m lagi angin menderu berhasil mengungkung Jakarta membuat kot
yang penuh dengan berbagai kendaraan. Jendela dan kaca depan mobil Kaira sekarang hampir di pen
rai, Kaira akan kembali mengebut, menyalip mobil-mobil lain yang berada di dekatnya dengan kecepatan
aan yang tengah menyerangnya. Kaira bahkan terlihat kusut, pakaiannya tak rapi. Wajahnya tak dirias sama sekali, beberapa tetes air mata keluar turun ke pipinya dan mengaburkan jarak pandangnya. Kaira me
enghentikan mobilnya tepat di depan lobby hotel. Seorang petugas valet membuka pintu mobi
h suka berbohong dengan memesan kamar lain. Kaira berjalan memasuki lift. Di sana dia melihat dirinya dengan lebih jelas. Wajah pucat, mata menghitam
hampir jatuh, heels miliknya sudah terlepas entah kemana. Beberapa orang tamu melewatinya dengan pandangan penuh ta
ya dengan tertatih dia bangun lalu
tah untuk menggila, otak memintanya untuk berlaku sabar. Kaira berperang dengan
a akhirnya di menangkan oleh otaknya. Berlahan sambil melepas cincin di jarinya, bersa
tapi kedua orang yang ada di dalam kamar itu tak berpacu
i..
ng cincin pernikahan yang sudah terlepas dari jari manisnya. Jari manis
bagaimana caranya membuat lelaki untuk
s air mata Kaira. "Tapi, jika kamu mau aku
alau aku membiarkannya, apa aku bisa mengikhlask