a hanya penasaran saja dan tidak be
menikah denganku." , kata Hanifa menegaskan da
rdebat dengan hati kecilnya. Keputusan apapun yang akan ia pilih, a
ena sudah mau berjanji dengan Vina untuknya menikah dengan orang lain sepeninggal Vina. Menyadari itu adalah pertama kali dan juga satu-satunya permintaan yang pernah
u adalah Hanifa. Melihat usia dan sosoknya, ada begitu banyak batu halangan untuknya meskipun ia menerima tawarannya. Namun, jika ia m
denganmu." , ujar Saka d
salah mendengar. Matanya menatap lurus pada p
ka lagi menekankan, "U
ung tertarik ke atas, senang. Pondasi awal untuk renc
k menikah denganku? Apa a
n alasannya, apa ka
nyandarkan punggungnya pada sanda
pada ibuku bahwa bapak datang untuk mengajariku agar bapak tetap mendapatkan baya
os. Setelah kau selesai, aku akan di sini lebi
nanya untuk membolos hari ini gagal. Kakinya menghentak seba
keluh Hanifa, "Apa bapak tahu kalau b
Benarkah? Tetapi rasanya kau
, kau b
*
n posisi wanita berada di atas pria yang terlihat lebih tua dibandingkan dirinya. Di kamar dengan luas 52 meter persegi itu men
ang wanita yang sudah berkeringat duduk di antara
udah masuk sepenuhnya di dalam milik wanita. Gerakan naik turun yang keduanya lakukan membuat milik mereka semakin menginginkan yang le
g lalu. Pelepasan itu akhirnya mereka dapatkan dan membuat keduanya terengah-engah. Sang wanita pun merebahkan dirinya di atas tubuh pria t
ta membaringkan kepalanya terjepit di antara lengan sang pria yang memejamkan matanya dengan tenang. Setelah ber
Tentang rencana pernikahan kita?" , t
ak makan malam 3 bulan yang lalu." , balas s
ak menel
kukannya tanpa bertatap muka." , kata sang pria, "Bukannya kau yang lebih s
u mengatakan bahwa aku akan menjadi ibu tirinya semen
ika kita makan malam bersama akhir pekan ini? Apa kau ada waktu? Ajak juga putrimu, sudah
nuh kembali ia langsung bangkit dan menatap wajah pria di sampingnya berseri-
" , kata sang pria tersenyum sambil m
ponsel pintar itu menyala dan menampilkan wallpaper yang menggunakan foto Saka tersenyum cerah d
*
gah mereka sudah rapi tanpa ada lembaran-lembaran kertas seperti sebelumnya. Wa
ya ingin menikah denganmu. Hanya saja aku perlu untuk menikah
a tiba-
pandangannya, sebagai tanda penola
ar, "Baiklah, aku akan menerima apapun alasa
h perhatiannya pada Hanifa didorong oleh rasa penasara
sendiri." , kata Hanifa
mantulkan kembali perlakukan yang ia dapatkan, "Ya s
pa
alan selamanya." , kata Saka berhenti sebentar untuk
Ia hanya diam menatap Saka sel
menginginkannya. Aku membutuhkannya dan jika kutebak begitu juga halnya denganmu, bukan? Kau tidak menginginkan untu
kita memiliki dasar yang sama." , kome