Sequel 1 Novel Tante, Mau kan jadi Mamaku? Menurut Kalian, lebih seram mana? Dikejar mbak Kun-kun burik? Diajak kondangan sama poci pake batik? Disuruh kepangin tuyul gondrong? atau ... pertanyaan kapan nikah seeetiap hari? Hayoo pilih yang mana? Kalau aku sih pilih .... Kepo, ya? Simak yuk kisahku melawan emak sendiri yang ngebet minta mantu, meski aku baru saja lulus kuliah. Happy Reading ....
"Nur?! Masya Allah ini perawan. Udah siang masih aja molor! Gimana mau dapet laki lo? Jam segini aja masih ileran. Heh?! Liat onoh keluar. Matahari udah di atas pala, lo masih aja selimutan. Meriang lo?!"
Aku hanya berdecak sebal, ketika lagi-lagi hariku diganggu Kanjeng Ratu, penguasa hati Bapak Alex, yang tidak lain adalah Bapakku sendiri. Berarti dia Ibuku sendiri? Ya, iyalah, Paijo! Ya kali tetangga sebelah. Lah, Bapak gue selingkuh, dong. Lalu, kenapa aku memanggilnya kanjeng Ratu? Itu semua karena memang demikianlah namanya. Kan-jeng Ra-tu.
Entah Ratu apa? Jelas, namanya memang terdiri dua kata beken itu. Kanjeng Ratu. Keren banget, kan? Jelas! Emak siapa dulu dong? Emak gue gitu, loh!
"Elah, Mak. Ini, kan, hari minggu. Males-malesan dikit nggak papah kali, Mak. Mumpung libur," sahutku akhirnya. Masih dengan mata terpejam dan memasukan kepala ke bawah bantal.
Bukan apa-apa, emakku baru saja membuka tirai jendela di kamarku, hingga sinar mata hari langsung membuat mataku sakit seketika.
Silau kali!
"Eleh! Apaan yang mumpung hari minggu? Elo pan nggak hari minggu, nggak hari senen, nggak hari selasa, bahkan sampai hari jumat pun emang demenannya males-malesan. Empet banget gue lihatnya. Rajin dikit ngapa,msih, Nur? Biar cepat dapat jodoh!"
Sebentar! Koneksi rajin sama cepat dapat jodoh apa, ya? Perasaan waktu sekolah dulu. Peribahasa mengatakan, rajin itu pangkal pandai. Iya, kan? Lah, ngapa jadi ganti haluan, ya, kalau di tangan emak gue? Wah, emak gue emang bener-bener, ya? Suka banget gonta ganti karya orang. Dituntut aja baru tau rasa lho, Mak!
"Apa, sih, Mak? Perasaan dari Nur kuliah ampe sekarang udah lulus, ngomonginnya jodoh mulu! Nggak bosen apa, Mak? Nur aja yang denger bosen banget loh, Mak. Kayak nggak ada topik lain aja," sahutku malas, sambil nguap lebar banget persis kuda nil mangap.
Oke, stop! Jangan dibayangin! Nanti kalian ilfeel, terus nggak doyan makan. Makanya, cukup sampai di sana. Sip, ya?
"Ya, lo mau gue bahas apa, dong? Cucu?"
Astagfirullahhaladzim! Bukannya omongan emak berkurang levelnya. Eh, malah terus-terusan. Ya kali, sekarang dia malah ngajakin aku bahas cucu. Lah, wong laki aja kagak ada. Gimana bisa ngasih cucu coba? Emang cucu bisa diunduh? Suka ngadi-ngadi deh emak, nih!
"Jangan ngaco deh, Mak! Nur, kan, belum nikah. Mana bisa ngasih cucu? Urutannya, kan. Nikah dulu, bunting, brojol, baru deh emak dapat cucu. Jadi, pending dululah ngomongin itu," jelasku dengan baik hati, karena ... siapa tahu emakku lupa gitu sama tahapannya, maklum saking ngebetnya dipanggil nenek!
"Nah, itu lo pinter! Makanya, buruan nikah biar bisa ngasih emak cucu!"
Allahhurobbi ... mbulet aja nih omongan. Nikah ... nikah ... nikah aja terus yang dibahas. Mentang-mentang ....
"Masa lo kalah sama si Intan! Dia aja udah mau punya anak dua. Nah, elo? Kapan Nur?"
Nah, ini! Ini biang masalahnya sebenarnya! Sejak Intan nikah sama tuh Pak Duda. Emak aku tuh jadi uring-uringan minta mantu! Lah, dikata mantu bisa dicari di Shoppee yang bebas ongkir? Kalau bisa, mah. Pasti udah aku beli sepuluh, buat cadangan plus pajangan. Lumayan, kan? Bisa gonta ganti kalau bosan.
Cuma, ya, hello! Nyari mantu nggak segampang nyari uban di rambut emakku, kan? Soalnya kalau itu mah nggak perlu dicari, tuh uban udah eksis sendiri. Secara, rambut emak 75% udah uban semua. Jadi, cincay banget kalau suruh nyari uban.
Sayangnya sekali lagi, yang kita bahas bukan uban, Cuy! Masalah mantu buat emak yang tidak lain dan tidak bukan, bakal calon suami aku. Nah, mana bisa aku sembarang comot buat hal penting itu, kan? Kudu dicari benar-benar. Biar nggak nyesel kayak ... kayak siapa, ya? Kepo pasti, nih! Hehehe ... pokoknya ada ajalah.
Nah, balik lagi ke emak Kanjeng Ratu, yang masih misuh-misuh minta mantu, kayak minta martabak mini depan gang. Gampang banget mikirnya! Bikin darah tinggiku naik aja tiap ocehan ini diangkat!
"Jangan samain Nur sama Intan dong, Mak. Kami tuh beda! Kalau Intan, kan, emang harus nikah muda karena lakinya udah ngebet. Namanya juga Duda, ye kan? Nah, kalau Nur itu, kan-"
"Kagak laku!"
Buset! Aku malah dikatain, Pemirsah!
"Kok, emak ngomongnya kayak gitu, sih? Gini-gini Nur ini anak emak, lho!" Aku pun akhirnya merajuk, dong. Soalnya aku merasa tersolimi sebagai anak.
"Yang bilang lo anak cicek siapa, Nur? Dari berojol juga, satu RT tahu kalau lo anak gua. Orang muka lo plek ketiplek gitu sama gue. Jadi, jelas lo itu anak gue, Nur! Asli tanpa formalin!"
Ya, terus kenapa aku disolimi mulu! Ah, rasanya mau kabur aja kalau kayak gini! Sayang belum gajian, jadi belum ada bekal buat kabur. Alhasil, pending dulu aja kaburnya, oke?
"Ya makanya jangan kejam-kejam sama Nur, Mak. Nur, kan, juga butuh disayang," rajukku kemudian. Berharap masih ada sedikit belas kasihan di hati emakku.
"Hilih! Bahasa lo sok banget, Nur. Heh, Bocah! Kalau gue nggak sayang sama lo, udah gue suruh tidur di kandang bebek sama si Jupri lo. Bukan gue kasih kamar enak kayak gini!"
Waduh!
"Lagi, ya? Kejam dari mana, sih, gue? Orang gue cuma minta mantu aja, drama lo panjang bener!" lanjut emak. Membuat aku semakin cemberut.
"Tapi emak buat apa mau mantuan secepat ini? Nur aja baru lulus kuliah, Mak! Baru juga buka usaha. Biarin Nur ngejar karier dululah!" balasku sengit.
"Itu, kan, bisa dilakuin setelah nikah. Yang penting itu kasih Emak mantu dulu!"
"Terus kalau udah Nur kasih Mantu. Emak mau ngapain?"
"Mau Emak gibahin di arisan RT."
Eh, buset! Jadi emakku pengen punya mantu cuma buat di ghibahin, doang? Luar biasa, mulia sekali niatnya!
Don't Judge book by cover! Kata itu seperti tepat menggambarkan seorang Arleta. Karena meski mempunyai rupa yang menarik juga tubuh yang tak kalah mempesona seperti namanya. Sayang, hidup Arleta tidak secantik namanya. Arleta adalah kotak pandora. Banyak rahasia dan luka yang dia bawa dalam perjalan hidupnya. Dia seorang tuan putri, namun tidak bisa memakai gaun indah layaknya cerita dalam negeri dongeng. Karena yang Arleta butuhkan bukan gaun indah, melainkan baju jirah dan sebilah senjata agar bisa bertahan hidup. Joshua, sang paman yang terobsesi padanya membuat hidup Arleta penuh dengan darah dan air mata. Hingga Arleta tidak pernah berani berharap akan hari esok yang indah, juga tidak berani membuka hati untuk satu orang pria pun. Baginya cinta hanya akan membuat lemah dan membuang waktu berharganya saja. Hal itu menjadi tantangan berat untuk Arkana Sadewa, photografer yang jatuh cinta pada Arleta di pertemuan pertama mereka yang tidak di sengaja. Siapa Arleta sebenarnya? Ikuti kisahnya dalam novel ini.
Sebelumnya hidupku baik-baik saja. Aman, tentram, damai dan terkendali. Meskipun aku bekerja sebagai publik figur di dunia entertainment. Tetapi aku tidak pernah mencari sensasi agar viral, atau pun terkena gosip miring hingga menjadi headline di akun lambe-lambean. Hingga akhirnya aku bertemu dengan Thalita Eugenie Alexander. Seorang gadis cilik yang tiba-tiba menarikku ke meja kasir dan ingin membeliku. Lah, dia kira aku ciki atau permen kapas? Seenaknya saja mau dibeli. Namun, berawal dari kejadian itu, hidupku pun mulai kacau setelahnya. Kehadiran Tita dan ayahnya, Aksa Malvino Alexander, si duren sawit berbuntut dua. Perlahan membuat aku mendadak virall. Apalagi, dengan status si duda yang ternyata bukan orang biasa. Makin menjadi saja gosip yang menimpaku setiap harinya. Membuat aku muak, dan ingin sekali resign dari dunia entertainment yang kugeluti. Masalah lainnya adalah, si duda selain narsis parah, juga sangat pemaksa sekali. Aku harus ekstra keras memutar otak dalam menolak lamaran gilanya. "Saya heran, kok ada wanita bodoh seperti kamu?" Heh? Maksudnya? "Padahal ada berlian di depan mata. Bukannya diambil dan disimpan, malah di tolak. Waras kamu?" What the hell! "Saya juga heran sama Bapak. Sudah tahu ditolak, masih aja gigih maksa. Kayak gak ada cewek lain aja diluaran sana. Kenapa? Situ kurang laku, ya?" Nah, emang enak dibalikin? Lo jual, gue borong, Bang!
Kenapa, sih, wanita kalau sudah diatas 30 tahun dan belum menikah, disebut perawan tua? Tidak laku? Dan berbagai titel lainnya. Apalagi kalau hidup di kampung seperti aku? Pokoknya harus tebal kuping dengerin nyinyiran tetangga. Untung aku santuy, yee kan? Meski kadang pengen juga melepas kejombloan yang haqiqi ini. Namun apa daya, jodohnya masih otw. Jadi selain menunggu, apalagi yang bisa aku lakukan. Aku gak mungkin asal tunjuk, dan asal pilih mumpung ada yang mau, iya kan? Karena nikah itu perkara panjang yang punya banyak poin untuk dipikirkan dan dipertimbangkan. Jadi … tolong dimengerti, ya? Jomblo itu bukan aib, kok. Meski aku gak tahu sampai kapan harus menjomblo seperti ini. Aku Hasmi Azzahra. Suster cantik dan masih single di usia yang terbilang tak muda lagi. Membuatku mau tak mau harus menebalkan telinga dari nyinyiran orang-orang sekitarku. Yuk! Temani aku nyari jodoh.
