Cerita Dewasa! 21+ Emma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik – baik saja hingga kejadian di Kalimantan saat mereka berada disana selama tiga bulan. Emma yang memiliki tunangan dan Devan yang memiliki istri dengan sengaja melakukan pernikahan disana agar apa yang mereka perbuat sah dihadapan banyak orang. Perjanjian mereka perbuat bahwa pernikahan mereka akan berakhir jika Emma menikah dengan tunangannya, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghalalkan perbuatan mereka secara perlahan mengubah semuanya dimana Emma secara diam – diam mencintai Devan dan begitu pula sebaliknya. Akankah Devan terbuka pada istrinya? Atau Emma yang akan menerima Devan apa adanya dengan menjadi istri kedua?
Emma menatap penampilannya depan cermin yang sangat sempurna dimana hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris utama untuk bos kedua, hidup tanpa orang tua sudah dijalaninya beberapa tahun semenjak mereka meninggal dan disamping itu Emma tidak memiliki saudara sama sekali. Diusianya yang tiga puluh ini cukup membuat Emma memiliki banyak pengalaman bekerja yang dari awal sudah bekerja di H&D Group yang sangat terkenal tersebut, semua meremehkan kemampuan Emma bahkan ketika sudah bekerja ditempat tersebut.
"Cantik."
Emma menatap Richard yang berdiri di depan kamar mandi bertelanjang dada, "ada jadwal apa hari ini?."
"Paling di kantor aja, kenapa?" Emma menggelengkan kepala "Melihat kamu begini membuat aku ingin menarik ke ranjang."
Emma melotot mendengarnya "Jangan aneh – aneh, aku udah siap ini bekerja."
Emma berdiri langsung mencium bibir Richard sekilas sebelum meninggalkan apartemen untuk berangkat ketempat kantor terbarunya. Richard adalah tunangan Emma, dimana mereka telah menjalin hubungan selama hampir sepuluh tahun dan tidak ada tanda–tanda akan menikah. Keluarga Richard tidak menyukai Emma dan membutuhkan perjuangan besar agar mereka bisa bersama sampai sekarang, pada saat tunangan orang tua Richard semakin tidak suka tapi Emma tidak peduli karena memang bukan urusannya yang terpenting adalah dirinya dan Richard bukan orang lain.
Menatap bangunan yang ada dihadapannya dimana banyak rumor mengatakan bahwa perusahaan ini sangat memperhatikan karyawannya, keluarga Richard tidak percaya Emma bisa masuk kedalam perusahaan ini. Perusahaan yang sudah terkenal di seluruh Indonesia dengan nama berbeda dimana mereka bergerak di properti, tambang, pabrik makanan dan minuman, pabrik penghasil plastik, hotel, restoran dan banyak lagi. Emma bisa dikatakan beruntung masuk di perusahaan ini dan sangat penasaran bagaimana sosok dari pemilik ini sebenarnya, meskipun pernah melihat di berita tetap saja belum secara langsung berinteraksi dan pekerjaannya adalah wakil asisten dari sekretaris yang berarti dimana akan langsung berhubungan dengan orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan ini.
"Emma?" Emma mengangguk pelan pada wanita yang tampak tegas ini "Saya Lila, ikut saya keatas."
Emma mengikuti Lila dengan masuk kedalam lift sampai pada satu ruangan dimana tampak sepi yang sepertinya hanya orang – orang tertentu saja berada diruangan ini, dalam diam Emma masih mengikuti gerakan Lila yang melangkah menuju salah satu tempat dimana terdapat dua meja dan Lila menuju kesalah satu meja.
"Ini adalah meja kamu dimana posisi kamu setelah ini berada dibawah Pak Devan yang merupakan anak pertama" Emma mengangguk pelan "Beliau adalah petinggi kedua setelah Pak Wijaya, tapi karena Pak Wijaya sudah jarang datang jadinya Pak Devan yang mengurus semuanya disini bersama dengan saya."
"Lalu ibu disebelah?" tanya Emma.
