Fajar, pria yang memiliki perusahaan teknologi dihadapkan pada kenyataan jika dirinya memiliki kepribadian ganda. Mariska, kekasih Fajar tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, hanya satu orang yang mengetahuinya, Indira. Seringnya Fajar dan Indira bersama membuat mereka memiliki perasaan berbeda. Bukan hanya Fajar yang menyukai Indira, tapi 2 kepribadiannya yang lain juga menyukai Indira dibandingkan Mariska. Akankah Fajar sembuh dengan bantuan Indira? Bagaimana dengan percintaannya dengan Marissa? Siapa yang akan Fajar dan hatinya pilih?
Semua mata memandang kearah pria yang berjalan dengan tegas, tatapan datar dan tanpa senyum. Mereka semua tahu siapa pria itu yang tidak lain adalah pengusaha muda yang sudah sukses dengan perusahaan rintisannya sejak remaja, siapa yang tidak tahu pria bernama Fajar Herdianto. Pria dengan sejuta pesona yang bisa membuat siapa saja ingin dekat dengannya, tidak hanya wanita tapi juga pria.
"Pagi, Pak." Fajar hanya diam mendengar sapaan dari Kunto yang tidak lain adalah asistennya, "Kegiatan pagi ini adalah...." Kunto mulai menyebutkan apa saja yang harus Fajar lakukan satu hari ini dan lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban atau reaksi apapun.
"Mariska apakah kesini?" tanya Fajar membuat Kunto mengangguk, "di mana sekarang?"
"Ruangan." Kunto memilih menjawab singkat.
Fajar melangkah kembali ke arah ruangannya dan membuka pintu langsung, mendapati kekasihnya duduk tenang di ruangannya dengan memainkan ponsel. Kunto memilih menutup pintu ruangan Fajar, pastinya ingin menghabiskan waktu dengan Mariska, tidak menyadari keberadaan Fajar membuatnya kesal dengan duduk disamping dan menarik kepala Mariska dengan menciumnya kasar.
"Kamu sudah datang?" tanya Mariska saat ciuman mereka terlepas.
Fajar mengangkat alisnya mendengar perkataan Mariska, "kalau bukan aku siapa yang menciummu? Apa ada lelaki lain?"
Mariska tersenyum kecil mendengarnya, "mana ada lelaki lain."
Fajar tersenyum mendengar kata-kata Mariska. "Kamu bawa apa?" saat matanya menatap kotak makan di meja. "Kamu tahu kalau aku tidak pernah sarapan."
"Siapa yang bilang ini buat kamu." Fajar mengangkat alisnya mendengar jawaban Mariska, "Ibu tadi yang buat dan suruh kasih ke kamu."
Fajar sekali lagi tersenyum. "Baiklah, kalau sudah tidak ada lagi aku mau kembali kerja dan kamu bisa pulang."
Fajar berdiri dari tempat duduknya yang diikuti Mariska, pelukan ringan diberikan Fajar pada Mariska sebelum akhirnya keluar dari ruangannya. Menatap kotak makan yang ada di tempatnya, sedikit kesal Fajar langsung menghubungi Kunto.
"Bawa kotak makan ini keluar dari ruangan." Fajar berkata tanpa menatap Kunto sama sekali.
Kunto tanpa menunggu perintah dua kali langsung membawa kotak makan itu keluar, Fajar tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kunto dengan memilih sibuk dengan layar dihadapannya. Pintu tertutup membuat Fajar bernafas lega, hal yang tidak disukai Fajar sama sekali yaitu kedatangan tunangannya Mariska.
Kegiatan yang dilakukan Fajar berjalan dengan cepat, bertemu dengan klien membicarakan kejasama sampai perjanjian yang harus disepakati kedua belah pihak. Semua memandang Fajar dengan tatapan memuja, semua itu tidak dihiraukan sama sekali. Fokus Fajar kali ini adalah mencapai kesepakatan dan segera pulang, badannya terlalu lelah dengan segala macam berkas yang harus diselesaikan.
