"Menikahlah denganku. Aku berjanji tidak akan menjadi istri yang merepotkan. Bagaimana?" "Kau bercanda?" "Apa wajahku terlihat seperti seseorang yang sedang melucu?" "Iya." Sial, gerutu Hanifa dalam hati. Sepintas, terlihat jelas kilatan listrik kekesalan pada wajahnya. Hanifa, seorang gadis kaya yang sudah mencetak rekor gagal lolos dalam seleksi ujian masuk perguruan tinggi sebanyak 2 kali berturut-turut ini dengan lantangnya meminta tutor belajarnya untuk menikah dengannya. Akankah keinginannya terkabul meskipun dengan alasan yang sangat tidak bisa diterima oleh tutornya itu?
Mata bulat itu menatap lekat-lekat kertas putih berisi kumpulan soal latihan ujian masuk perguruan tinggi dengan dahi mengkerut. Pupil matanya bergerak lambat mengiringi gumaman otaknya saat membaca tiap kata dan angka-angka yang sudah familiar namun tak kunjung juga ia pahami. Seakan gerakan matanya tidak cukup untuk membuatnya fokus, kini telunjuk kanannya ikut bergerak menuntun fokus matanya agar mencerna baik-baik kalimat yang tertulis di sana.
"Apa masih belum menemukan titik permasalahannya?" , tanya pria di sebelahnya yang sejak tadi menatap gemas ingin mendaratkan sebuah jitakan kecil di atas dahi gadis di hadapannya.
Ia memangku dagu dengan tangan kirinya, mulai bosan menunggu sampai gadis ini menyelesaikan satu soal yang baru saja ia jelaskan untuk kedua kalinya lima menit yang lalu. Ini adalah pertama kalinya ia menghadapi murid yang langsung melupakan hal yang baru saja diajarkan, padahal sebelumnya mengaku sudah mengerti dan bisa mengerjakannya sendiri.
"Kau boleh bertanya." , katanya lagi sebab tak kunjung mendapatkan balasan dari pertanyaan sebelumnya, sementara waktu mengajarnya hanya tersisa 15 menit lagi.
Gadis itu mengangkat kepalanya dengan ragu memberanikan untuk menatap pria di hadapannya yang sudah terlihat geram menunggu, "Aku hanya akan menanyakan tentang variabel x kuadrat ini. Sungguh! Aku bukannya lupa bagaimana cara menyederhanakannya.. Hanya saja.."
"Hmm?"
Gadis itu mengulum bibirnya dan menatap pria di hadapan nya selama beberapa detik. Ia menurunkan bahunya dan menggeser selembar kertas itu mendekat ke hadapan pria yang merupakan tutor bimbingan belajarnya.
"Ini. Tadi sebelumnya bapak bilang jika ada variabel yang sama maka harus disederhanakan dengan sistem eliminasi. Lalu x kuadrat dengan x itu variabel yang sama atau berbeda? Itu saja."
Pria dengan kacamata persegi yang menutupi mata coklatnya itu sama sekali tidak menatap kertas soal yang disodorkan. Ia hanya memperhatikan garis wajah gadis di hadapannya dengan tatapan datar, berusaha menutupi keinginannya untuk membuka kepala isi kepala gadis itu dengan otak monyet peliharaan milik pamannya. Rasanya monyet yang biasa dipanggil Otan itu lebih pintar dibandingkan manusia di depannya ini.
"Menurutmu?"
"... sama?" , kata gadis itu ragu.
Tanpa diduga, pria itu mengangkat tangan kanannya yang masih memegang pensil dan mengetukkan pensil tersebut pada dahi gadis itu pelan, "Itu kau sudah tahu. Apa kau tahu apa masalah yang ada pada dirimu? Kau ragu. Kau selalu meragukan dirimu, Hanifa."
"Tidak selalu," , elak gadis yang biasa dipanggil Hanifa itu, "Aku hanya begitu dalam matematika saja." , katanya sambil menarik kembali kertas soalnya dan mulai mengerjakannya.
"Cih."
Suasana pun kembali tenang. Hanya terdengar suara halus dari pendingin ruangan yang ada di dalam kamar mewah itu. Meskipun barang-barang yang ada di sana bukan berlapis emas ataupun permata, dari bentuk dan warnanya saja sudah bisa terlihat bahwa itu semua bukan barang murahan dan mudah didapatkan. Namun interior kamar maupun rumah ini tidak menarik perhatian pria dengan kemeja abu-abu bergaris tipis lengan pendek itu, seakan-akan ia sudah terbiasa dengan semua hal ini.
Pria itu menarik kepalanya dan melirik jam tua yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktunya sudah hampir habis tetapi Hanifa masih juga belum kunjung selesai mengerjakan sepuluh soal dengan jenis soal yang sama. Hal itu membuatnya merebahkan punggung lelahnya di kursi kayu seraya menghela nafas berat.
"Kau sudah selesai?"
"Sebentar! Hanya tersisa 1 soal lagi!" , tukas Hanifa tidak mengalihkan pandangannya dan juga gerak tangannya yang berusaha menulis secepat yang ia bisa.
"Nah, sudah!" , katanya bersemangat dan langsung meletakan kertas di tangannya tepat ke hadapan tutornya yang dingin itu.
Seringai senyum penuh kemenangan terlukis jelas di wajah Hanifa, "Ingat, kau sudah berjanji akan membelikanku boba jika kali ini jawabanku benar semua."
"Tsk, kau ini orang kaya, nona, tetapi masih mau memeras orang kecil sepertiku." , balas sang tutor menggelengkan kepalanya.
"Kau juga orang kaya, pak." , kata Hanifa ganti ia yang memangku dagunya.
"Apa maksudmu?"
Hanifa menunujukkan sedikit senyumnya,"Terlihat jelas dari jam tangan yang bapak pakai. Itu jam limited edition buatan Belgia, kan? Ayahku juga punya 1 yang seperti itu."
Ujung bibir pria itu tertarik sedikit membentuk sebuah senyum kecil di wajahnya, "Oh begitu."
Pria di hadapannya, Saka, adalah tutor bimbingan belajar Hanifa sejak 6 bulan silam, tepatnya setelah seminggu Hanifa ikut tinggal bersama dengan ibunya. Tidak seperti penampilannya yang sederhana dan terlihat kikuk, tutornya itu adalah seorang dosen di salah satu universitas ternama yang tidak pernah diberitahukan olehnya meskipun sudah ratusan kali bertanya.
Terlambat untuk Hanifa bertanya pada ibunya, sebab di awal sebelum keduanya berjabat tangan tanda Saka sepakat untuk menjadi tutor Hanifa, Saka mengajukan persyaratan untuk tidak memberitahukan di universitas mana ia mengajar dan ibu Hanifa sepakat dengan syarat yang sama sekali tidak sulit itu.
Hanifa adalah remaja dewasa yang sudah 2 kali gagal dalam ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Meskipun ia tidak memiliki gen jenius dari keluarganya, tetapi yang dilakukan Hanifa adalah prestasi terburuk yang pernah tercatat dalam sejarah keluarga besarnya. Hal itu pun tak ayal menjadi buah bicara juga candaan saudara-saudaranya yang lain tiap kali ada pertemuan keluarga.
Beruntungnya Hanifa adalah anak yang keras kepala dan sulit untuk mendengarkan perkataan orang lain, sehingga semua cemoohan itu hanya masuk melalui telinga kanannya dan kembali keluar dari telinga kanannya, tidak keluar dari telinga kirinya yang berarti semua perkataan buruk itu sama sekali tidak singgah ataupun melintasi pikirannya.
Sifat keras kepalanya itu ia dapatkan dari ibunya yang merupakan wanita independen. Terbukti, di umurnya yang sudah menginjak kepala empat ini ibunya masih aktif mengurus perusahaan kosmetiknya tanpa bantuan suami karena sudah bercerai sejak Hanifa masih duduk di sekolah menengah pertama tahun akhir. Dari perceraian itu ayahnya mendapatkan hak asuh Hanifa sampai akhirnya 6 bulan yang lalu sang ibu mengambil alih kembali haknya dalam hal mengasuh Hanifa.