Lila menggelengkan kepala "Saya berada dilantai atas ini membantu Pak Wijaya dan istrinya" Emma mengangguk pelan "Pak Devan ini asisten baru yang diminta semoga sesuai dengan harapan." Emma bingung saat Lila berkata seperti itu, secara otomatis membalikkan badannya.
Emma memandang pria yang akan menjadi atasannya ini dimana sangat berbeda jauh dengan Richard, berkenalan singkat sebelum akhirnya masuk kedalam ruangannya. Suara Lila membuat Emma tersadar atas apa yang baru saja dilakukannya dengan membayangi bentuk dari tubuh atasannya tersebut. Emma menghembuskan nafas pelan dan selanjutnya mendengarkan Lila menjelaskan mengenai pekerjaannya yang akan berhubungan dengan Devan, Emma mencatatnya dalam buku agar tidak terlalu lupa. Suara telepon membuat Emma mengangkatnya dimana Lila lupa untuk membawakan minuman di mejanya, Emma langsung menghubungi office boy agar membawakan minuman.
"Besok sepertinya Devan akan ke Kalimantan untuk melakukan kunjungan kurang lebih seminggu dan kamu harus ikut." Lila menjelaskan setelah Devan masuk ke ruangannya.
Emma membelalakkan matanya mendengar kata – kata Lila "Bagaimana bisa saya ikut sedangkan masih baru, mbak?."
Lila tersenyum, mengalihkan pandangan kearah lain "Masuk aja" saat melihat office boy datang "Devan bukan orang yang ribet karena dia hanya kunjungan sebentar sisanya menikmati waktu seperti liburan begitu." Lila kembali fokus pada Emma.
Emma mengernyitkan keningnya "Maksudnya liburan sama kerja?" Lila mengangguk pelan "Kalau begitu aku nggak perlu ikut, mbak."
"Harus ikut karena tiket sudah dibayar untuk dua orang."
Emma terdiam dan tidak bisa membantah kata-kata Lila, tidak lama Lila berpamitan pada Emma menuju ruangannya meninggalkan dirinya seorang diri, Emma menghembuskan nafas pelan karena hanya seorang diri berada di lantai ini. Lila mengatakan jika beberapa lantai hanya ditempati seorang diri termasuk mereka berdua, meski ada ruangan asisten bersama dilantai bawahnya dimana menurut Lila jarang digunakan dan berakhir dengan digunakan oleh putra putri keluarga ini jika datang dan melakukan rapat keluarga.
"Kamu dibayar untuk bekerja bukan melamun" Emma terkejut dengan suara Devan yang sudah berada dihadapannya "Kamu pulang kemasi barang–barang dan kita bertemu di bandara jam enam sore."
"Memang kita akan kemana?" Emma bertanya dengan perasaan bingung.
"Kalimantan karena sepertinya ada masalah serius, lakukan kata–kataku sekarang" Emma terdiam "Mana ponsel kamu?" Emma menatap bingung "Kamu harus menyimpan nomer aku supaya nanti mudah komunikasi." Emma memberikan ponselnya dan hanya diam atas apa yang dilakukan Devan "Ini nomerku, ingat jam enam sore sudah ada di bandara."
Emma menghembuskan nafas panjang saat melihat Devan berjalan menjauhi ruangan dan sepertinya akan turun kebawah, Emma menghubungi Lila untuk bertanya namun diminta untuk keatas agar lebih enak berbicara. Emma yang sudah diberi akses dengan mudah naik keatas dimana sepertinya tidak jauh berbeda dengan ruangan tempatnya berada.
"Maaf sepertinya ke Kalimantan hari ini karena ada sedikit masalah, tidak masalah kan?" Emma tersenyum lalu menggelengkan kepala "Nggak perlu bawa apa-apa karena cukup membawa diri dan pakaian saja, jadi lebih baik pulang dan nanti supir kantor akan jemput."
"Lalu aku harus ngapain disana, Mbak?" tanya Emma.
"Semua jadwal sudah ada di email kamu, kamu tinggal mengikuti jadwal yang ada. Pak Devan juga memegang jadwal itu." Lila menjelaskannya dengan rinci.