"Apa sudah semua?" Fajar bertanya tanpa menatap Kunto.
"Sudah, Pak."
"Kerjakan sisanya," ucap Fajar tegas.
Melangkah keluar, tujuannya adalah rumah. Terlalu lelah dengan semua pertemuan yang diikutinya. Kehadiran Mariska bukan menjadi baik, tapi menjadi buruk untuknya. Langkah panjang dilakukannya, kaki yang panjang membuat langkahnya lebar.
Rumah, tempat bagi Fajar menenangkan dirinya. Tidak ada yang tahu mengenai dirinya, selain sahabatnya. Sahabatnya selalu mengerti jika sudah berada di rumah, tujuan selanjutnya adalah tempat dimana balapan liar berada.
Rifan, salah satu sahabat Fajar. Rifan selalu ada di rumah setiap Fajar datang. Jam kerjanya yang memang tidak terlalu lama seperti Fajar, meskipun berada di tempat yang sangat penting, bagian legal.
"Berangkat lagi?" tanya Rifan saat melihat Fajar telah berganti pakaian.
"Menurut lo!" Fajar menatap malas pada Rifan.
"Orang kantor kalau liat lo pastinya nggak akan percaya." Rifan menatap Fajar dari atas ke bawah.
Penampilan Fajar sangat berbeda, menggunakan jaket dan juga celana jeans. Tidak jauh berbeda dengan penampilan pria pada umumnya, tapi tidak dengan Fajar. Tidak peduli dengan perkataan Rifan, mulai menyiapkan penampilannya agar terlihat sempurna saat berada di area balapan.
"Lo, mau cari cewek disana?" tanya Rifan membuat Fajar menatapnya malas.
Fajar sendiri sebenarnya bosan dengan kehadiran Rifan di rumahnya setiap pulang kerja, kecuali jika harus lembur. Fajar mengambil helmnya, mengambil sepeda motornya dengan tujuan area balapan liar. Fajar menatap ke samping tampak Rifan sendiri sudah siap dengan motornya, pastinya adalah mengikuti kemana Fajar pergi. Mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan Rifan jauh di belakang. Fajar tidak peduli dengan keberadaan Rifan saat ini, pria itu tahu dimana dan tujuannya yang sebenarnya.
Kondisi sekitar sudah tampak ramai, banyak wanita dengan pakaian seksi dan pria-pria yang memiliki hobi sama dengan Fajar. Menghentikan kendaraannya di tempat biasanya, tidak lama Rifan datang dengan memberikan tatapan tajam.
"Wah....pemilik perusahaan besar sudah datang," ucap salah satu pria mendekati Fajar dan Rifan. "Bagaimana kalau kita taruhan?"
Fajar menyunggingkan bibirnya, menatap dengan penuh tantangan pada pria yang ada dihadapannya, "gue datang bukan buat onar!" Fajar menunjuk telunjuknya pada dada bidang pria itu. "Lo, tahu siapa gue jadi hati-hati kalau bicara."
"Bro, kita kesana." Rifan menarik Fajar agar tidak terpancing.
"Cemen."
Fajar membalikkan wajahnya menatap tajam, "apa lo bilang? Cemen? Siapa? Gue? Lo memang nggak tahu siapa gue?"
"Pria keparat dan bajingan kaya lo buat apa dikenal." Pria itu menatap tajam pada Fajar.
"APA MAU LO!"
Pria itu tersenyum meremehkan pada Fajar yang membuatnya semakin emosi. "Taruhan."
"Bro, nggak perlu didengarkan." Rifan menarik Fajar agar tidak terpancing.
"Apa yang lo punya sampai berani mengajak gue taruhan?" tanya Fajar dengan nada meremehkan.
"Apa yang lo, mau?" tanya pria dihadapan Fajar dengan tatapan sombong.
"Cewek itu." Fajar menunjuk cewek yang masih menggunakan pakaian kantor berada tidak jauh dari mereka.