Tetapi ibunya mengambil Hanifa bukannya tanpa alasan, ia ingin Hanifa melanjutkan estafet nya dalam memimpin dan mengurus perusahaan miliknya. Itu sebabnya ia bersikukuh ingin Hanifa masuk jurusan akuntansi sebelum benar-benar berkecimpung dalam dunia bisnis yang sesungguhnya. Namun, visi dan realita yang terjadi sedikit bertentangan. Hal itulah yang membuatnya menyewa salah satu tutor termahal yang ada di kota untuk membimbing Hanifa dan menuntut untuk berhasil lolos ujian masuk tahun besok.
Di bulan-bulan awal fokus Hanifa tepat berada di jalur seperti yang ibunya inginkan, tetapi sejak tiga bulan ini perhatian Hanifa sudah terbagi. Performanya sedikit menurun meskipun pada akhirnya Hanifa tetap bisa menyelesaikan semua soal-soal latihan yang diberikan oleh Saka. Sama seperti yang terjadi hari ini. Materi tentang aljabar yang sudah pernah dipelajari dua bulan sebelumnya, masih belum berada di luar kepalanya.
"Kau tahu kita pernah membahas tentang ini dua bulan yang lalu, kan? Tetapi sepertinya kau sudah hampir lupa semuanya, hm?" , komentar Saka mengalihkan perhatiannya dari kertas setelah menorehkan nilai A dan juga tanda tangan serta tanggal hari ini, menatap Hanifa yang masih memangku dagu tepat di hadapannya.
"Sepertinya begitu." , balas Hanifa tidak berniat untuk mengelak.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini?" , tanya Saka menyatukan kedua tangannya membentuk segitiga di depan mulutnya.
Hanifa merubah posisinya mengikuti Saka, "Apa bapak mau membantu menyingkirkan beban pikiranku jika aku memberitahumu?"
"Tergantung. Jika aku bisa, maka aku akan membantumu."
Hanifa diam sejenak, "Sebenarnya hanya bapak saja yang bisa membantuku." , katanya setelah berdebat singkat dengan diri yang lain dalam pikirannya.
Tentu saja pernyataan itu membuat Saka bingung dan satu alisnya terangkat naik,"Bagaimana bisa begitu? Apa aku yang menjadi beban pikiranmu?"
Hanifa tersenyum geli melihat respon tutornya yang benar-benar kaku dan terlihat membosankan baginya itu, "Tidak. Tetapi benar hanya bapak yang bisa membantuku."
Mendengar kesungguhan murid yang paling menguji kesabarannya itu, Saka memutuskan untuk tinggal beberapa menit lagi untuk mendengarkan meskipun waktu mengajarnya telah usai.
Saka menarik punggungnya menjadi bersandar pada punggung kursi yang ia duduki, "Baiklah, katakan padaku."
Seakan-akan terhipnotis dengan gerakan Saka, Hanifa pun mengubah posisinya dengan menurunkan kedua tangannya, "Menikahlah denganku, Pak!"
“Bagaimana jika aku mencintaimu?” “Maka kau akan mati.” *** Khaidar Wijaya, seorang pemuda konglomerat yang mendapatkan kutukan bahwa setiap orang yang mencintainya dengan tulus akan mendapatkan kesialan hingga kematian dalam waktu dekat. Kutukan itu telah membuat kedua orangtua Khaidar meninggal dunia dan semua kerabatnya memilih untuk menjauh agar terhindar dari malapetaka itu, kecuali sang nenek yang berusaha keras untuk tidak mencintainya agar bisa dekat dengannya. Suatu hari, neneknya sedang sekarat dan memiliki permintaan terakhir untuk melihat kutukan yang ada pada diri Khaidar menghilang. Hal itu menuntunnya untuk bertemu dengan Viona, teman sekolahnya dulu, yang tidak pernah menyukainya. Khaidar membuat kesepakatan dengan Viona untuk menikah agar sang nenek tidak khawatir lagi. Apakah Viona berhasil mempertahankan perasaannya pada Khaidar tetap sama seperti dulu? Atau dia akan berakhir sama seperti orang-orang yang mencintai Khaidar?
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?