/0/2887/coverbig.jpg?v=7cfdcabc08475e5c5950f11a48b37091)
Nyatanya, kisah mereka belum berakhir. Meski Aika sudah mendapatkan kembali ingatannya tentang Kairo dan kembali konyol seperti dulu. Namun kisah mereka tidak langsung berakhir bahagia. Trauma yang Aika alami, kenyataan tentang rahimnya yang terluka, dan kehadiran Andara Prameswari, anak rekan bisnis Daddy Arjuna sempat membuat Aika si periang hampir menyerah dalam pernikahannya. Rasa cinta pada Kairo dan rasa iba terhadap kondisi Andara membuat Aika meminta Kairo berpoligami. Aika berharap Kairo bisa memiliki Keluarga sempurna dengan menikahi Rara. Semuanya semata-mata dia lakukan untuk kebaikan suaminya. Nyatanya, Hal itu justru membuat Kairo kecewa, hingga pertengkaran pun tak bisa dihindari lagi. Meski akhirnya masih bisa kembali bersama, namun kehadiran orang-orang dari masa lalu keduanya pun turut mewarnai rumah tangga kedua insan itu setelahnya. Lalu, bisakah Kairo dan Aika tetap bertahan dan bergandengan tangan dalam pernikahan itu, sampai semua mimpi terwujud? Bisakah mereka tetap tertawa dan terus melangkah maju meski harapan semakin menipis dalam setiap langkah yang terlalui? Ikuti terus kisah Kairo dan Aika di Novel keduanya. Pastinya masih akan dihiasi kekonyolan dari Aika si ratu gesrek dan kesabaran tingkat dewa ala Kairo. Selamat membaca .....
"Tujuan Kak Kairo sering ke rumah, karena memang kita suami istri, ya? Bukan karena berniat jadiin Aika istri kedua. Benar begitu, Kak?"
DEG!
"Aika, Kamu ...." Kairo tak bisa berkata-kata. Karena terlalu shock dengan penuturan Aika barusan.
Gadis itu apa mungkin sudah ingat kembali?
"Kenapa diam, Kak? Jawab dong, yang Aika bilang ini benar atau tidak?" desak Aika kemudian.
Kairo menelan salivanya kelat. Sebelum menipiskan bibirnya sejenak. Ia ingin menjawab 'iya' dan menceritakan semuanya, tapi hatinya masih ragu. Bagaimana kalau Aika kembali seperti semalam?
Kairo dilanda denial seketika.
"Mas Bos?"
"Iya?" Jawab Kairo refleks. Namun, langsung kembali tertegun saat menyadari panggilan Aika untuknya itu. Rasa haru langsung membuncah di hati Kairo setelahnya.
Tuhan ... dia bahkan ingat panggilan itu. Apa ini Artinya? Aika-nya sudah kembali?
"Aika, kamu-"
"Jadi benar itu panggilan buat Kakak, ya?"
Hah? Maksudnya? Kenapa pertanyaannya jadi tidak yakin seperti itu?
"Aika, Kamu sebenarnya udah ingat lagi belum?" Kairo jadi berubah gemas setelahnya.
Aika tak menjawab. Malah menunduk dan memainkan kakinya saja dengan canggung. Membuat Kairo jadi bingung. Harus senang atau sedih sekarang.
"Aika?"
"Aika gak tahu, Kak?" cicit Aika kemudian. "Tapi emang dari semalam, kayaknya banyak suara yang maksa Aika buat ingat Kakak terus. Bikin Aika pusing dan sakit kepala lagi."
Hah? Maksudnya gimana, sih? Kenapa Kairo malah ikutan pusing sekarang?
Sejenak, suasana pun hening antara mereka. Kairo sibuk mencerna sikap Aika. Sementara Aika, masih bergerak gelisah di tempatnya. Entah apa yang dipikirkan gadis itu?
"Kak?" panggil Aika lagi, membuat Kairo langsung melihat Aika, yang siapa tahu masih masih punya punya info penting tentang amnesianya.
"Tadi itu, Kakak beneran mau ke kantor?"
Eh, ternyata cuma mau nanya itu toh?
"Tentu saja benar," jawab Kairo yakin.
