/0/20409/coverbig.jpg?v=08a1d5f4a7d96e643f2972c51eb02bba)
Syakila, seorang gadis cantik berhijab, dengan berat hati menerima perjodohan dengan Reihan, seorang Polisi yang berdedikasi tinggi. Namun, kehidupan pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Reihan tidak bisa melepaskan perasaannya terhadap Sonia, kekasihnya yang berprofesi sebagai model. Walaupun Syakila mencoba menjadi istri yang baik, ia hanya menjadi bayang-bayang di dalam hati suaminya yang masih terpaut pada wanita lain. Konflik antara cinta, tanggung jawab, dan perasaan terluka mulai muncul ketika Syakila harus menghadapi kenyataan pahit bahwa statusnya sebagai istri hanya sebatas gelar tanpa cinta. Akankah pernikahan mereka bertahan di tengah bayang-bayang masa lalu Reihan?
Syakila memandang bayangan dirinya di cermin, mengenakan kebaya pengantin warna putih yang sederhana namun sangat anggun. Wajahnya dipoles lembut dengan riasan tipis yang menonjolkan kecantikan alami yang ia miliki. Di balik senyum tipis yang ia paksakan, ada kegelisahan yang bergejolak di dalam hatinya.
Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya, namun entah mengapa ia merasa seperti ada yang salah. Orang-orang di sekelilingnya sibuk memuji betapa cantiknya ia, betapa cocoknya ia dengan Reihan, lelaki yang akan menjadi suaminya dalam hitungan jam. Namun, hanya sedikit yang tahu bahwa hatinya dipenuhi keraguan dan kekhawatiran yang tak bisa terucapkan.
Saat itu, tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk pelan. "Syakila, sudah siap?" suara lembut ibunya terdengar, menyelinap masuk ke dalam ruangan.
Syakila menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Iya, Bu. Sebentar lagi."
Ibunya masuk, wajahnya dipenuhi kebahagiaan yang sulit disembunyikan. "Kamu cantik sekali, Nak. Reihan beruntung mendapatkanmu."
Syakila hanya tersenyum tipis, tidak tahu harus berkata apa. Baginya, kata-kata itu terdengar kosong, seolah bukan untuk dirinya. Apakah Raihan benar-benar beruntung? Ataukah ini hanya takdir yang dipaksakan?
Di dalam hatinya, Syakila terus bertanya-tanya, mengapa ia merasa tidak nyaman setiap kali memikirkan Reihan. Pria itu tampan, mapan, dan dari luar, tampak seperti pasangan yang sempurna. Tapi setiap kali mereka bertemu, ia selalu merasakan dinding dingin yang tak terlihat di antara mereka, seolah ada sesuatu yang ditahan, yang tidak ingin diungkapkan.
"Ayo keluar, sayang. Nak Reihan dan pak penghulu sudah menunggumu di sana," kata Bu Azizah seraya tersenyum bahagia.
"Iya, Bu," sahut Syakila dengan tersenyum tipis seakan menyembunyikan sesuatu yang tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata.
Bu Azizah mengulurkan tangannya, menarik tangan Syakila dan membawanya ke dalam genggaman. Lalu mereka berjalan keluar dari dalam kamar tersebut.
Wanita paruh baya itu sangat bahagia saat melihat putrinya menikah dengan Reihan, putra temannya.
Saat Syakila berjalan ke luar menuju halaman rumah tempat pernikahan mereka akan dilangsungkan, ia melihat Reihan sedang berdiri di depan, mengenakan pakaian pengantin dan jas warna putih yang tampak gagah. Namun, tatapan matanya tidak seperti yang Syakila harapkan. Mata Reihan tampak kosong, tanpa kilau kebahagiaan yang seharusnya ada pada pengantin pria di hari pernikahannya.
Reihan tidak pernah benar-benar melihatnya. Syakila merasakan itu dengan sangat jelas, seolah-olah ia hanya menjadi bayang-bayang di latar belakang hidup Reihan, bukan cahaya yang menerangi hari-harinya. Tapi ia mengabaikan perasaan itu, mencoba untuk percaya bahwa semuanya akan berubah seiring dengan berjalannya waktu.
"Syakila, jangan melamun gitu, ibu tahu kamu sudah tidak sabar lagi kan ketemu nak Reihan?" Kata Bu Azizah.
Lagi-lagi Syakila hanya tersenyum tipis. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Syakila tahu semua orang mengatakan jika dirinya beruntung mempunyai calon suami yang tampan dan berseragam, tapi tidak dengan hati Syakila.
Syakila di tuntun sang ibu duduk di kursi yang ada di samping calon suaminya, lalu Bu Azizah menutup kepala Reihan dan Syakila dengan kerudung putih.
Ayah Syakila sudah meninggal, yang sekarang menjadi wali nikahnya adalah sang paman. Dengan di bimbing pak penghulu, Reihan mengucapkan ijab qobulnya di depan semua orang yang hadir dalam acara tersebut.
"Saya terima nikah dan kawinnya Syakila Humaira binti almarhum bapak Ahmad Aziz dengan mas kawin emas antam sepuluh gram dan uang dua puluh lima juta rupiah di bayar tunai!" Ucap Reihan dengan satu tarikan napas.
"Bagaimana para saksi?"
"SAH...!"
"Alhamdulillah..."
Pernikahan berjalan lancar dan penuh khidmat sesuai dengan rencana. Janji suci diucapkan, cincin disematkan, dan doa-doa dipanjatkan. Namun, di dalam hati Syakila, ia merasakan ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang tidak dapat ia sebutkan, tetapi terasa begitu nyata.
Saat pesta berlangsung, Syakila melihat Reihan duduk di sampingnya, namun pikirannya tampak jauh. Reihan lebih sering memandang ponselnya daripada berbicara padanya. Ketika Syakila memberanikan diri bertanya, "Kamu baik-baik saja?" Reihan hanya mengangguk singkat tanpa menoleh sedikitpun. Padahal mereka baru saja sah menjadi pasangan suami istri beberapa saat yang lalu.
Malam harinya setelah pesta usai dan mereka berada di kamar pengantin, keheningan yang berat menggantung di antara mereka. Raehan terlihat gelisah, seperti orang yang dipaksa berada di tempat yang tidak diinginkannya. Pria itu berjalan kesana kemari dan tak bisa tenang.
Syakila akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. "Mas Reihan, ada apa? Aku merasa kita tidak benar-benar saling mengenal. Apakah kamu benar-benar ingin pernikahan ini?"
Reihan menghela napas panjang, akhirnya dia menatapnya dengan mata yang dipenuhi dengan rasa bersalah. "Maafkan aku, Syakila. Aku tidak bisa berpura-pura lagi sekarang. Ada seseorang dalam hidupku, dan aku tidak bisa mengabaikannya."
Kata-kata itu seketika menghantam Syakila seperti badai yang tiba-tiba datang tanpa peringatan. "Seseorang?" suaranya bergetar, sulit baginya untuk menerima kenyataan yang baru saja diucapkan.
"Namanya Sonia. Aku mencintainya, dan aku ... aku tidak tahu harus bagaimana." Raehan mengakui dengan berat hati.
Hatinya Syakila terasa hancur berkeping-keping, dan air mata yang selama ini ia tahan akhirnya mengalir tanpa henti. Syakila merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tidak bisa ia hindari. Pernikahan yang ia harapkan bisa menjadi awal dari kehidupan yang bahagia ternyata hanyalah ilusi belaka.
"Kalau mas tidak bisa mencintaiku, kenapa mas mau menikah denganku, mas, kenapa?" Tanya Syakila dengan suara bergetar.
"Semuanya ini karena kehendak orang tuaku. Aku tidak bisa menolak permintaan ibuku untuk menikah denganmu," kata Reihan tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Syakila.
Malam ini, malam pertama pernikahan mereka berdua, dimana kebanyakan pasangan pengantin saling mengenal satu sama lain. Tapi tidak dengan Syakila dan Reihan, malam pertama pernikahan mereka sekarang seperti neraka. Bagaimana tidak, Reihan dengan entengnya mengatakan mencintai perempuan lain di depan istrinya sendiri.
Syakila menjatuhkan dirinya di atas ranjang, meringkuk, menangis di atas tempat tidur, masih mengenakan pakaian pengantinnya. Reihan memilih untuk berbaring di samping Syakila, lalu memejamkan matanya dan tak memperdulikan perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu.
"Ya Allah, kenapa pernikahanku jadi seperti ini. Apa salahku ya Allah, kenapa?" Gumam Syakila dalam hati.
Seharusnya Syakila menyadari semua ini sejak pertama kali bertemu dengan Reihan. Kecurigaan Syakila semakin dalam saat mereka nikah kantor beberapa bulan lalu, karena jarang sekali bertemu karena alasan sibuk dengan pekerjaan, Syakila mulai menyangkal pikirannya sendiri. Dan sekarang semuanya sudah terbukti, bahkan Reihan sendiri yang mengatakan kalau Reihan mencintai perempuan lain, tidak dirinya yang sudah sah menjadi istrinya. Hati Syakila benar-benar hancur berantakan. Tapi mau tidak mau Syakila harus tetap menjalani pernikahan ini.
Malam itu, dalam keheningan yang mencekam, Syakila menyadari bahwa ia menikah dengan seorang pria yang hatinya bukan miliknya. Ia hanyalah istri bayang-bayang, yang harus menghadapi kenyataan pahit bahwa cinta sejati tidak selalu datang setelah pernikahan.
***
Naura, seorang desainer muda yang berjuang menyelamatkan bisnisnya, setuju menikah kontrak dengan Adrian, seorang pengusaha sukses yang terdesak tuntutan keluarga. Tanpa melibatkan perasaan, mereka memulai hidup bersama sebagai pasangan yang dingin dan penuh batasan. Namun, di balik kesepakatan formal itu, perlahan tumbuh benih cinta yang tak terduga. Ketika mantan Adrian dan intrik keluarga besar mulai mengancam, mereka dihadapkan pada pilihan sulit. Bertahan bersama atau menyerah pada kesepakatan awal. Bisakah cinta yang lahir dari keterpaksaan menjadi sesuatu yang abadi?
Hana terdesak oleh masalah keuangan keluarganya, hingga ia menerima tawaran pernikahan kontrak dari Ray, seorang CEO tampan yang memerlukan istri pura-pura demi menyelamatkan reputasinya. Kesepakatan mereka jelas tanpa cinta, tanpa perasaan. Namun, seiring waktu, benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Ketika rahasia kelam dari masa lalu Ray dan ancaman dari pesaing bisnisnya muncul, Hana dan Ray dihadapkan pada pilihan sulit. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk bertahan di tengah semua kepalsuan?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.