Selama ini aku tak pernah keberatan membantu Mas Arya memenuhi kebutuhan keluarga kami, bahkan menafkahi ibu dan adiknya karena gajinya yang tak lagi mencukupi untuk itu. Tapi saat ia berkhianat bahkan nekad memutuskan menikah lagi, maka aku tahu bahwa aku tak perlu lagi berbuat baik terhadapnya. Sekarang biarlah ia memenuhi kebutuhan keluarga kami dan ibunya dengan usahanya sendiri, hingga akhirnya sadar bahwa selama ini akulah orang di belakang layar yang telah menyelesaikan semuanya tanpa ia perlu tahu. Namun, aku bukan wanita bodoh yang akan selamanya mengorbankan diri dalam perkawinan yang tidak sehat bersamanya karena tentu saja masa depanku masih sangat panjang dan aku berhak meraih kebahagiaan yang lain.
"Mas, apa benar kamu diam-diam nikah lagi?" tanyaku dengan nada tajam pada Mas Arya, suamiku yang baru saja pulang kantor.
Meski lelaki itu masih terlihat lelah usai mengais rezeki di luar sana, tetapi rasa penasaran dan emosi yang bercampur jadi satu di dada ini tak bisa lagi disembunyikan. Menuntut sebuah penjelasan dengan segera.
"Tahu darimana? Jangan sembarangan kamu bicara! Sok tahu!" Mas Arya menatap tak suka lalu meneruskan gerakannya melepas seragam dinas yang dikenakan. Bersikap tidak peduli.
"Ini!"
Kutunjukkan bukti foto-foto pernikahan keduanya bersama seorang wanita yang kudapatkan setelah membayar seseorang untuk membuntuti dan mengawasi gerak-gerik suamiku itu di luaran, tepatnya setelah kusadari lelaki yang telah menjadi suamiku sejak tiga tahun lalu itu mulai menunjukkan gelagat mencurigakan, selalu pulang malam bahkan tak jarang menginap di luar dengan alasan lembur ataupun dinas luar. Tak masuk akal.
"Jadi kamu sudah mulai berani menguntit suami pergi di luaran? Sudah bosan jadi istri eh?" Bukannya menyesal dan minta maaf, Mas Arya justru menatap sinis padaku.
"Maksud mas?" Aku menaikkan alis. Tak terima.
Bukan ini jawaban yang kuinginkan darinya melainkan perasaan bersalah karena telah mengkhianati janji setia pernikahan kami dulu lalu memperbaikinya. Bukan bertanya apa aku sudah bosan jadi istrinya atau tidak. Kurasa pernikahan tidaklah sesederhana itu.
"Kalau kamu tidak suka mas menikah lagi, tinggal pilih! Mau bercerai atau menerima kehadiran madumu dengan lapang dada? Toh mas gak bikin dosa. Agama juga membolehkan suami menikah lagi tanpa izin istri pertama. Lalu kamu siapa? Mau coba-coba menentang syariat?" Mas Arya mendengkus lagi dengan nada sinis.
Mendengar jawabannya sesaat aku terdiam. Aku tahu agama tidak melarang seorang lelaki menikah lagi, tapi apakah begini caranya? Sembunyi-sembunyi dan tidak jujur?
Belum lagi nafkah yang jujur amat minim kudapatkan darinya. Jika tidak dibantu dengan usahaku menulis di platform-platform kepenulisan online, belum tentu kami bisa hidup cukup seperti selama ini terjadi.
Gaji Mas Arya sudah habis dipotong pinjaman bank untuk membangun rumah ibunya dan membeli mobil keluarga. Sisa satu juta untuk makan sebulan, apa cukup? Tidak!
"Tapi tidak begitu caranya, Mas! Bukankah membahagiakan istri itu wajib hukumnya, sedangkan poligami itu sunnah, bahkan mungkin hanya mubah? Mas juga seorang pegawai negeri sipil, gak boleh nikah lagi tanpa izin istri pertama dan atasan. Lalu kenapa Mas lakukan? Mas gak takut dipecat?' cecarku dengan dada berdesir perih. Sungguh tidak menyangka meski aturan kepegawaian melarang Mas Arya menikah lagi tanpa izin, tetapi tetap dilakukannya entah dengan dasar apa.
"Dipecat? Gak akan kalau kamu gak ngelapor! Dan mas yakin, kamu gak akan berani melakukan itu. Siapa yang gak bangga punya suami pegawai negeri seperti mas? Pekerjaan berprestise yang dicita-citakan banyak orang! Tahu nggak, yang antre pingin jadi istri mas itu bejibun. Bahkan gak perlu ngasih mahar, mereka yang rela bayar puluhan juta kalau mas mau memperistri mereka. Harusnya kamu bersyukur mas pilih kamu. Jadi terima aja kalau sekarang mas nikah lagi! Paham!"
"Tapi Mas ... kamu gak punya kemampuan untuk menafkahi dua istri karena gajimu sudah habis dipotong angsuran bank, gimana kamu mau menafkahi kami, istri-istrimu?" pekikku keras, berusaha menyadarkan Mas Arya akan kesalahannya tetapi lelaki itu justru mencibirkan bibirnya dengan ekspresi mengejek.
"Siapa bilang mas gak mampu menafkahi dua istri? Buktinya kamu makan kenyang setiap hari 'kan? Pakaian kamu bagus-bagus, skincare kamu mahal, tiap minggu kita jalan ke mall. Uang siapa kalau bukan uang mas?" ucapnya tanpa rasa bersalah.
Hampir saja aku tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya itu jika tak ingat kalau aku harus tetap diam agar suamiku ini tak tahu jika selama ini sebenarnya aku bukanlah wanita pengangguran tanpa penghasilan apa-apa. Bahkan penghasilanku setiap bulan boleh jadi jauh lebih besar darinya.
Penghasilan yang selama ini kupergunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami tanpa ia ketahui.
Setiap bulan tak kurang dari sepuluh juta rupiah masuk ke dalam rekeningku. Jika bukan karena penghasilanku itu, mungkin kami harus puasa setiap hari karena gaji Mas Arya yang tidak pernah mencukupi.
Sayang, suamiku itu malah tidak menyadari kebaikanku yang diam-diam telah mempergunakan uang sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kami dengan satu orang anak berusia dua tahun ini. Via, putri semata wayang kami yang sedang membutuhkan banyak biaya untuk keperluan hidupnya sehari-hari.
Hal yang sekarang baru kusesali karena ternyata tidak membuat Mas Arya sadar dan menghargai.
Baiklah, kalau semua sumbangsih dan jerih payahku selama ini tak berarti di hadapan Mas Arya, mulai besok pagi aku tak akan lagi mengeluarkan sepeserpun uang dari hasil kerjaku di dunia online untuk keperluan hidup kami bertiga lagi.
Aku akan mencukupi kebutuhanku dan Via sendiri, sementara untuk kebutuhan hidup Mas Arya dan ibunya, aku tak akan lagi peduli sedikitpun.
Ya, cinta sanggup membuat seorang istri berkorban apa saja termasuk mengeluarkan uangnya sendiri demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Tapi sebuah pengkhianatan dan kata-kata menyakitkan dari suami, akan membuat ketulusan seorang istri pudar dan berganti kebencian yang menggunung.
Dan kebencian itulah yang saat ini mulai bersarang di dalam hatiku.
Mas Arya harus tahu saat ia menyakiti istri yang telah tulus ikhlas menerima kekurangannya sepertiku ini maka selamanya tak akan ada lagi cinta dan ketulusan.
Dan ia pasti akan menyesali untuk semua yang telah ia lakukan itu!
Saat aku menikah lagi, Andin, istriku yang semula polos dan penurut tiba-tiba berubah acuh tak acuh dan tidak lagi peduli.
Talak tiga itu terlanjur diucapkan Danu pada istrinya di hadapan saksi sesaat sebelum Laras terus terang soal permintaan bapak dan ibunya agar mereka segera pulang kampung untuk mengurusi uang ganti rugi senilai 10 miliar rupiah hasil jual tanah ke perusahaan kilang minyak karena tak sabar lagi hidup sederhana bersama istrinya. Lalu apakah Danu menyesal sudah gegabah menjatuhkan talak dan bagaimana ia akan melewati penyesalannya serta masih adakah harapan baginya untuk kembali pada Laras? Atau justru wanita itu akan meninggalkannya tanpa sedikitpun penyesalan? Simak kisahnya di sini ya.
"Kenapa aku selalu dibedakan dari menantu-menantu ibu yang lain?" tanya Mia berapi-api. "Karena kamu memang beda! Kamu miskin sedang mereka kaya!" sahut mertuanya dengan pongah. Mia menggertakkan giginya. Sungguh, kalau saja ibu mertuanya tahu, harta benda yang berhasil ia kumpulkan dari hasil menulis online, mungkin ibu mertuanya akan terbelalak takjub. Tapi tidak! Karena ia justru tak ingin mertua dan suaminya yang zolim itu sampai tahu pundi-pundi logam mulia yang ia sembunyikan di suatu tempat yang aman.
Orang ketiga bisa hadir darimana saja tak terkecuali dari orang yang kita pekerjakan di rumah kita sendiri.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orangtua mereka. Meski Kiara menentang keras, tapi tidak dengan Keith yang justru menerimanya dengan ikhlas. Kiara tak sadar bahwa ada niat tersembunyi dari perjodohan yang terkesan mendadak dan terburu-buru itu. Belum lagi, Kiara sendiri dibuat tak percaya pada sikap Keith setelah menjadi suaminya yang bersikap sangat posesif serta mengekang ruang geraknya karena larangan-larangan aneh yang pria itu beri. Permasalahan perlahan kian datang mengguncang kehidupan baru Kiara, dimulai dari kekecewaan teman-temannya tentang berita pernikahannya yang ia sembunyikan, lalu hubungan Keith dengan wanita yang jelas mencintai suaminya itu, serta kenyataan dan fakta pahit tentang hidupnya juga masalalunya yang selama ini disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Akankah Kiara berhasil melalui dan menyembuhkan luka hatinya itu? Memaafkan masalalu dan menerima Keith kembali yang jelas sudah menyakiti hatinya, yang sayangnya sudah terjatuh dalam pada suaminya tersebut?
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Salah kamar mengakibatkan Claudia terjebak dalam hubungan rumit yang tak seharusnya terjadi. Malam itu, harusnya Christian menghabiskan malam panas dengan calon istrinya. Namun, siapa sangka kalau berujung pada Christian yang malah masuk ke dalam kamar Claudia—yang mana adik dari calon istrinya. Semua bermula dari sini. Claudia dan Christian terjebak dalam sebuah hubungan yang tak seharusnya terjadi. Hal yang membuat semakin rumit adalah Claudia dan Christian harus tinggal satu atap. Mungkinkah skandal ini akan tercium? Lantas, bagaimana akhir dari kisah Claudia dan Christian? Kesalahan satu malam membawa mereka dalam sebuah lingkaran api. *** Follow me on IG: abigail_kusuma95