WARNING!!!! AREA DEWASA (21+) BOCIL DILARANG MENDEKAT "Sena ... nikah, yuk." Dahi Sena mengernyit kala mendengar ajakan nikah dari tetangga rumahnya. Dia yang masih berusia dua puluh diajak nikah oleh lelaki yang hampir kepala empat? "No way!" balas Sena sembari membalik tubuhnya dan mengibaskan rambutnya di hadapan lelaki itu. Dia segera masuk ke dalam rumah miliknya dan menutup pintu dengan sangat keras. Lelaki itu pun hanya terkikik saat melihat kekesalan Sena. Sangat menyenangkan ternyata membuat gadis itu kesal. "Sena ... Sena ... kamu kok ngegemesin banget, sih." Setelahnya om-om itu segera masuk ke dalam rumahnya yang bersebelahan dengan milik Sena. "Dasar duda mesum. Masak ngajak nikah anak kuliah, sih? Nggak sadar umur apa, ya? Bener-bener kelakuan masih kayak ABG puber aja," gerutu Sena saat memasuki rumahnya. Namanya Sena Aurellia Subrata, umurnya masih dua puluh tahun dan dia juga masih kuliah semester empat di salah satu universitas negeri di Jakarta. Dia tinggal sendiri di rumah itu, rumah milik bibinya yang nganggur karena sang bibi dan keluarga memilih tinggal di luar negeri, mengikuti sang suami yang ditugaskan ke Thailand. "Apa dia pikir, gadis perawan kayak gue gini, mau apa sama duda tua kayak dia? Jangan harap!" Sena mengambil buku yang ada di atas nakas, dia segera menggunakan buku itu sebagai pengganti kipas karena kebetulan kipas di rumah itu sedang rusak. Sena tinggal di sebuah perumahan kecil tipe 36 yang tiap rumah saling berdempetan. Dan sialnya, tetangga samping rumah itu adalah seorang duda mesum berusia 37 tahun. Meski wajahnya sangat menipu, karena dia terlihat sepuluh tahun lebih muda. Sena dan Tristan lebih mirip seperti kucing dan tikus jika bertemu. Bagaimana satu malam bisa merubah keduanya?
"Sena ... nikah, yuk." Dahi Sena mengernyit kala mendengar ajakan nikah dari tetangga rumahnya. Dia yang masih berusia dua puluh diajak nikah oleh lelaki yang hampir kepala empat?
"No way!" balas Sena sembari membalik tubuhnya dan mengibaskan rambutnya di hadapan lelaki itu. Dia segera masuk ke dalam rumah miliknya dan menutup pintu dengan sangat keras.
Lelaki itu pun hanya terkikik saat melihat kekesalan Sena. Sangat menyenangkan ternyata membuat gadis itu kesal. "Sena ... Sena ... kamu kok ngegemesin banget, sih." Setelahnya om-om itu segera masuk ke dalam rumahnya yang bersebelahan dengan milik Sena.
"Dasar duda mesum. Masak ngajak nikah anak kuliah, sih? Nggak sadar umur apa, ya? Bener-bener kelakuan masih kayak ABG puber aja," gerutu Sena saat memasuki rumahnya.
Namanya Sena Aurellia Subrata, umurnya masih dua puluh tahun dan dia juga masih kuliah semester empat di salah satu universitas negeri di Jakarta. Dia tinggal sendiri di rumah itu, rumah milik bibinya yang nganggur karena sang bibi dan keluarga memilih tinggal di luar negeri, mengikuti sang suami yang ditugaskan ke Thailand.
"Apa dia pikir, gadis perawan kayak gue gini, mau apa sama duda tua kayak dia? Jangan harap!" Sena mengambil buku yang ada di atas nakas, dia segera menggunakan buku itu sebagai pengganti kipas karena kebetulan kipas di rumah itu sedang rusak.
Sena tinggal di sebuah perumahan kecil tipe 36 yang tiap rumah saling berdempetan. Dan sialnya, tetangga samping rumah itu adalah seorang duda mesum berusia 37 tahun. Meski wajahnya sangat menipu, karena dia terlihat sepuluh tahun lebih muda.