Semua mata memandang cewek yang ditunjuk Fajar, sedangkan cewek tersebut menatap bingung dengan apa yang terjadi. Menatap pria yang ada dihadapan Fajar dengan tatapan tanda tanya, memberikan kode untuk petunjuk dan sayangnya pria di hadapan Fajar tidak peduli sama sekali. Fajar menatap itu dengan alis terangkat, hubungan apa diantara mereka berdua, tidak mungkin cewek itu hanya berdiri di belakang pria ini.
"Lo pasti dapatkan dia kalau menang taruhan ini. Tapi, apa yang gue dapat?" pria itu menatap Fajar tajam mengalihkan pandangan Fajar pada cewek itu.
"Apa yang lo mau?" tanya Fajar tidak kalah tajamnya.
"Motor lo." Pria itu menunjuk motor yang tidak jauh dari tempat Fajar berdiri.
Fajar menatap motor dan pria itu bergantian, pandangannya beralih pada cewek yang tadi menjadi bahan taruhan. Menimbang apakah yang dilakukannya memang sesuai dengan apa yang didapatnya nanti, berkali-kali menatap mereka bergantian sampai sebuah tangan menariknya membuat Fajar menatap tajam pada pelaku.
"Lo, serius taruhan sama dia?" tanya Rifan yang diangguki Fajar singkat "Lo tahu siapa cewek yang dijadikan taruhan?"
"Gue nggak peduli."
"Dia Indira salah satu anak buah gue, karyawan tercinta dari perusahaan lo."
Janda, tidak ada orang yang mau jadi janda. Setiap orang ingin pernikahannya berhasil, tapi keinginan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dona mengalami itu semua, menikah dengan pria yang suka melakukan kekerasan bahkan pada saat berhubungan intim. Fandi, pria yang sudah seharusnya menikah tapi kenyataan tidak semudah itu. Kepercayaan dengan wanita berkurang setelah wanita yang dicintainya lebih memilih menikahi kakaknya karena hamil. Fandi dan Dona yang mengalami masa lalu sulit bertemu secara tidak sengaja, kejadian demi kejadian membuat mereka dekat. Akankah mereka saling membuka hati satu sama lain?
Dihukum jadi pacar? Indira benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan hukuman aneh dari senior yang menurut informasi suka gonta ganti pasangan. Tidak tahu alasan jelas tentang hukuman, tidak berani menolak membuat Indira terjebak dengan hukuman ini bersama seniornya, Fajar. Memberikan hukuman aneh pada mahasiswi baru membuat Fajar menganggap sebagai obat traumanya. Menjalin hubungan dengan beberapa perempuan tidak membuat Fajar sembuh, tapi berbeda saat bersama dengan Indira. Tidak mengetahui masalah masing-masing membuat Fajar dan Indira menjalin hubungan sesuai dengan jalannya, selayaknya hubungan pada umumnya mampu membuat mereka dewasa. Apakah Fajar memang serius dengan perasaannya atau menganggap Indira sebagai obat traumanya? Akankah mereka berdua terbuka dengan semuanya?
Tania, merasa bahagia saat Yudi pacarnya dari sekolah menengah menikahinya. Berjuang bersama mendapatkan restu, menemani di saat tersulitnya dan ternyata menjebak dirinya. Yudi menjual Tania kepada Galih, bosnya. Tania harus menemani Galih bertemu dengan investor perusahaan dan pastinya melayani orang tersebut. Pertemuannya dengan Wijaya, tidak lain adalah investor perusahaannya membuat Tania mendapatkan cinta. Wijaya membantu Tania dalam menghadapi segala permasalahannya dengan Yudi, segala cara dilakukan agar proses mereka berjalan cepat. Mereka menikah setelah semuanya selesai, tanpa menunggu waktu lama Tania langsung hamil. Pernikahannya berjalan dengan lancar berbeda saat dulu bersama dengan Yudi. Apakah benar pernikahan mereka berjalan lancar? Tidak adakah masalah dalam kehidupan pernikahan mereka? Sejauh mana mereka menghadapi godaan dari sekitar di pernikahan mereka?
