Nyatanya, kisah mereka belum berakhir. Meski Aika sudah mendapatkan kembali ingatannya tentang Kairo dan kembali konyol seperti dulu. Namun kisah mereka tidak langsung berakhir bahagia. Trauma yang Aika alami, kenyataan tentang rahimnya yang terluka, dan kehadiran Andara Prameswari, anak rekan bisnis Daddy Arjuna sempat membuat Aika si periang hampir menyerah dalam pernikahannya. Rasa cinta pada Kairo dan rasa iba terhadap kondisi Andara membuat Aika meminta Kairo berpoligami. Aika berharap Kairo bisa memiliki Keluarga sempurna dengan menikahi Rara. Semuanya semata-mata dia lakukan untuk kebaikan suaminya. Nyatanya, Hal itu justru membuat Kairo kecewa, hingga pertengkaran pun tak bisa dihindari lagi. Meski akhirnya masih bisa kembali bersama, namun kehadiran orang-orang dari masa lalu keduanya pun turut mewarnai rumah tangga kedua insan itu setelahnya. Lalu, bisakah Kairo dan Aika tetap bertahan dan bergandengan tangan dalam pernikahan itu, sampai semua mimpi terwujud? Bisakah mereka tetap tertawa dan terus melangkah maju meski harapan semakin menipis dalam setiap langkah yang terlalui? Ikuti terus kisah Kairo dan Aika di Novel keduanya. Pastinya masih akan dihiasi kekonyolan dari Aika si ratu gesrek dan kesabaran tingkat dewa ala Kairo. Selamat membaca .....
"Tujuan Kak Kairo sering ke rumah, karena memang kita suami istri, ya? Bukan karena berniat jadiin Aika istri kedua. Benar begitu, Kak?"
DEG!
"Aika, Kamu ...." Kairo tak bisa berkata-kata. Karena terlalu shock dengan penuturan Aika barusan.
Gadis itu apa mungkin sudah ingat kembali?
"Kenapa diam, Kak? Jawab dong, yang Aika bilang ini benar atau tidak?" desak Aika kemudian.
Kairo menelan salivanya kelat. Sebelum menipiskan bibirnya sejenak. Ia ingin menjawab 'iya' dan menceritakan semuanya, tapi hatinya masih ragu. Bagaimana kalau Aika kembali seperti semalam?
Kairo dilanda denial seketika.
"Mas Bos?"
"Iya?" Jawab Kairo refleks. Namun, langsung kembali tertegun saat menyadari panggilan Aika untuknya itu. Rasa haru langsung membuncah di hati Kairo setelahnya.
Tuhan ... dia bahkan ingat panggilan itu. Apa ini Artinya? Aika-nya sudah kembali?
"Aika, kamu-"
"Jadi benar itu panggilan buat Kakak, ya?"
Hah? Maksudnya? Kenapa pertanyaannya jadi tidak yakin seperti itu?
"Aika, Kamu sebenarnya udah ingat lagi belum?" Kairo jadi berubah gemas setelahnya.
Aika tak menjawab. Malah menunduk dan memainkan kakinya saja dengan canggung. Membuat Kairo jadi bingung. Harus senang atau sedih sekarang.
"Aika?"
"Aika gak tahu, Kak?" cicit Aika kemudian. "Tapi emang dari semalam, kayaknya banyak suara yang maksa Aika buat ingat Kakak terus. Bikin Aika pusing dan sakit kepala lagi."
Hah? Maksudnya gimana, sih? Kenapa Kairo malah ikutan pusing sekarang?
Sejenak, suasana pun hening antara mereka. Kairo sibuk mencerna sikap Aika. Sementara Aika, masih bergerak gelisah di tempatnya. Entah apa yang dipikirkan gadis itu?
"Kak?" panggil Aika lagi, membuat Kairo langsung melihat Aika, yang siapa tahu masih masih punya punya info penting tentang amnesianya.
"Tadi itu, Kakak beneran mau ke kantor?"
Eh, ternyata cuma mau nanya itu toh?
"Tentu saja benar," jawab Kairo yakin.
"Tapi, Kak. Ini 'kan Hari Minggu. Emang kantor Kakak gak libur?"
Kairo merasa tercyduk seketika.
Kairo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Antara malu dan bingung harus bersikap seperti apa setelah ini. Tadi dia memang asal bicara, agar Aika segera pulang, tapi dia lupa kalau ini memang Hari Minggu.