"Tapi, Kak. Ini 'kan Hari Minggu. Emang kantor Kakak gak libur?"
Kairo merasa tercyduk seketika.
Kairo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Antara malu dan bingung harus bersikap seperti apa setelah ini. Tadi dia memang asal bicara, agar Aika segera pulang, tapi dia lupa kalau ini memang Hari Minggu.
Aika tertawa geli melihat Kairo yang kesulitan menjawab. Meski dia tidak ingat tentang orang-orang di masa dewasanya, tapi Aika masih bisa kok, kalau cuma membaca ekspresi wajah orang saja. Tadi Kairo memang terlihat kebingungan, ketika Aika tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kak?" panggil Aika lagi. Karena tahu Kairo tak akan bersuara lagi. Kalau dia tak mengambil inisiatif.
Kairo tak menjawab. Hanya menaikan alisnya satu. Tanda bertanya 'apa?' pada Aika
"Aika boleh makan satenya di rumah Kak Kairo nggak?" tanya Aika lagi, yang kini sudah melenggang dengan riang ke arah mobil Kairo, dan masuk begitu saja ke dalam kursi samping supir.
Aika akui, dia memang sangat ceroboh, karena bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Apa yang ada dalam pikirannya saat ini? Kenapa dia melompat naik ke mobil cowok begitu saja? Apa Aika tidak takut dikerjain seperti dulu lagi?
Namun, semua orang bilang Kak Kairo ini orang yang baik, 'kan? Dan juga memang ada kemungkinan adalah suaminya. Karena itulah, kalau mau mengetahui masa lalunya, Aika harus berani menghadapi semua ketakutan itu. Kunci dari masa lalu Aika adalah hubungannya dengan Kairo. Karena itulah dia harus mengenal Kairo lebih dalam lagi.
Sedetik dua detik. Kairo masih mengerjap bingung melihat tingkah Aika itu. Sebelum di detik selanjutnya, senyum Kairo pun Akhirnya muncul lebar sekali. Kalau saja ini bukan di jalanan, terlebuh depan Aika. Jelas Kairo pasti akan melompat kegirangan karena perubahan Aika ini.
Namun, karena suasana saat ini tidak memungkinkannya bersikap konyol. Kairo pun hanya mengepalkan tanganya diam-diam, dan berseru pelan "yes!" tanpa satu pun yang menyadari.
"Boleh banget," sahut Kairo kemudian dengan cepat. Sebelum Aika berubah pikiran lagi.
Setelah itu Kairo pun menyusul ke dalam mobil. Sebelum menginjak gas, dan membawa mobilnya dengan riang menjauh dari sana.
Awalnya, Aika sempat kebingungan ketika Kairo membawa mobil keluar dari perumahan. Namun karena penasaran, Aika membiarkannya saja keputusan ada pada tangan Kairo. Meskipun saat ini dia memegang kresek berisi sate dengan erat, tapi dia mencoba memberanikan diri untuk mengikuti kemauan Kairo.
Kairo sendiri karena terlalu gembira dengan permintaan Aika tadi, tanpa sadar menyetir menuju apartemen. Dia bahkan tidak menyadari kalau Aika diam saja sejak naik tadi. Mereka naik ke unit apartemen milik Kairo. Dengan pria itu yang langsung membuka pintu lebar-lebar agar Aika bisa masuk.
Suasana familiar menyambut Aika saat sampai di ruangan tersebut. Tubuhnya bahkan seperti bergerak otomatis menuju ke dapur untuk mengambil piring. Kemudian memindahkan sate ke atasnya. Aika bahkan bisa menemukan tempat penyimpanan teh dan gula dengan mudah.
"Kakak mau kopi?"
"Mau, saya biasanya minum kopi-"
"Kopi robusta dari teman Kakak yang tinggal di Gemawang Temanggung?"
Tangan Aika yang hendak meraih tempat kopi terhenti di udara. Ketika menyadari semua sikap dan ucapannya barusan. Khususnya tentang tempat asal kopi yang sangat disukai Kairo.
Gemawang Temanggung? Tempat itu terasa tak asing. Seperti ada kenangan yang menariknya ke sana. Dan lagi, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui selera kopi Kairo? Sementara di tempatnya. Hampir saja Kairo bersorak kegirangan ketika melihat sosok Aika yang tidak terlihat canggung ketika berada di apartemen.
Tadinya Kairo sudah cemas saja, saat menyadari mereka menuju ke apartemen, dan bukan ke rumah barunya. Namun, Aika sama sekali tidak melayangkan protes dan mengikutinya dalam diam. Bukankah seharusnya ini pertanda baik? Tetapi kenapa Aika masih memanggilnya kakak?
"Aika," ucap Kairo dengan lirih tanpa didengar oleh istrinya.
"Kak, apa ini tempat tinggal kita?" tanya Aika masih membelakangi Kairo.
Aika baru ingat. Sekilas tadi, dia juga melihat sebuah potret besar di rumah ini, yang memperlihatkan dirinya bersanding dengan Kairo dalam busana pernikahan. Ini seharusnya bisa menjelaskan suara-suara yang terus menerus didengarnya.
"Iya. Aika, ini memang rumah kita yang sebenarnya." Aku Kairo lugas. "Aika, Kamu nggak kenapa-kenapa, 'kan? Nggak pusing lagi? Atau apa gitu? Kemarin Kamu pingsan ketika saya membahas tentang status kita, 'kan?" tanya Kairo saat Aika tidak menyahut apapun lagi.
"Aika pingsan bukan karena kenyataan status kita, Kakak," protes Aika sambil membalik badan pada Kairo.
"Oh, ya? Lalu, karena apa kemarin kamu pingsan?" Kairo mulai penasaran lagi.
"Itu karena ... Itu karena Aika kaget lihat Kak Kairo ada dua."
Hah? Jadi karena itu?
"Tadinya Aika sudah tertekan saat membayangkan Kak Kairo mau jadiin Aika istri kedua, terus tahu-tahu ada orang yang mirip Kak Kairo, dan shock Aika jadi double setelahnya. Makanya Aika pingsan," cicit Aika lagi. Kairo mengangguk paham.
"Kemarin siang, Kak Kairo makan di mana?" selidik Aika kemudian.
"Di ruangan saya bersama bekal dari kamu. 'Kan, saya udah dapet jatah makan dari kamu. Jadi, ya, ngapain saja makan di luar lagi?"
"Jadi Kakak gak makan di kafe?"
"Saya bahkan nggak keluar seharian. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa telepon Alvaro untuk menanyakannya."
"Jadi yang di kafe kemarin bukan Kakak, ya?"
"Bukan. Itu Kennet, adik kembar saya," tegas Kairo. Membuat Aika akhirnya manggut-manggut paham.
"Ehem, Jadi kemarin kamu ketus sama saya itu, ceritanya karena cemburu, ya, Ka?" goda Kairo tiba-tiba.
Wajah Aika memerah dengan cepat. Tubuhnya bahkan langsung terasa hangat karena terlalu malu. Aika tidak berani menjawab. Ia malah berlari masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.
Seketika, kepalanya menjadi pusing. Ketika melihat sekeliling. Setiap sudut ruangan di sana ternyata makin mengingatkannya akan Kairo.
"Aika, Kamu kenapa? Tolong buka pintunya!" Kairo menggedor pintu dengan brutal, karena tidak mendengar suara apapun dari dalam kamar.
Aika mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Mas Bos," bisik Aika sebelum membuka pintu.
Aika lalu menghambur ke arah Kairo untuk mendekapnya. "Mas Bos, Mas Bos."
Suara Aika yang lirih bercampur dengan isak tangis membuat Kairo menjadi panik. Dia berusaha melepaskan pelukan Aika untuk melihat kondisinya. Namun, istrinya sama sekali tidak mau mengurai dekapannya.
"Kamu kenapa? Pusing lagi?" Kairo bertanya dengan khawatir. Namun disambut gelengan cepat dari Kairo.
"Kepala Aika gak sakit, kok. Tapi ... tapi ... Aika sudah ingat semuanya sekarang, Mas Bos," ucap Aika kemudian.
"Ingat? Kamu sudah ingat? Kamu ingat kalau saya suamimu?" tanya Kairo yang akhirnya berhasil melepaskan kaitan tangan Aika.
Aika mengangguk cepat membenarkan dugaan Kairo barusan. Kairo ikut tersenyum haru dan langsung mendekap Aika dengan erat.
Terima kasih Tuhan. Istrinya sudah kembali!
Kairo lalu melerai pelukan mereka, demi membingkai wajah istrinya sangat dia rindukan. Kemudian mengeringkan air mata yang mengalir di pipi Aika dengan jari telunjuk. Setelahnya, Kairo menarik kembali Aika ke dalam dekapannya.
"Akhirnya kamu kembali. Terima kasih Tuhan," seru Kairo dengan kelegaan.
Aika pun tersenyun haru di dalam dekapan Kairo, dan menyembunyikan dirinya dalam tempat hangat kesukaannya itu.
"Mas Bos, terima kasih sudah bersabar menghadapi Aika yang sempat melupakan Mas Bos," lirih Aika lagi.
"Nggak apa-apa, Aika. Yang penting Kamu sudah ingat lagi." Kairo mempererat dekapannya.
Aika pun mendongakan wajahnya, tanpa melepaskan belitan tangannya, agar bisa melihat wajah Kairo dengan seksama. Kairo ikut menundukan wajah, untuk membalas tatapan Aika tersebut.
"Mas Bos?"
"Ya?"
"Mas Bos kok ganteng, sih? Aika kayaknya suka deh sama Mas Bos."
Kairo lalu tertawa renyah mendengar hal itu. Sebelum menarik Aika dalam satu hentakan, hingga kini berada dalam gendongannya, dengan kaki Aika melingkar sempurna di pinggulnya.
"Yakin cuma suka aja? Gak mau sekalian cinta aja. Mumpung saya udah cinta, nih?" goda Kairo memainkan alisnya.
Aika pura-pura berpikir sejenak. Sebelum melingkarkan tangannya di belakang leher Kairo.
"Ya, udah kalau Mas Bos maksa. Aika juga cinta, deh," jawab Aika kemudian.
Kairo lalu tersenyum lebar. Sebelum menarik tengkuk Aika dan menyatukan bibir mereka.
"Welcome back my wife. I won't let you forget me again," bisik Kairo di sela permainan bibirnya dan langkah tegas menuju kamar, untuk menjadikan Aika miliknya seutuhnya.
Don't Judge book by cover! Kata itu seperti tepat menggambarkan seorang Arleta. Karena meski mempunyai rupa yang menarik juga tubuh yang tak kalah mempesona seperti namanya. Sayang, hidup Arleta tidak secantik namanya. Arleta adalah kotak pandora. Banyak rahasia dan luka yang dia bawa dalam perjalan hidupnya. Dia seorang tuan putri, namun tidak bisa memakai gaun indah layaknya cerita dalam negeri dongeng. Karena yang Arleta butuhkan bukan gaun indah, melainkan baju jirah dan sebilah senjata agar bisa bertahan hidup. Joshua, sang paman yang terobsesi padanya membuat hidup Arleta penuh dengan darah dan air mata. Hingga Arleta tidak pernah berani berharap akan hari esok yang indah, juga tidak berani membuka hati untuk satu orang pria pun. Baginya cinta hanya akan membuat lemah dan membuang waktu berharganya saja. Hal itu menjadi tantangan berat untuk Arkana Sadewa, photografer yang jatuh cinta pada Arleta di pertemuan pertama mereka yang tidak di sengaja. Siapa Arleta sebenarnya? Ikuti kisahnya dalam novel ini.
Sebelumnya hidupku baik-baik saja. Aman, tentram, damai dan terkendali. Meskipun aku bekerja sebagai publik figur di dunia entertainment. Tetapi aku tidak pernah mencari sensasi agar viral, atau pun terkena gosip miring hingga menjadi headline di akun lambe-lambean. Hingga akhirnya aku bertemu dengan Thalita Eugenie Alexander. Seorang gadis cilik yang tiba-tiba menarikku ke meja kasir dan ingin membeliku. Lah, dia kira aku ciki atau permen kapas? Seenaknya saja mau dibeli. Namun, berawal dari kejadian itu, hidupku pun mulai kacau setelahnya. Kehadiran Tita dan ayahnya, Aksa Malvino Alexander, si duren sawit berbuntut dua. Perlahan membuat aku mendadak virall. Apalagi, dengan status si duda yang ternyata bukan orang biasa. Makin menjadi saja gosip yang menimpaku setiap harinya. Membuat aku muak, dan ingin sekali resign dari dunia entertainment yang kugeluti. Masalah lainnya adalah, si duda selain narsis parah, juga sangat pemaksa sekali. Aku harus ekstra keras memutar otak dalam menolak lamaran gilanya. "Saya heran, kok ada wanita bodoh seperti kamu?" Heh? Maksudnya? "Padahal ada berlian di depan mata. Bukannya diambil dan disimpan, malah di tolak. Waras kamu?" What the hell! "Saya juga heran sama Bapak. Sudah tahu ditolak, masih aja gigih maksa. Kayak gak ada cewek lain aja diluaran sana. Kenapa? Situ kurang laku, ya?" Nah, emang enak dibalikin? Lo jual, gue borong, Bang!
Kenapa, sih, wanita kalau sudah diatas 30 tahun dan belum menikah, disebut perawan tua? Tidak laku? Dan berbagai titel lainnya. Apalagi kalau hidup di kampung seperti aku? Pokoknya harus tebal kuping dengerin nyinyiran tetangga. Untung aku santuy, yee kan? Meski kadang pengen juga melepas kejombloan yang haqiqi ini. Namun apa daya, jodohnya masih otw. Jadi selain menunggu, apalagi yang bisa aku lakukan. Aku gak mungkin asal tunjuk, dan asal pilih mumpung ada yang mau, iya kan? Karena nikah itu perkara panjang yang punya banyak poin untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Jadi … tolong dimengerti, ya? Jomblo itu bukan aib, kok. Meski aku gak tahu sampai kapan harus menjomblo seperti ini. Aku Hasmi Azzahra. Suster cantik dan masih single di usia yang terbilang tak muda lagi. Membuatku mau tak mau harus menebalkan telinga dari nyinyiran orang-orang sekitarku. Yuk! Temani aku nyari jodoh.
*Sequel Istri Nomor Dua* Zaina Rahayu terpaksa menjadi yatim piatu karena kesalahan seorang Nyonya sosialita dari kota. Beruntung wanita kota itu mau bertanggung jawab, dan menawarkan sebuah janji manis sebagai menantu di rumahnya, setelah orang tuanya tiada. Sayangnya, masa lalu sang calon suami membuat Ina hilang respect, dan memutuskan perjodohan itu dengan sepihak. Apalagi dengan sikap dingin dan galaknya sang calon suami. Ina yakin tak akan bisa bertahan hidup dengan pria itu. Lalu, bagaimana saat ternyata takdir tetap mengarahkannya pada pria galak itu? Bisakah Ina bertahan dan membuat sang pria mencintainya? Atau malah kalah dan menyerah dengan cinta yang terlanjur tumbuh tanpa ia sadari. Inilah kisah Zaina Rahayu, gadis lugu yang terjebak dengan pria galak, yang gagal move on dari masa lalunya.
Sequel 1 Novel Tante, Mau kan jadi Mamaku? Menurut Kalian, lebih seram mana? Dikejar mbak Kun-kun burik? Diajak kondangan sama poci pake batik? Disuruh kepangin tuyul gondrong? atau ... pertanyaan kapan nikah seeetiap hari? Hayoo pilih yang mana? Kalau aku sih pilih .... Kepo, ya? Simak yuk kisahku melawan emak sendiri yang ngebet minta mantu, meski aku baru saja lulus kuliah. Happy Reading ….
Menikah muda bukanlah impianku. Apalagi harus menjadi istri kedua. Ini mimpi buruk! Namun demi sebuah bakti, aku pun harus rela menerima takdir, dan menjadi orang ketiga di rumah tangga pasangan yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Meski pada akhirnya, aku pun harus menerima nasib, diabaikan suamiku sendiri. Mampukah aku bertahan dalam Rumah tangga penuh belukar ini? Atau menyerah dan mencari bahagiaku sendiri?
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"