R
dilihatnya sampai di rumah. "Siapa w
g mana?" mencoba mengingat wanita yang dikatakan Fajar, "ah...
ajam, "gara-gar
gimana ceritanya dia bisa buat lo kalah taruhan? Ah...lo suka sam
, Fajar memicingkan matanya melihat reaksi Rif
tajam pada Rifan yang terdiam. "Lo bantuin gue atau gue yang akan
yerah dengan semuanya, "tapi gue minta
ndengar perkataan Rifan.
nya depan cermin dengan mengangkat bibirnya. Fajar membayangkan reaksi gadis itu besok saat berada dalam ruangannya, otaknya sudah merencanakan apa sa
natap sekitar dimana tampak baik-baik saja, tersenyum kecil terasa hidupnya sangat sempurna. M
nnya membuat beberapa karyawan bingung, perubahan sikap Fajar bukan hanya memb
menyapa dengan member
jawab sedikit ragu, "d
tatapan tidak suka, "kamu u
ar perintah Fajar. "Mengusir?" F
ak berani mengusirnya." Fajar me
mendekati Fajar, tangan Fajar langsung menghadap lurus menghentikan gerakan Mariska yang ingin memeluk atau menci
di sebaiknya kamu pergi." Faj
belum aku pergi, kenapa sekarang kamu men
us tunangannya ini. "Aku tidak punya waktu untu
a tunangannya yang ada di hadapannya kali ini, Fajar memilih membuka berkas di hadapan dan membiarkan Mariska tetap
intunya membuat Fajar bernafas
inginkan bertemu dengannya, memilih menutup
u dibahas, kamu sendiri tahu kalau
ak punya otak macam itu. Pintu terbuka membuat Fajar tersenyum lebar, bertemu dengan Rifan selalu membuat jantungnya berdetak kencang. Mengerutkan keningnya saat
bingung pada Rifan. "Semalam anda meminta untuk membawakan Ibu Indira." R
buat "Bajingan itu telah melakukan apa semalam?" berkata lirih untuk dirinya sebelum akhirnya men
mengalihkan pandangan pada Rifan dan Mariska bergantian, mereka berdua tampak bingung dengan perubahan sikap Faj
memberikan tatapan tajam. "Anda masih mau disini atau bersiap?" mengalihkan pandangan pada Indira
Indira berk
angan ke arah Rifan dan Mariska yang masih terkejut dan juga menilai kejadian tadi, tapi tidak dipedulikan sama sekali.
n aku." Fajar menatap datar pada Kunto yang hanya bisa mengangguk, "aku keluar dengan Indir
ap tidak percaya denga
sahaan untuk kerjasama? Aku mau melihat bagaimana dia bekerja." Fajar berk
memikirkan apa yang akan dirinya lakukan pada wanita satu itu. Fajar tidak menyadari apa yang diinginkan Fajar satunya, mendekati wanita yang sama sekali tidak
Fajar menatap sumber sua
ghilangkan rasa gugu
ra membuat Fajar tidak tahu melakukan apa. Semua mata memandang ke arah mereka d
gkahnya membuat Indira melakukan hal
elihat Fajar memegang kepalanya, "kepalan
g sering terjadi akhir-akhir ini, membuat sesuatu dalam diri Fajar tidak bisa dikendalikan lagi. Mereka k
Fajar duduk di sofa."
pekerjaan masing-masing. Tidak ada ya