Nyatanya, kisah mereka belum berakhir. Meski Aika sudah mendapatkan kembali ingatannya tentang Kairo dan kembali konyol seperti dulu. Namun kisah mereka tidak langsung berakhir bahagia. Trauma yang Aika alami, kenyataan tentang rahimnya yang terluka, dan kehadiran Andara Prameswari, anak rekan bisnis Daddy Arjuna sempat membuat Aika si periang hampir menyerah dalam pernikahannya. Rasa cinta pada Kairo dan rasa iba terhadap kondisi Andara membuat Aika meminta Kairo berpoligami. Aika berharap Kairo bisa memiliki Keluarga sempurna dengan menikahi Rara. Semuanya semata-mata dia lakukan untuk kebaikan suaminya. Nyatanya, Hal itu justru membuat Kairo kecewa, hingga pertengkaran pun tak bisa dihindari lagi. Meski akhirnya masih bisa kembali bersama, namun kehadiran orang-orang dari masa lalu keduanya pun turut mewarnai rumah tangga kedua insan itu setelahnya. Lalu, bisakah Kairo dan Aika tetap bertahan dan bergandengan tangan dalam pernikahan itu, sampai semua mimpi terwujud? Bisakah mereka tetap tertawa dan terus melangkah maju meski harapan semakin menipis dalam setiap langkah yang terlalui? Ikuti terus kisah Kairo dan Aika di Novel keduanya. Pastinya masih akan dihiasi kekonyolan dari Aika si ratu gesrek dan kesabaran tingkat dewa ala Kairo. Selamat membaca .....
*Sequel Istri Nomor Dua* Zaina Rahayu terpaksa menjadi yatim piatu karena kesalahan seorang Nyonya sosialita dari kota. Beruntung wanita kota itu mau bertanggung jawab, dan menawarkan sebuah janji manis sebagai menantu di rumahnya, setelah orang tuanya tiada. Sayangnya, masa lalu sang calon suami membuat Ina hilang respect, dan memutuskan perjodohan itu dengan sepihak. Apalagi dengan sikap dingin dan galaknya sang calon suami. Ina yakin tak akan bisa bertahan hidup dengan pria itu. Lalu, bagaimana saat ternyata takdir tetap mengarahkannya pada pria galak itu? Bisakah Ina bertahan dan membuat sang pria mencintainya? Atau malah kalah dan menyerah dengan cinta yang terlanjur tumbuh tanpa ia sadari. Inilah kisah Zaina Rahayu, gadis lugu yang terjebak dengan pria galak, yang gagal move on dari masa lalunya.
Menikah muda bukanlah impianku. Apalagi harus menjadi istri kedua. Ini mimpi buruk! Namun demi sebuah bakti, aku pun harus rela menerima takdir, dan menjadi orang ketiga di rumah tangga pasangan yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Meski pada akhirnya, aku pun harus menerima nasib, diabaikan suamiku sendiri. Mampukah aku bertahan dalam Rumah tangga penuh belukar ini? Atau menyerah dan mencari bahagiaku sendiri?
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Tania kembali ke Indonesia setelah 10 tahun Ia menetap di Malaysia. Tujuannya hanya satu yaitu ingin mencari cinta pertamanya yang ia temukan 10 tahun yang lalu. Laki-laki itu bernama Rian. Namun saat ia sampai di Indonesia, Ia mendapati kenyataan jika Rian yang selama ini ia cari tak mengenalnya sama sekali. Bahkan Tania sudah menunjukkan salah satu benda yang dulu Rian buatkan untuknya namun tetap Rian Tak mengenal benda tersebut. Sampai Tania bertemu dengan om dari Rian bernama Bian. Siapa sangka pertemuan Tania dengan Bian, membuka sebuah luka yang pernah membuat hidup Bian berantakan. Dan siapa yang menyangka juga ternyata Rian yang Tania cari, ternyata Bian yang berpura-pura menjadi Rian.
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?