Dila, anak seorang pendiri salah satu pondok pesantren, Gus Wirto, ditaarufkan dengan salah satu santri. Namanya Fabian, mantan pecandu obat-obatan yang sengaja dikirim ke pesantren untuk menjadi pribadi lebih baik. Dila jadi ragu dengan perjodohan tersebut, terlebih lagi Dila sudah memiliki sosok lelaki idaman, yakni Prima, seorang hafiz Quran yang shaleh dan santun. Berbanding terbalik dengan Fabian. Dila ingin berkata jujur pada orang tuanya tapi tidak bisa dilakukan, keinginan kuat untuk keberhasilan proses taaruf ini membuat Dila tidak bisa berbuat banyak, segala cara sudah dilakukan agar batal dan selalu gagal. Saat Dila menyetujui semuanya rahasia Fabian terbuka satu per satu membuat dirinya terkejut. Lantas apa Dila akan tetap dengan keputusan menerima taaruf? Sejauh mana Fabian bisa berubah dari ketergantungan?
Cerita Dewasa! 21+ Emma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik – baik saja hingga kejadian di Kalimantan saat mereka berada disana selama tiga bulan. Emma yang memiliki tunangan dan Devan yang memiliki istri dengan sengaja melakukan pernikahan disana agar apa yang mereka perbuat sah dihadapan banyak orang. Perjanjian mereka perbuat bahwa pernikahan mereka akan berakhir jika Emma menikah dengan tunangannya, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghalalkan perbuatan mereka secara perlahan mengubah semuanya dimana Emma secara diam – diam mencintai Devan dan begitu pula sebaliknya. Akankah Devan terbuka pada istrinya? Atau Emma yang akan menerima Devan apa adanya dengan menjadi istri kedua?
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
Ara Qubilah Iskander, gadis cantik berdarah Turki yang sejak dari kecil sangat mengagumi Chandra Syauqi Abimana, pria remaja yang tak lain adalah adik dari mamanya. Ara menganggap Chandra sebagai pangeran yang selalu menjadi pahlawan untuknya. Namun berbeda dengan Chandra, pria remaja itu menganggap Ara gadis yang selalu menyusahkannya, bahkan tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Hingga pada suatu malam, Chandra dan Ara terlibat dalam sebuah kesalah pahaman hingga membuat mereka berselisih, bahkan membuat Chandra membenci Ara. Akankah keduanya bisa akur kembali? Dan apakah Ara masih menganggap Chandra sebagai pahlawan untuknya? Seputar novel bisa follow IG @ropiah_201
Selama dua tahun, Ashton telah mencurahkan hatinya ke dalam pernikahannya, tetapi hati Emalee tetap dingin. Terlepas dari dedikasinya, Emalee memberinya surat cerai. Dia dengan blak-blakan menyatakan bahwa dia tidak bisa tetap menikah dengan seorang pria yang kekayaan bersihnya kurang dari dua miliar rupiah. Ashton menandatangani surat cerai, menutup satu bab hidupnya dan melangkah ke awal yang baru. Kemudian, Ashton mengungkapkan identitas rahasianya: maestro musik, ahli medis, dan master seni bela diri, masing-masing persona cukup mengesankan untuk mengejutkan dunia. Saat kemampuan sejati Ashton terungkap, Emalee diliputi penyesalan yang mendalam.
Terjebak hanya karena sebuah permainan Truth Or Dare rupanya membawa Thea menemukan kenikmatan dalam hubungan ranjang hangat yang panas dan basah. "Sorry, sir. Just a minute, and let me kiss your lips!" Satu ciuman itu berubah menjadi lumatan ganas yang panas. Alvaro rupanya tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia membawa Thea untuk masuk ke dalam lingkaran rantai emasnya, merantainya di dalam kenikmatan cinta dan juga hubungan BDSM. "Spare your legs! I wanna cum!" Seketika Thea masuk ke dalam dunia Alvaro yang bukan hanya sebatas pemuas napsu, melainkan istri pura-pura Al. Lantas bagaimana jika hubungan mereka yang hanya pura-pura menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar?