esaikan. Di salah satu sudut ruangan, Reihan duduk bersama dengan rekan-rekannya, sedang terlibat dalam diskusi yang riuh dan penu
pak Reihan kemarin?" tanya Aji, salah satu kolega Raehan, s
ihan." Timpal r
saja yang kami undang," jawa
ya makanan hajatannya sampai sin
ua mata langsung tertuju pada ponsel yang bergetar di atas meja. Raehan
egup lebih cepat, menandakan keteg
n penting," kata Raehan sambil mengangk
an kekasihnya, sudah tiga bulan berada di Singapura untuk pekerjaan modeling dan berita ini membuat Raehan merasa campur aduk. Berpisahnya den
h, tapi aku ingin meminta bantuanmu untuk menjemputku di bandara. Aku tahu ini mungkin aneh, ta
bahwa Sonia akan kembali ke Jakarta membuatnya merasa tidak nyaman. Meskipun mere
i kita perlu bicara serius tentang hubungan kita," ja
a lega. "Terima kasih banyak, Reihan. Aku
janya dengan ekspresi yang tidak bisa disembunyikan
eihan?" tanya Aji, menyadari
i," jawab Reihan singkat, berusa
ng belum sepenuhnya terselesaikan. Reihan menyadari bahwa dia harus menghadapinya dan mencari cara untuk m
erus kembali ke rencana pertemuannya dengan Sonia. Ia tahu bahwa pertemuan ini akan menj
u bandara dengan mobil miliknya, berpikir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia harus bersiap menghadapi So
*
menuju bandara. Rasa berat di dadanya semakin mendalam dengan setiap langkah, seolah menanggung beban dari semua perasaan yang telah lama terpendam. Semen
n pintu kedatangan internasional, menunggu kedatangan Sonia dengan penuh kecemasan. Menunggu di tengah keramaian bandara
gapura. Hati Reihan berdegup dengan kencang saat dia melihat para penumpang mulai kel
dengan gaun selutut berwarna merah muda namun elegan, mengenakan kaca mata hitam yang melindungi matanya dari cahaya
but saat mereka saling bertemu di tengah kerumunan. Reihan merasa jantungnya berdegup lebih cepat d
gan penuh semangat, berjalan
maju untuk menyambutnya. "Sonia. S
membalas pelukan itu dengan lembut, merasakan kehangatan tubuh
dan segala ketegangan serta keraguan yang dira
kata Sonia, melepaskan pelukan dan menatap Raeh
ihan, berusaha untuk terlihat santa
di sini lagi," jawab Sonia, matanya penuh keceriaa
yum tipis saat mena
dengarkan dengan penuh perhatian, sementara Sonia menceritakan berbagai pengalaman dan pekerjaan modelnya di l
ga sangat bersyukur kamu bisa menjemputku," Sonia b
du yang lama terpendam dan kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan. "Aku juga
mbut. "Aku juga merasakannya, Reihan. Selama t
angat bahagia me
kenyamanan yang tidak pernah benar-benar hilang di antara mereka. Ketika mereka akhirnya tiba di mobil, R
kan tempat tersebut. Sonia duduk di
dulu ya," kata Reihan sembari
etulan akan lapar se
cari restoran t
elama berada di Singapura. Kalau saja aku tidak ingat dengan kontrak kerja itu, aku pasti sudah
mewah tempat favorit mereka berdua. Reihan turun dari mobi
restoran mewah itu. Reihan memilih tempat
an menghampiri, memberika
apa?" Tanya Rei
gan bilang kalau kau sudah lupa den
iklah, steak daging dan dimsum, minuman
ya," kata pelayan itu setel
emanfaatkan waktu kita bersama," kata Sonia. "Aku ingin me
an. "Aku juga ingin itu. Ada banyak hal y
dari awal lagi. Aku tahu kita punya banyak masalah kemarin, tap
onia, itu sangat berbeda ketika Reihan bersama dengan Syakila. Entah kenapa ketika bersama d
orang model yang di sukai banyak orang. Reih
an Reihan, tiba tiba keningnya mengern
" Tanya Sonia heran lalu me
e
n terasa sepe
, kamu tidak mungkin sud
e
e
e
*