Mang Ali yang langsung mengajak ke sebuah meja yang berada paling belakang. Warung nasi
panya Tania, tatapan tampak bengis. Pak Burhanudin berkumis tebal, sekilas mirip Adam Suseno, suaminya Idul Da
perti oppo-oppo Korea, kulit mulus kuning langsat, lebih cocok disebut cantik daripada ganteng walau tanpa makeup. Postur tubu
cap Mang Ali sambil menunj
ng kuduga Pak Burhanudin. Mas A
ambil menyodorkan tangan mengajaknya bersalaman. Namun Pak Burhanudin mengacuhkan
skin bisa bersiakp sopan begitu?" tanya Pak Burhnudin sanga
ya?" tanyaku lagi menegaskan,
erlu penting sama kamu. Kamu guru les gitarnya Tania kan?" Tatapan Pak B
engan mereka. Tak peduli lagi dengan etika. Sepert
" tanyaku masih sangat sopan, sambil berusaha
ujuk Haykal di sebelahnya. Aku menjawab dengan menggelengkan kepala p
l sama kita, Kal!" sergah Pak Burhnudin, tersenyum sin
alon suaminya Tania. Pengusaha muda sukses, pemilik dua hotel bintang lima ternama
mang manusia super sombong dan pastinya tidak akan segan-segan me
. Saya Arfan Prataman, gu
lah kita harus bicara enam mata,
ku dengan jantung yang m
saja tidak mungkin urusan kemarin aku dan Tania saat dalam mobil. Tak a
sangat siap menghadapi segala kemungkinannya. 'Arfan bukan lelaki pecundang ya
u jauh lebih mudah dibanding menghadapi mereka yang santun, kalem dan penyabar.
usah datang-datang lagi ke rumah, alasan apapun. Memangnya kamu gak malu lihat rumah s
n kebahisan kata-kata. Tak menduga, ternyata keturunan Firaun dan Dajjal memang benar-bena
rang mendekati atau menggang
am,
n Haykal ini. Dia jauh lebih pantas menjadi pendamping Tan
cing. Namun aku pun tidak mau terlihat ketakut pada tua bangka yang sepertinya terl
ama sekali tidak keberat
Y
na sesungguhnya tidak pernah saya meminta dia belajar tapi Mbak Tania sendiri yang memak
AK
Burhanudin men
pernah tertarik dengan dunia seni, apalagi main gitar. Kamu memang mau morotin anak saya kan?" maki Pak Burhanudin cukup ker
ua permintaan Bapak. Asal bapak sendiri yang melarang Mbak Tania menge
cintanya sama saya. Tapi saya tidak pernah menerimanya! Karena saya
AK
emukul meja, "Jaga mulut
rusaha menenangkan calon mertuanya. Haykal memegangi lengan
serangannya, bahkan jika harus berduel lawan dua sekalian pun. Sudah lebih dari
Pak Burhanudin gusar, "Pokoknya saya gak suka k
tonkan pada siapapun. Dia juga tidak perlu merasa sebagai manusia yang semua keingannya harus d
Saya tidak punya hak melarangnya. Saya tahu Mbak Tania sudah punya calon, tapi mengapa masih
AK
kalinya dia m
oba ngatur gua!" bentaknya mulai lepas kendal
di tempat umum!" Haykal
siaga untuk melerai, bahkan mungkin membelaku. Mereka rata-rata kenal
perlu dikasih hati, Bisa-bisa makin ngelu
bicara empat mata dengan Mas Arfan?
arnya. Dia tidak lebih hanya orang kampung, anak seorang janda miskin yang ajdi
UG
OT Lu, ANJING!" bentakku sambil menujuk wajah Pak Burhanudi
eriak sesorang dan tak lama kemdian orang-orang pun
ANJING!" Aku terus teriak-teriak memaki dan menantang Pak Bur
ar!" Mang Ali memeluk
lam hati sambil menahan geram dan bergej
aaf pada semua orang, atas kebodohankku yang tidak bisa mengendalikan amarah. Nyaris saja te
ehan Pak Burhanudin yang seolah membukakan aib anaknya sendiri. Seorang mahasiswa anak orang k
hun yang lalu. Ibuku seorang janda yang hanya mengandalkan hidupny
g dan keluargaku, hingga dia bi
u mendengar ibuku dihina dan direndahkan ma
Lu jual, gua beli. Gua pengen tahu, apa yang bi
akan tadi. Maafin juga Om Burhan yang udah ngehina keluargam
si Haykal ta
u pun bergegas pergi melanjutkan perjalanan menuju kampung halamanku dengan motor matic tu
*