Aika tertawa geli melihat Kairo yang kesulitan menjawab. Meski dia tidak ingat tentang orang-orang di masa dewasanya, tapi Aika masih bisa kok, kalau cuma membaca ekspresi wajah orang saja. Tadi Kairo memang terlihat kebingungan, ketika Aika tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kak?" panggil Aika lagi. Karena tahu Kairo tak akan bersuara lagi. Kalau dia tak mengambil inisiatif.
Kairo tak menjawab. Hanya menaikan alisnya satu. Tanda bertanya 'apa?' pada Aika
"Aika boleh makan satenya di rumah Kak Kairo nggak?" tanya Aika lagi, yang kini sudah melenggang dengan riang ke arah mobil Kairo, dan masuk begitu saja ke dalam kursi samping supir.
Aika akui, dia memang sangat ceroboh, karena bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Apa yang ada dalam pikirannya saat ini? Kenapa dia melompat naik ke mobil cowok begitu saja? Apa Aika tidak takut dikerjain seperti dulu lagi?
Namun, semua orang bilang Kak Kairo ini orang yang baik, 'kan? Dan juga memang ada kemungkinan adalah suaminya. Karena itulah, kalau mau mengetahui masa lalunya, Aika harus berani menghadapi semua ketakutan itu. Kunci dari masa lalu Aika adalah hubungannya dengan Kairo. Karena itulah dia harus mengenal Kairo lebih dalam lagi.
Sedetik dua detik. Kairo masih mengerjap bingung melihat tingkah Aika itu. Sebelum di detik selanjutnya, senyum Kairo pun Akhirnya muncul lebar sekali. Kalau saja ini bukan di jalanan, terlebuh depan Aika. Jelas Kairo pasti akan melompat kegirangan karena perubahan Aika ini.
Namun, karena suasana saat ini tidak memungkinkannya bersikap konyol. Kairo pun hanya mengepalkan tanganya diam-diam, dan berseru pelan "yes!" tanpa satu pun yang menyadari.
"Boleh banget," sahut Kairo kemudian dengan cepat. Sebelum Aika berubah pikiran lagi.
Setelah itu Kairo pun menyusul ke dalam mobil. Sebelum menginjak gas, dan membawa mobilnya dengan riang menjauh dari sana.
Awalnya, Aika sempat kebingungan ketika Kairo membawa mobil keluar dari perumahan. Namun karena penasaran, Aika membiarkannya saja keputusan ada pada tangan Kairo. Meskipun saat ini dia memegang kresek berisi sate dengan erat, tapi dia mencoba memberanikan diri untuk mengikuti kemauan Kairo.
Kairo sendiri karena terlalu gembira dengan permintaan Aika tadi, tanpa sadar menyetir menuju apartemen. Dia bahkan tidak menyadari kalau Aika diam saja sejak naik tadi. Mereka naik ke unit apartemen milik Kairo. Dengan pria itu yang langsung membuka pintu lebar-lebar agar Aika bisa masuk.
Suasana familiar menyambut Aika saat sampai di ruangan tersebut. Tubuhnya bahkan seperti bergerak otomatis menuju ke dapur untuk mengambil piring. Kemudian memindahkan sate ke atasnya. Aika bahkan bisa menemukan tempat penyimpanan teh dan gula dengan mudah.
"Kakak mau kopi?"
"Mau, saya biasanya minum kopi-"
"Kopi robusta dari teman Kakak yang tinggal di Gemawang Temanggung?"
Tangan Aika yang hendak meraih tempat kopi terhenti di udara. Ketika menyadari semua sikap dan ucapannya barusan. Khususnya tentang tempat asal kopi yang sangat disukai Kairo.
Gemawang Temanggung? Tempat itu terasa tak asing. Seperti ada kenangan yang menariknya ke sana. Dan lagi, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui selera kopi Kairo? Sementara di tempatnya. Hampir saja Kairo bersorak kegirangan ketika melihat sosok Aika yang tidak terlihat canggung ketika berada di apartemen.
Tadinya Kairo sudah cemas saja, saat menyadari mereka menuju ke apartemen, dan bukan ke rumah barunya. Namun, Aika sama sekali tidak melayangkan protes dan mengikutinya dalam diam. Bukankah seharusnya ini pertanda baik? Tetapi kenapa Aika masih memanggilnya kakak?
"Aika," ucap Kairo dengan lirih tanpa didengar oleh istrinya.
"Kak, apa ini tempat tinggal kita?" tanya Aika masih membelakangi Kairo.
Aika baru ingat. Sekilas tadi, dia juga melihat sebuah potret besar di rumah ini, yang memperlihatkan dirinya bersanding dengan Kairo dalam busana pernikahan. Ini seharusnya bisa menjelaskan suara-suara yang terus menerus didengarnya.
"Iya. Aika, ini memang rumah kita yang sebenarnya." Aku Kairo lugas. "Aika, Kamu nggak kenapa-kenapa, 'kan? Nggak pusing lagi? Atau apa gitu? Kemarin Kamu pingsan ketika saya membahas tentang status kita, 'kan?" tanya Kairo saat Aika tidak menyahut apapun lagi.
"Aika pingsan bukan karena kenyataan status kita, Kakak," protes Aika sambil membalik badan pada Kairo.
"Oh, ya? Lalu, karena apa kemarin kamu pingsan?" Kairo mulai penasaran lagi.
"Itu karena ... Itu karena Aika kaget lihat Kak Kairo ada dua."
Hah? Jadi karena itu?
"Tadinya Aika sudah tertekan saat membayangkan Kak Kairo mau jadiin Aika istri kedua, terus tahu-tahu ada orang yang mirip Kak Kairo, dan shock Aika jadi double setelahnya. Makanya Aika pingsan," cicit Aika lagi. Kairo mengangguk paham.
"Kemarin siang, Kak Kairo makan di mana?" selidik Aika kemudian.
"Di ruangan saya bersama bekal dari kamu. 'Kan, saya udah dapet jatah makan dari kamu. Jadi, ya, ngapain saja makan di luar lagi?"
"Jadi Kakak gak makan di kafe?"
"Saya bahkan nggak keluar seharian. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa telepon Alvaro untuk menanyakannya."
"Jadi yang di kafe kemarin bukan Kakak, ya?"
"Bukan. Itu Kennet, adik kembar saya," tegas Kairo. Membuat Aika akhirnya manggut-manggut paham.
"Ehem, Jadi kemarin kamu ketus sama saya itu, ceritanya karena cemburu, ya, Ka?" goda Kairo tiba-tiba.
Wajah Aika memerah dengan cepat. Tubuhnya bahkan langsung terasa hangat karena terlalu malu. Aika tidak berani menjawab. Ia malah berlari masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.
Seketika, kepalanya menjadi pusing. Ketika melihat sekeliling. Setiap sudut ruangan di sana ternyata makin mengingatkannya akan Kairo.
"Aika, Kamu kenapa? Tolong buka pintunya!" Kairo menggedor pintu dengan brutal, karena tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar.
Aika mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Mas Bos," bisik Aika sebelum membuka pintu.
Aika lalu menghambur ke arah Kairo untuk mendekapnya. "Mas Bos, Mas Bos."
Suara Aika yang lirih bercampur dengan isak tangis membuat Kairo menjadi panik. Dia berusaha melepaskan pelukan Aika untuk melihat kondisinya. Namun, istrinya sama sekali tidak mau mengurai dekapannya.
"Kamu kenapa? Pusing lagi?" Kairo bertanya dengan khawatir. Namun disambut gelengan cepat dari Kairo.
"Kepala Aika gak sakit, kok. Tapi ... tapi ... Aika sudah ingat semuanya sekarang, Mas Bos," ucap Aika kemudian.
"Ingat? Kamu sudah ingat? Kamu ingat kalau saya suamimu?" tanya Kairo yang akhirnya berhasil melepaskan kaitan tangan Aika.
Aika mengangguk cepat membenarkan dugaan Kairo barusan. Kairo ikut tersenyum haru dan langsung mendekap Aika dengan erat.
Terima kasih Tuhan. Istrinya sudah kembali!
Kairo lalu melerai pelukan mereka, demi membingkai wajah istrinya sangat dia rindukan. Kemudian mengeringkan air mata yang mengalir di pipi Aika dengan jari telunjuk. Setelahnya, Kairo menarik kembali Aika ke dalam dekapannya.
"Akhirnya kamu kembali. Terima kasih Tuhan," seru Kairo dengan kelegaan.
Aika pun tersenyun haru di dalam dekapan Kairo, dan menyembunyikan dirinya dalam tempat hangat kesukaannya itu.
"Mas Bos, terima kasih sudah bersabar menghadapi Aika yang sempat melupakan Mas Bos," lirih Aika lagi.
"Nggak apa-apa, Aika. Yang penting Kamu sudah ingat lagi." Kairo mempererat dekapannya.