"Baiklah, aku pulang." Emma mengucapkan dengan senyum terpaksa.
Emma hanya mengangguk mengikuti permintaan Lila, perlahan dirinya keluar dari gedung yang merasa cukup aneh hanya bekerja beberapa jam saja dan sekarang harus kembali meski dirinya nanti harus kembali bekerja untuk berangkat ke Kalimantan dan dirinya harus segera memberi kabar pada Richard saat ini juga. Perjalanan ke tempat tinggal dirinya tidak membutuhkan waktu lama, memasuki kamarnya dimana sedikit terkejut Richard berada didalam menatap dirinya tajam.
"Pekerjaan ini, sayang" memberikan tatapan memohon "kalau bukan pekerjaan nggak mungkin juga aku mau." Emma berkata dengan ketakutan pada Richard.
Dalam perjalanan pulangnya Emma langsung memberi kabar pada Richard apa yang harus dilakukannya, termasuk dirinya yang harus berangkat ke Kalimantan.
"Awas sampai melakukan sama bos kamu" Emma mengangguk pelan "Layani aku saat ini." Richard berkata dengan nada dingin.
"Bukankah sudah dan kamu minta lagi?" tanya Emma dengan tatapan bingung.
"Tentu karena kamu sangat menggairahkan."
Richard membuka paksa pakaian Emma dengan memintanya menunduk dalam satu kali dorongan dimana juniornya masuk semua membuat Emma menjerit tertahan, selalu seperti ini sampai Richard merasakan puas telah membuat Emma terkapar bahkan tidak bisa jalan. Richard telah mencapai klimaks dengan segera dikeluarkan juniornya yang membuat Emma sedikit bernafas lega, ditepuknya pelan bokong Emma dimana dari dalam miliknya dapat terlihat cairan Richard keluar hingga di kaki. Richard menggendong Emma kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan pastinya setelah itu dirinya, Emma keluar dalam keadaan segar yang membuat Richard tersenyum. Meski Richard selalu memperlakukan hal baik tapi ketika melakukan hubungan intim, harga dirinya seakan diinjak oleh pria ini dengan perlakuan kasarnya.
"Aku mencintaimu."
Janda, tidak ada orang yang mau jadi janda. Setiap orang ingin pernikahannya berhasil, tapi keinginan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dona mengalami itu semua, menikah dengan pria yang suka melakukan kekerasan bahkan pada saat berhubungan intim. Fandi, pria yang sudah seharusnya menikah tapi kenyataan tidak semudah itu. Kepercayaan dengan wanita berkurang setelah wanita yang dicintainya lebih memilih menikahi kakaknya karena hamil. Fandi dan Dona yang mengalami masa lalu sulit bertemu secara tidak sengaja, kejadian demi kejadian membuat mereka dekat. Akankah mereka saling membuka hati satu sama lain?
Dihukum jadi pacar? Indira benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan hukuman aneh dari senior yang menurut informasi suka gonta ganti pasangan. Tidak tahu alasan jelas tentang hukuman, tidak berani menolak membuat Indira terjebak dengan hukuman ini bersama seniornya, Fajar. Memberikan hukuman aneh pada mahasiswi baru membuat Fajar menganggap sebagai obat traumanya. Menjalin hubungan dengan beberapa perempuan tidak membuat Fajar sembuh, tapi berbeda saat bersama dengan Indira. Tidak mengetahui masalah masing-masing membuat Fajar dan Indira menjalin hubungan sesuai dengan jalannya, selayaknya hubungan pada umumnya mampu membuat mereka dewasa. Apakah Fajar memang serius dengan perasaannya atau menganggap Indira sebagai obat traumanya? Akankah mereka berdua terbuka dengan semuanya?
Tania, merasa bahagia saat Yudi pacarnya dari sekolah menengah menikahinya. Berjuang bersama mendapatkan restu, menemani di saat tersulitnya dan ternyata menjebak dirinya. Yudi menjual Tania kepada Galih, bosnya. Tania harus menemani Galih bertemu dengan investor perusahaan dan pastinya melayani orang tersebut. Pertemuannya dengan Wijaya, tidak lain adalah investor perusahaannya membuat Tania mendapatkan cinta. Wijaya membantu Tania dalam menghadapi segala permasalahannya dengan Yudi, segala cara dilakukan agar proses mereka berjalan cepat. Mereka menikah setelah semuanya selesai, tanpa menunggu waktu lama Tania langsung hamil. Pernikahannya berjalan dengan lancar berbeda saat dulu bersama dengan Yudi. Apakah benar pernikahan mereka berjalan lancar? Tidak adakah masalah dalam kehidupan pernikahan mereka? Sejauh mana mereka menghadapi godaan dari sekitar di pernikahan mereka?
Dila, anak seorang pendiri salah satu pondok pesantren, Gus Wirto, ditaarufkan dengan salah satu santri. Namanya Fabian, mantan pecandu obat-obatan yang sengaja dikirim ke pesantren untuk menjadi pribadi lebih baik. Dila jadi ragu dengan perjodohan tersebut, terlebih lagi Dila sudah memiliki sosok lelaki idaman, yakni Prima, seorang hafiz Quran yang shaleh dan santun. Berbanding terbalik dengan Fabian. Dila ingin berkata jujur pada orang tuanya tapi tidak bisa dilakukan, keinginan kuat untuk keberhasilan proses taaruf ini membuat Dila tidak bisa berbuat banyak, segala cara sudah dilakukan agar batal dan selalu gagal. Saat Dila menyetujui semuanya rahasia Fabian terbuka satu per satu membuat dirinya terkejut. Lantas apa Dila akan tetap dengan keputusan menerima taaruf? Sejauh mana Fabian bisa berubah dari ketergantungan?
Fajar, pria yang memiliki perusahaan teknologi dihadapkan pada kenyataan jika dirinya memiliki kepribadian ganda. Mariska, kekasih Fajar tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, hanya satu orang yang mengetahuinya, Indira. Seringnya Fajar dan Indira bersama membuat mereka memiliki perasaan berbeda. Bukan hanya Fajar yang menyukai Indira, tapi 2 kepribadiannya yang lain juga menyukai Indira dibandingkan Mariska. Akankah Fajar sembuh dengan bantuan Indira? Bagaimana dengan percintaannya dengan Marissa? Siapa yang akan Fajar dan hatinya pilih?
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Awalnya pernikahan itu baik-baik saja. Semua menjadi hangat, luka akibat masa lalu Ainayya Hikari Salvina sedikit demi sedikit mulai sembuh. Tapi pernikahan hangat itu tiba-tiba diterpa gelombang. Menghancurkan sebuah kepercayaan dan membuatnya meninggalkan rumah yang sudah mengajarkan arti sebuah keluarga harmonis. Lalu mampukah Albara Demian Dominic sang pelaku kehancuran tersebut memperbaiki rumah tangga yang sudah membuatnya sembuh dari kejadian di masa lalu? Bisakah Albara mengobati luka yang dia berikan pada istrinya? Mari kita lihat bagaimana perjalanan Albara dalam mengejar cinta istrinya kembali.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Kelly, seorang bisu yang telah diabaikan oleh suaminya selama lima tahun sejak pernikahan mereka, juga menderita karena ibu mertuanya yang kejam. Setelah perceraian, dia mengetahui bahwa mantan suaminya langsung bertunangan dengan wanita yang benar-benar pria itu cintai. Sambil memegangi perutnya yang sedikit bulat, dia menyadari bahwa pria itu tidak pernah benar-benar peduli padanya Dengan penuh tekad, dia meninggalkan pria itu, memperlakukannya sebagai orang asing. Namun, setelah dia pergi, pria itu menyisir seluruh dunia untuk mencarinya. Ketika jalan mereka berpapasan sekali lagi, Kelly telah menemukan kebahagiaan baru. Untuk pertama kalinya, pria itu memohon dengan rendah hati, "Tolong jangan tinggalkan aku ...." Namun tanggapan Kelly tegas dan meremehkan, memotong ikatan apa pun yang tersisa. "Enyah!"
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!