju parkiran. Lagi dan lagi Tania semakin ketat merapatkan t
nia mengalihkan pegangannya pada pinggangku. Napas dan langkahku terasa semakin berat. Parkiran
yang suasana terasa remang-remang. Selain karena area parkiran yang agak gelap,
ar mati kutu atas sikap