Aika pun mendongakan wajahnya, tanpa melepaskan belitan tangannya, agar bisa melihat wajah Kairo dengan seksama. Kairo ikut menundukan wajah, untuk membalas tatapan Aika tersebut.
"Mas Bos?"
"Ya?"
"Mas Bos kok ganteng, sih? Aika kayaknya suka deh sama Mas Bos."
Kairo lalu tertawa renyah mendengar hal itu. Sebelum menarik Aika dalam satu hentakan, hingga kini berada dalam gendongannya, dengan kaki Aika melingkar sempurna di pinggulnya.
"Yakin cuma suka aja? Gak mau sekalian cinta aja. Mumpung saya udah cinta, nih?" goda Kairo memainkan alisnya.
Aika pura-pura berpikir sejenak. Sebelum melingkarkan tangannya di belakang leher Kairo.
"Ya, udah kalau Mas Bos maksa. Aika juga cinta, deh," jawab Aika kemudian.
Kairo lalu tersenyum lebar. Sebelum menarik tengkuk Aika dan menyatukan bibir mereka.
"Welcome back my wife. I won't let you forget me again," bisik Kairo di sela permainan bibirnya dan langkah tegas menuju kamar, untuk menjadikan Aika miliknya seutuhnya.
Don't Judge book by cover! Kata itu seperti tepat menggambarkan seorang Arleta. Karena meski mempunyai rupa yang menarik juga tubuh yang tak kalah mempesona seperti namanya. Sayang, hidup Arleta tidak secantik namanya. Arleta adalah kotak pandora. Banyak rahasia dan luka yang dia bawa dalam perjalan hidupnya. Dia seorang tuan putri, namun tidak bisa memakai gaun indah layaknya cerita dalam negeri dongeng. Karena yang Arleta butuhkan bukan gaun indah, melainkan baju jirah dan sebilah senjata agar bisa bertahan hidup. Joshua, sang paman yang terobsesi padanya membuat hidup Arleta penuh dengan darah dan air mata. Hingga Arleta tidak pernah berani berharap akan hari esok yang indah, juga tidak berani membuka hati untuk satu orang pria pun. Baginya cinta hanya akan membuat lemah dan membuang waktu berharganya saja. Hal itu menjadi tantangan berat untuk Arkana Sadewa, photografer yang jatuh cinta pada Arleta di pertemuan pertama mereka yang tidak di sengaja. Siapa Arleta sebenarnya? Ikuti kisahnya dalam novel ini.
Sebelumnya hidupku baik-baik saja. Aman, tentram, damai dan terkendali. Meskipun aku bekerja sebagai publik figur di dunia entertainment. Tetapi aku tidak pernah mencari sensasi agar viral, atau pun terkena gosip miring hingga menjadi headline di akun lambe-lambean. Hingga akhirnya aku bertemu dengan Thalita Eugenie Alexander. Seorang gadis cilik yang tiba-tiba menarikku ke meja kasir dan ingin membeliku. Lah, dia kira aku ciki atau permen kapas? Seenaknya saja mau dibeli. Namun, berawal dari kejadian itu, hidupku pun mulai kacau setelahnya. Kehadiran Tita dan ayahnya, Aksa Malvino Alexander, si duren sawit berbuntut dua. Perlahan membuat aku mendadak virall. Apalagi, dengan status si duda yang ternyata bukan orang biasa. Makin menjadi saja gosip yang menimpaku setiap harinya. Membuat aku muak, dan ingin sekali resign dari dunia entertainment yang kugeluti. Masalah lainnya adalah, si duda selain narsis parah, juga sangat pemaksa sekali. Aku harus ekstra keras memutar otak dalam menolak lamaran gilanya. "Saya heran, kok ada wanita bodoh seperti kamu?" Heh? Maksudnya? "Padahal ada berlian di depan mata. Bukannya diambil dan disimpan, malah di tolak. Waras kamu?" What the hell! "Saya juga heran sama Bapak. Sudah tahu ditolak, masih aja gigih maksa. Kayak gak ada cewek lain aja diluaran sana. Kenapa? Situ kurang laku, ya?" Nah, emang enak dibalikin? Lo jual, gue borong, Bang!
Kenapa, sih, wanita kalau sudah diatas 30 tahun dan belum menikah, disebut perawan tua? Tidak laku? Dan berbagai titel lainnya. Apalagi kalau hidup di kampung seperti aku? Pokoknya harus tebal kuping dengerin nyinyiran tetangga. Untung aku santuy, yee kan? Meski kadang pengen juga melepas kejombloan yang haqiqi ini. Namun apa daya, jodohnya masih otw. Jadi selain menunggu, apalagi yang bisa aku lakukan. Aku gak mungkin asal tunjuk, dan asal pilih mumpung ada yang mau, iya kan? Karena nikah itu perkara panjang yang punya banyak poin untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Jadi … tolong dimengerti, ya? Jomblo itu bukan aib, kok. Meski aku gak tahu sampai kapan harus menjomblo seperti ini. Aku Hasmi Azzahra. Suster cantik dan masih single di usia yang terbilang tak muda lagi. Membuatku mau tak mau harus menebalkan telinga dari nyinyiran orang-orang sekitarku. Yuk! Temani aku nyari jodoh.
*Sequel Istri Nomor Dua* Zaina Rahayu terpaksa menjadi yatim piatu karena kesalahan seorang Nyonya sosialita dari kota. Beruntung wanita kota itu mau bertanggung jawab, dan menawarkan sebuah janji manis sebagai menantu di rumahnya, setelah orang tuanya tiada. Sayangnya, masa lalu sang calon suami membuat Ina hilang respect, dan memutuskan perjodohan itu dengan sepihak. Apalagi dengan sikap dingin dan galaknya sang calon suami. Ina yakin tak akan bisa bertahan hidup dengan pria itu. Lalu, bagaimana saat ternyata takdir tetap mengarahkannya pada pria galak itu? Bisakah Ina bertahan dan membuat sang pria mencintainya? Atau malah kalah dan menyerah dengan cinta yang terlanjur tumbuh tanpa ia sadari. Inilah kisah Zaina Rahayu, gadis lugu yang terjebak dengan pria galak, yang gagal move on dari masa lalunya.
Sequel 1 Novel Tante, Mau kan jadi Mamaku? Menurut Kalian, lebih seram mana? Dikejar mbak Kun-kun burik? Diajak kondangan sama poci pake batik? Disuruh kepangin tuyul gondrong? atau ... pertanyaan kapan nikah seeetiap hari? Hayoo pilih yang mana? Kalau aku sih pilih .... Kepo, ya? Simak yuk kisahku melawan emak sendiri yang ngebet minta mantu, meski aku baru saja lulus kuliah. Happy Reading ….
Menikah muda bukanlah impianku. Apalagi harus menjadi istri kedua. Ini mimpi buruk! Namun demi sebuah bakti, aku pun harus rela menerima takdir, dan menjadi orang ketiga di rumah tangga pasangan yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Meski pada akhirnya, aku pun harus menerima nasib, diabaikan suamiku sendiri. Mampukah aku bertahan dalam Rumah tangga penuh belukar ini? Atau menyerah dan mencari bahagiaku sendiri?
Suasana malam itu membuat Aris terhanyut dalam kenikmatan.. ia mulai menjamah bagian tubuh perempuan lain yang saat ini menjadi selingkuhannya. Suara desah mengiringi deras hujan yang turun malam itu.. Kepergian Wilona menjadi kesempatan besar untuk Flo merebut lelaki yang selama ini ia idamkan..sudah sangat lama ia menginginkan Aris menjadi miliknya seutuhnya. Namun, semua keinginan itu adalah hasrat terlarangnya, karena pria yang menjadi idamannya saat ini bukan lain adalah iparnya sendiri..
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Amy tidak menyangka suaminya yang sangat dia cintai dan percayai selama bertahun-tahun akan berselingkuh dengan berhubungan seks dengan sekretarisnya. Ketika dia menghadapinya, dia dan sekretarisnya mengejek dan mengejeknya, mereka memanggilnya mandul, lagipula, dia tidak mengandung selama tiga tahun terakhir bahwa dia telah menikah dengan suaminya, Callan. Sangat Patah Hati, dia mengajukan gugatan cerai dan pergi ke klub, dia memilih gigolo acak, melakukan one night stand dengannya, membayarnya dan menghilang ke kota kecil. Dia kembali ke negara itu enam tahun kemudian dengan tiga anak laki-laki imut yang identik dan tiga gadis imut yang identik dengan usia yang sama. Dia menetap dan mendapat pekerjaan tetapi segera mengetahui bahwa CEO-nya adalah gigolo yang dia berhubungan seks enam tahun lalu di klub. Apakah dia bisa menyembunyikan enam imut kecilnya dari CEO-nya, yang kebetulan adalah pria paling berkuasa di NorthHill dan dianggap tidak subur? Bisakah Amy dan pria paling berkuasa di NorthHill bergaul mengingat kesenjangan sosial di antara mereka.
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...