Sena sudah tinggal di sana sejak dua tahun yang lalu. Sena hanyalah seorang gadis desa yang mendapat beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas negeri di Jakarta. Dia anak terakhir dari tiga bersaudara. Dua kakaknya laki-laki yang sangat posesif padanya, karena dia adalah adik satu-satunya.
"Kenapa, sih, gue mesti dapet tetangga kayak gitu?" keluhnya, "tadinya hidup gue udah adem ayem banget. Kenapa tiba-tiba, itu duda jadi tinggal di sebelah gue coba?" lanjutnya.
Duda itu memang tetangga baru Sena yang baru tinggal di tempat itu sebulan yang lalu. Tetapi, yang membuat Sena kesal adalah dia selalu mengajak Sena untuk menikah, sejak pertama bertemu. Gila bukan?
"Mana kalau hidupin musik keras banget." Sena sedari tadi mencoba bersabar dengan suara musik yang sungguh mengganggunya, hingga membuat telinganya hampir saja pecah. "Argh ...! Duda mesum berengsek ...!"
"Hatchi ...!" Tiba-tiba saja Tristan bersin saat berada di kamar mandi. Dia saat ini tengah mengguyur tubuhnya di bawah shower. Udara Jakarta yang panas sungguh membuatnya ingin mandi berkali-kali.
"Apa aku mau flu, ya?" gumamnya seorang diri. Dia berkali-kali bersin saat sedang mandi dan itu terasa sangat menjengkelkan. Buru-buru dia menyelesaikan mandinya dan keluar hanya menggunakan handuk yang dia lilitkan di pinggang.
Dia keluar dari kamar mandi, menuju ke dapur. Dia harus kembali beradaptasi dengan udara Jakarta yang panas. Rasanya haus menerpa tenggorokan. Tristan membuka kulkas dan meneguk air mineral yang memang dia sengaja letakkan di dalam sana.
"Tok ... tok ... tok ...!"
"Om ... Om .... Buka pintunya! Musiknya kecilin dikit, dong. Budeg kuping gue!" Sena berteriak dengan kencangnya sembari terus menggedor pintu. Dia begitu kesal dengan ulah tetangga yang seolah tidak memiliki tetangga itu. Apa dia pikir, di sebelahnya tidak tinggal manusia apa?
Hampir saja Tristan tersedak saat mendengar suara ketukan itu. Buru-buru dia meletakkan botolnya dan berjalan dengan santai menuju ke pintu. Dia tersenyum jahil saat tahu itu suara siapa.
Tristan membuka pintu, dilihatnya wajah gadis yang diganggunya tadi tengah melongo menatapnya. Tristan tersenyum jahil kala melihat ekspresi sang gadis.
"Hai, Sayang. Kamu udah kangen ya, sama aku?" Tristan mengedip menggoda ke arah Sena, membuat Sena tersadar dari lamunannya.
Sena meneguk ludahnya. Baru saja dia terpesona kala melihat tubuh atletis milik Tristan. Badannya terlihat liat dengan pahatan roti sobek yang begitu sempurna di bagian perutnya. Jika tidak buru-buru ingat, maka Sena akan mengira jika yang di hadapannya adalah jelmaan dewa Yunani.
"Heh! Ngomong apa sih, Om. Gue ke sini mau bilang kalau Om itu berisik tahu!" Sena sungguh kesal. Meski hatinya terus menolak, tetapi matanya sedari tadi tidak berhenti menatap ke arah lipatan roti sobek itu, hingga membuatnya harus menelan ludahnya berkali-kali.
"Hah? Apa? Kangen. Kamu beneran kangen sama, Om?" Tristan sedikit mendekatkan telinganya ke wajah Sena. Begitu menggemaskan melihat sang gadis marah.
Wajah Sena memerah. Duda mesum itu sungguh berniat untuk menggodanya. "Berisik, Om. Berisik! Bukan kangen. Mana bisa dari berisik kok jadi kangen?" Bibir Sena cemberut, membuat Tristan menjadi gemas.
Sena yang menyadari arah tatapan Tristan, menjadi sedikit beringsut mundur. Terlebih melihat tubuh Tristan yang hanya mengenakan handuk saja. Dengan cepat dia menutupi tubuh bagian depannya dengan kedua tangannya agar terbebas dari tatapan buas sang duda mesum.
"Matanya jangan jelalatan, Om!" hardik Sena. Sepertinya dia salah telah datang ke tempat ini. Andai dia punya uang, Sena lebih memilih untuk pindah saja dari tempat itu.
"Aku nggak jelalatan, kok. Aku hanya lihat satu arah saja." Mata Sena langsung mendelik tajam ke arah sang duda. Tristan terus cekikikan. Dia seolah kembali muda lagi. Menggoda Sena membuat wajahnya kembali berseri, seakan dia melupakan hal yang baru saja terjadi pada dirinya.
"Dasar Om Mesum!" Suara Sena melengking tajam hingga membuat Tristan terpaksa harus menutupi telinganya. Sena pun memutuskan berbalik, tidak mau lagi berurusan dengan lelaki itu. Tetapi, matanya menangkap hal yang lebih mengerikan ketimbang duda mesum yang ada di belakangnya. Gadis itu kembali membalik tubuhnya hingga menghadap Tristan.
Tristan merasa aneh karena Sena terus berjalan ke arahnya. Apa yang akan diperbuat oleh gadis itu padanya? Tanpa berbicara apa pun, Sena mendorong masuk Tristan dan menutup pintu rumah itu. Tentu saja hal itu membuat Tristan terpaksa meneguk ludahnya.
"Kamu mau ngapain aku?" tanya Tristan sembari menatap Sena yang terus mengintip ke arah Luar. Gadis itu terlihat ketakutan saat ini.
Yang ditanya hanya membalas Tristan dengan pelototan tajam. "Jangan geer! Gue nggak nafsu sama, Om!" Kembali Sena melihat ke arah luar, tentu saja Tristan pun ikut penasara dengan apa yang dilihat oleh Sena.
"Lihat apa, sih?" Sebelah tangan Tristan menempel di dinding sedang tubuhnya sedikit condong ke depan, seolah mengungkung tubuh Sena dengan tubuhnya. Gadis yang baru tersadar dengan apa yang dia lakukan itu pun hanya bisa menelan ludahnya. Ternyata wajahnya sedekat ini dengan dada bidang Tristan. Dan sialnya tubuh duda itu sungguh menggoda.
'Shit!' umpatnya dalam hati.
"Mas ... menikahlah lagi." Bagai di sambar petir, apa yang dikatakan Azzura malam itu terdengar seperti sebuah lelucon untuknya. Setelah percintaan panas keduanya, bahkan rasa lelah dan peluh yang bercampur belum hilang sepenuhnya. Azzura mengucapkan kalimat yang tak pernah Brian duga sebelumnya. Atau mungkin Brian sama sekali tidak pernah memikirkannya. "Apa maksud kamu, Zura?" Brian lelaki normal yang mungkin akan menjadi serakah akan cinta, tetapi tidak sekali pun dia memiliki pikiran seperti itu. Sebanyak apa pun hartanya, setampan apa pun dirinya, dia tak berniat melihat ke arah wanita lain. Untuk apa mendua, jika apa yang dia mau telah dia dapatkan dari Azzura. "Aku ingin Mas menikah lagi." Melihat wajah Azzura kali ini, dia sedang tidak bercanda. Brian sangat tahu jika saat ini istrinya itu tengah serius. Bahkan mungkin tak pernah seserius ini. "Iya. Tapi, untuk alasan apa, Zura?" Brian merasa geram. Bahkan lelaki itu sampai mengepalkan tangannya. Apalagi melihat Zura yang nampak begitu santai saat mengucapkannya. "Tidak ada alasan apa pun. Aku hanya ingin Mas menikah lagi." "Apa kamu sudah bosan padaku dan tak mencintaiku lagi, Zura?" Baru kali ini dia merasa tidak percaya diri di hadapan istrinya. Brian meringsut sedikit menjauhkan tubuhnya dari Azzura. Merasa suaminya sedikit menghindar, Zura mengeratkan pelukannya. Dia membenamkan wajahnya di dada Brian. "Mana mungkin aku bisa bosan padamu, Mas. Dan jangan kamu ragukan rasa cintaku padamu. Aku begitu mencintaimu, hingga rasanya aku tak mampu jauh darimu."
"Ijinkan aku menikah lagi, Ren?" Dengan berkaca-kaca, Dani memamdang Reni. "Apa kamu yakin sanggup, Mas? Membimbing satu istri saja kamu nggak bisa, apalagi dua?" Tidak! Reni tidak mau dimadu. Tanpa sadar Reni mengelus perutnya. Berharap anak dalam kandungannya tidak mendengar keinginan gila ayahnya. "InsyaAllah sanggup, Yank." Reni tersenyum kecut. Sholat aja tidak pernah sanggup dari mana? "Kamu gila, Mas!" Jengah dengan kegilaan Dani, Reni segera beranjak dari duduknya dan berlalu dari hadapan Dani. "Ren! Ren!" Dani segera menyusul Reni yang berjalan ke arah kamar. "Ren!" Dani menarik tangan Reni, namun segera ditepis oleh wanita itu. "Lepaskan, Mas!" Hatinya hancur, benar-benar hancur. Dia pikir suaminya telah kembali seperti dulu, namun ternyata dia salah. Malah sebuah permintaan gila yang dimintanya pada Reni. Tak menyerah, Dani terus mengekor Reni hingga ke kamar. Seketika Reni muak hanya dengan melihat wajah Dani. "Ren, dengarkan Mas dulu ...." Kali ini Dani telah berlutut di hadapan Reni. Wanita itu duduk di tepi ranjang dengan mata yang mulai sembab.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Mengandung adegan dewasa 21+ Raisa Anastasya mengalami kematian tragis, tertabrak truk, setelah melabrak tunangannya yang tengah berselingkuh. Bukannya mati dan kembali ke alam baka, Raisa malah masuk ke tubuh perempuan lain yang juga bernama Raisa, seolah semesta memberikan kesempatan kedua padanya. Sembari memanfaatkan paras cantik tubuh barunya, Raisa mulai menjalankan rencananya untuk balas dendam. Tapi tiba-tiba Zefan, direktur perusahaannya yang terkenal punya sifat sangat dingin, menarik Raisa ke salah satu kamar. Di bawah pengaruh alkohol, dia merenggut keperawanan Raisa karena mengira wanita itu adalah Raisanya yang lama. Setelah menghabiskan malam-malam menggairahkan bersama direktur, Raisa selalu terbayang saat mereka melakukan hubungan dan dibuat ketagihan oleh sang direktur, sehingga bimbang untuk melanjutkan balas dendamnya. Bisakah Raisa tetap fokus pada rencana utamanya di saat direktur terus menghantui melalui godaan sentuhan yang begitu menggairahkan? Dan apakah Raisa bisa menemukan benang takdirnya yang sebenarnya? Ngobrol sama author di Instagram dan TikTok @hi.shenaaa ya~
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
"Kamu butuh pengantin wanita, aku butuh pengantin pria. Bagaimana kalau kita menikah?" Karena sama-sama ditinggalkan pasangan masing-masing, Elis memutuskan untuk menikah dengan pria asing cacat dari tempat pesta pernikahan sebelah. Mengasihani keadaan pria yang cacat itu, dia bersumpah untuk memanjakannya begitu mereka menikah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria itu sebenarnya adalah pebisnis kaya raya yang berkuasa. Joshua mengira Elis hanya menikah dengannya demi uangnya, dan berencana menceraikannya ketika wanita itu tidak lagi berguna baginya. Namun setelah menjadi suaminya, dia dihadapkan pada dilema baru. "Wanita itu terus meminta cerai, tapi aku tidak ingin bercerai! Apa yang harus kulakukan?"
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya