Menikah dengan pria yang baru ditemuinya dalam hitungan hari tidak masuk dalam bayangan dan juga pikiran Naila. Permasalahan dengan pria dari masa lalunya telah selesai tapi tidak dengan dokter yang dijanjikan sebuah jawaban, dan Naila tidak akan bisa menjawab apapun pada dokter tersebut yang tidak lain adalah sahabat sepupunya. Irwan menikahi Naila karena pertemuan pertama saat melamar kerja di cafe milik ayah Naila, pertemuan kedua tanpa sengaja membuat Irwan yakin untuk menikahi Naila. Kemudahan di dapat dengan kehadiran saudaranya yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga Naila, saat itu juga Irwan memutuskan menikahi Naila dengan kesederhanaan ketika mereka liburan. Apa tujuan Irwan menikahi Naila? Cinta atau ada sesuatu hal lain? Bagaimana dengan masa lalu Naila?
Kepulangan ke tempat tanah kelahiran kedua orang tuanya membuat kehidupan Naila berubah penuh, tidak tahu harus bagaimana karena masih dalam tahap penyembuhan diri setelah apa yang terjadi dalam kehidupannya. Sebuah jawaban yang harus diberikan pada teman kerja sepupunya membuatnya tidak bisa melakukan karena peristiwa besar yang mengubah kehidupannya.
Sepulangnya Naila dari jalan – jalan ke Bromo dimana ternyata kedua orang tuanya beserta seluruh keluarga mempersiapkan pernikahan, Naila bahkan tidak menjawab apapun itu termasuk persetujuan mengenai pernikahan ini, meski begitu tetap melakukannya karena tidak ingin melihat sang mama sedih dan satu lagi Naila yakin jika pilihan kedua orang tuanya pasti yang terbaik. Permasalahan dengan atlet itu akan dianggapnya sebagai masa lalu dan telah selesai tapi tidak dengan sahabat sepupunya tersebut, Naila sendiri tidak tahu harus bersikap bagaimana jika bertemu dengan Evan.
"Sayang, kamu melamun aja lagi mikirin apa?"
Naila menatap pria yang memanggilnya tersebut dengan langsung mengubah ekspresi wajahnya, pria yang memanggilnya sayang saat ini sudah menjadi suaminya dalam beberapa jam yang lalu. Naila tidak tahu kenapa orang tuanya menyetujui pernikahan ini bahkan tidak memberikannya kesempatan untuk menolak, seakan mereka yang memiliki kehidupan dirinya meskipun Naila tidak mungkin membantah atau menolak.
Banyak pikiran yang melintas dalam isi kepalanya termasuk akankah pria yang menjadi suaminya ini akan menerima dia sepenuhnya termasuk masa lalu dirinya, Naila tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya pada pria dihadapannya saat ini, memilih melupakan semuanya dan menjalani kehidupan kedepan tanpa banyak pikiran mendalam karena biarkan semua terjadi begitu saja.
"Melamun lagi kamu," ucap Irwan dengan menggenggam tangan Naila "Aku tahu kamu pasti terkejut dengan apa yang terjadi tadi, tapi satu yang harus kamu tahu kalau aku memang serius sama kamu dan kamu bisa mengandalkan aku apapun itu."
Menghembuskan nafas panjang "aku merasa terlalu cepat dan tidak mengenal kamu dalam."
Irwan tersenyum mendengar kata – kata yang keluar dari bibir Naila "Kita punya banyak waktu untuk saling mengenal dan aku akan selalu ada buat kamu," ucap Irwan yang hanya diangguki Naila "udah sana mandi."
Naila mengikuti perkataan Irwan dengan membersihkan diri, seketika saat berada dalam kamar mandi tiba – tiba tubuhnya membeku karena takut mengenai reaksi Irwan yang dirinya sudah tidak suci lagi. Keadaan tidak enak harus Naila alami yang pastinya melayani pria tersebut diatas ranjang, tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dari Irwan saat mengetahui hal itu nantinya. Memilih tidak memikirkan hal itu dan menganggap jika nantinya harus siap menghadapi apapun reaksi dari Irwan yang menjadi suaminya saat ini.
"Kamu sudah mandi?" tanya Naila menatap Irwan yang memainkan ponselnya
"Aku sudah mandi tadi dikamar sebelah."
"Kenapa nggak disini?" tanya Naila penasaran.
Irwan tersenyum kecil "Tadi kebetulan aja bantuin mama di dapur terus ada kamar mandi disamping ya udah mandi."
Memilih menganggukkan kepala atas jawaban Irwan yang bagi Naila tidak masuk akal tapi tidak ingin mempermasalahkan hal itu, memilih untuk merapikan penampilannya dengan mata Irwan yang mengawasi setiap apa yang dilakukannya. Naila sendiri mencoba tidak peduli dengan tatapan Irwan saat ini, tidak ada getaran khusus saat merasakan tatapan Irwan pada dirinya.
"Kamu tidak penasaran aku siapa?" tanya Irwan memecah keheningan "Atau mungkin alasan aku menikahi kamu dengan mendadak seperti ini?"
Mengalihkan pandangan kearah Irwan membuat tatapan mereka bertemu "Apa kamu akan mengatakannya saat ini sedangkan kita memiliki waktu seumur hidup untuk bersama dan bisa menceritakan ini semua."
Irwan beranjak dari tempatnya dengan Naila mengikuti langkahnya, membuatnya berhenti terpaku pada tatapan Irwan, menarik dagu Naila dengan menundukkan wajahnya secara perlahan bibir mereka bersentuhan membuat Naila membeku. Memilih untuk menikmati ciuman mereka karena Irwan menggerakkan bibirnya secara perlahan, menutup matanya karena ciuman Irwan membuatnya masuk kedalam jebakan pria ini.
"Aku tegaskan sekali lagi jika pernikahan ini bukan pernikahan main – main dan aku memang mencintai kamu sudah lama," ucap Irwan melepaskan ciuman dengan membelai bibir Naila pelan dengan ibu jarinya "Aku siap menerima segala masa lalu kamu dan berarti kamu harus siap dengan semua masa lalu aku."
Naila menatap terkejut dan segala pikiran negatif mulai hadir kembali, Irwan yang menatap itu hanya tersenyum atas perubahan ekspresi wajah Naila.
"Setidaknya kasih petunjuk kenapa menginginkan menikahi aku sedangkan banyak wanita lain yang lebih cantik dari aku."
"Cinta hanya itu yang bisa aku katakan sama kamu."
"Berarti kita akan melakukan hubungan layaknya suami istri?" tanya Naila yang diangguki Irwan "Kamu tidak ada masalah dengan kesucian?" sedikit ragu tapi tetap diberikan pertanyaan itu pada Irwan karena rasa penasarannya.
Irwan hanya tersenyum dengan kembali mencium bibirnya lembut "Aku bukan pria sempurna dan suci, aku sendiri sudah tahu mengenai masa lalu kamu sebagian besar dan tidak mempermasalahkannya."
Naila kembali terdiam mendengar jawaban yang keluar dari bibir Irwan ditambah tatapan matanya yang sangat serius saat mengatakan hal tersebut, karena tidak sedikit pun membayangkan akan ada pria yang mau menerima keadaan dirinya. Naila sendiri belum menceritakan secara keseluruhan permasalahan dengan sang atlet, dimana Evan hanya mengetahui tentang hal – hal utama saja tapi tidak sampai dengan kejadian masa lalunya.
Mencium pucak kepala Naila secara perlahan karena tahu jika wanita dihadapannya saat ini banyak hal yang dipikirkan dan pernikahan mereka yang mendadak memang tidak mudah begitu saja dihadapi begitu ditambah mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
"Percaya satu hal kalau aku bisa menjaga kamu dan kita tidak akan melakukan hubungan intim jika kamu tidak siap," ucap Irwan membuat Naila membeku dengan memandang dalam pada pria yang sudah berstatus sebagai suaminya "Sudah yang penting sekarang adalah kita jalani kehidupan ini selayaknya suami istri dan nanti aku akan menceritakan semua latar belakangku, tapi sepertinya orang tua aku sudah menunggu dari tadi."
Naila membelalakkan matanya mendengar perkataan Irwan jika orang tuanya sudah menunggu dari tadi, dimana berarti berada didepan sedang menunggu mereka keluar dari dalam kamar dengan segera merapikan penampilannya membuat Irwan tersenyum kecil saat melihat perubahan sikap Naila saat ini.
"Kenapa melihat begitu apa aku jelek?"
Irwan menggelengkan kepala "Kamu lucu."
Membelalakkan mata mendengar perkataan Irwan yang semakin membuat pria tersebut tersenyum melihat ekspresi wajah Naila, memilih tidak peduli akan apa yang ada dalam pikiran pria tersebut membuat Naila kembali fokus karena tidak ingin orang tua Irwan menunggu terlalu lama diluar dan Naila ingin orang tua Irwan merasakan kebaikannya meskipun mungkin terlambat. Irwan sendiri memandang Naila dalam diam diatas ranjang dengan memainkan ponselnya, tatapannya berkali – kali pindah antara ponsel dan Naila dimana hal itu tidak diketahui sama sekali oleh Naila.
"Kamu bisa mendapatkan hak kamu kapan dan dimana pun kamu menginginkannya karena bagaimana pun pernikahan ini adalah pernikahan normal dan aku tidak mau membuat kamu tersiksa menahan diri sampai akhirnya mencari pelampiasan diluar."
Janda, tidak ada orang yang mau jadi janda. Setiap orang ingin pernikahannya berhasil, tapi keinginan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dona mengalami itu semua, menikah dengan pria yang suka melakukan kekerasan bahkan pada saat berhubungan intim. Fandi, pria yang sudah seharusnya menikah tapi kenyataan tidak semudah itu. Kepercayaan dengan wanita berkurang setelah wanita yang dicintainya lebih memilih menikahi kakaknya karena hamil. Fandi dan Dona yang mengalami masa lalu sulit bertemu secara tidak sengaja, kejadian demi kejadian membuat mereka dekat. Akankah mereka saling membuka hati satu sama lain?
Dihukum jadi pacar? Indira benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan hukuman aneh dari senior yang menurut informasi suka gonta ganti pasangan. Tidak tahu alasan jelas tentang hukuman, tidak berani menolak membuat Indira terjebak dengan hukuman ini bersama seniornya, Fajar. Memberikan hukuman aneh pada mahasiswi baru membuat Fajar menganggap sebagai obat traumanya. Menjalin hubungan dengan beberapa perempuan tidak membuat Fajar sembuh, tapi berbeda saat bersama dengan Indira. Tidak mengetahui masalah masing-masing membuat Fajar dan Indira menjalin hubungan sesuai dengan jalannya, selayaknya hubungan pada umumnya mampu membuat mereka dewasa. Apakah Fajar memang serius dengan perasaannya atau menganggap Indira sebagai obat traumanya? Akankah mereka berdua terbuka dengan semuanya?
Tania, merasa bahagia saat Yudi pacarnya dari sekolah menengah menikahinya. Berjuang bersama mendapatkan restu, menemani di saat tersulitnya dan ternyata menjebak dirinya. Yudi menjual Tania kepada Galih, bosnya. Tania harus menemani Galih bertemu dengan investor perusahaan dan pastinya melayani orang tersebut. Pertemuannya dengan Wijaya, tidak lain adalah investor perusahaannya membuat Tania mendapatkan cinta. Wijaya membantu Tania dalam menghadapi segala permasalahannya dengan Yudi, segala cara dilakukan agar proses mereka berjalan cepat. Mereka menikah setelah semuanya selesai, tanpa menunggu waktu lama Tania langsung hamil. Pernikahannya berjalan dengan lancar berbeda saat dulu bersama dengan Yudi. Apakah benar pernikahan mereka berjalan lancar? Tidak adakah masalah dalam kehidupan pernikahan mereka? Sejauh mana mereka menghadapi godaan dari sekitar di pernikahan mereka?
Dila, anak seorang pendiri salah satu pondok pesantren, Gus Wirto, ditaarufkan dengan salah satu santri. Namanya Fabian, mantan pecandu obat-obatan yang sengaja dikirim ke pesantren untuk menjadi pribadi lebih baik. Dila jadi ragu dengan perjodohan tersebut, terlebih lagi Dila sudah memiliki sosok lelaki idaman, yakni Prima, seorang hafiz Quran yang shaleh dan santun. Berbanding terbalik dengan Fabian. Dila ingin berkata jujur pada orang tuanya tapi tidak bisa dilakukan, keinginan kuat untuk keberhasilan proses taaruf ini membuat Dila tidak bisa berbuat banyak, segala cara sudah dilakukan agar batal dan selalu gagal. Saat Dila menyetujui semuanya rahasia Fabian terbuka satu per satu membuat dirinya terkejut. Lantas apa Dila akan tetap dengan keputusan menerima taaruf? Sejauh mana Fabian bisa berubah dari ketergantungan?
Cerita Dewasa! 21+ Emma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik – baik saja hingga kejadian di Kalimantan saat mereka berada disana selama tiga bulan. Emma yang memiliki tunangan dan Devan yang memiliki istri dengan sengaja melakukan pernikahan disana agar apa yang mereka perbuat sah dihadapan banyak orang. Perjanjian mereka perbuat bahwa pernikahan mereka akan berakhir jika Emma menikah dengan tunangannya, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghalalkan perbuatan mereka secara perlahan mengubah semuanya dimana Emma secara diam – diam mencintai Devan dan begitu pula sebaliknya. Akankah Devan terbuka pada istrinya? Atau Emma yang akan menerima Devan apa adanya dengan menjadi istri kedua?
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?