Aku sama sekali tidak menyangka jika beberapa hari lalu aku menyerahkan keperawanan kepada pacar kakak angkatku sendiri. Malam itu aku benar-benar terpengaruh minuman keras setelah pesta reuni yang sangat gila. Matilda adalah kakak angkat yang sangat baik meskipun cenderung tertutup. Rasanya sangat bersyukur karena Matilda dan ibunya sudah mau menerima kehadiranku sejak kecil. Aku sama sekali tidak ingin menyakiti mereka. "Alpha Rexton, tolong tolak aku. Aku tidak pantas menjadi lunamu, dia adalah lunamu yang sebenarnya." Serigala dalam diriku berteriak, meraung dan melolong tanpa aku perdulikan sedikitpun. Biar saja aku yang merasa sakit asal jangan keluarga yang sudah menolong dan merawatku. Apakah Alpha Rexton akan menolakku? Bagaimana jika Matilda tahu bahwa kekasihnya adalah mate-ku dan bahkan aku sudah memberikan keperawanan kepadanya? Akankah keluarga kami baik-baik saja? Terus baca Alpha Rexton, I'm Not Your True Luna untuk mengetahui kisah menyentuh hati dari kehidupan dan kisah cinta Amelie.
Amelie's POV
"Eh, apa mereka berdua adalah kekasihmu?"
Aku tak sengaja melihat dua foto laki-laki yang berbeda dalam smartphone Matilda -- kakak angkatku. Kedua foto itu diambil dengan pose yang hampir sama, Matilda berdiri dengan laki-laki itu di sebelah kirinya, mereka tersenyum dan terlihat sangat bahagia.
"Letakkan smartphone-ku, Amelie. Kamu sudah mengusik privasi orang lain!"
"Aku iri padamu, kamu bisa mendapatkan satu atau dua laki-laki dengan hanya sekali mengedipkan sebelah mata. Huft, tidak maukah kamu berbagi satu di antara kedua laki-laki ini kepadaku?"
"Amelie, apa kamu tidak mendengar perkataanku tadi?!"
Amelie Chyntia adalah nama pemberian keluarga angkatku, aku tidak pernah tahu siapa nama dan keluargaku yang sebenarnya. Kata ibu, pada musim dingin dua pulus satu tahun yang lalu, pintu rumah ini diketuk dan aku sudah ada dalam keranjang bayi lengkap dengan sebuah pakaian dan secarik kertas yang sudah koyak. Meskipun aku bukan terlahir dari keluarga ini, namun aku tetap menganggap mereka keluarga, apalagi ibu yang sudah merawatku hingga dewasa.
"Jangan buka smartphone tanpa izin, Amelie, setiap orang butuh privasi!" Matilda melangkah mendekat dengan secangkir coklat di tangannya.
"All right, all right." Aku mengangguk remeh.
Bersamaan dengan itu, suara deru mobil mendekat dan berhenti di depan rumah. Melongok keluar dari jendela kamar kakak perempuanku, aku melihat sebuah mobil berwarna putih dengan beberapa orang di dalamnya.
Melihat mereka sudah datang, aku segera keluar dari kamar untuk menemui mereka dan pergi.
"Kamu mau ke mana, Amelie?!" teriak Matilda dari dalam kamar.
"Malam ini ada pesta reuni, aku harus pergi. Mungkin aku akan pulang nanti malam, jangan kunci pintunya, Matilda!" Aku terus berteriak sembari berlari.
Masuk ke dalam mobil, sudah ada tiga temanku di dalamnya. Aku duduk di sebelah Chesna, perempuan berpenampilan tomboy dengan rambut pendek berwarna ungu dengan gaya peek a boo. Sementara dua temanku yang lain adalah Gwendolyn yang suka bernyanyi sedang menyetir mobil dan Hailey yang duduk di sebelahnya dan tengah sibuk merias wajah.
Mobil perlahan kembali melaju membelah jalanan malam itu. Tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang, mungkin karena udara malam ini juga cukup dingin.
Suara musik menggema dalam sebuah ruangan yang dipandu oleh seorang DJ perempuan berkulit hitam, di sekitarnya orang-orang menikmati malam dengan cara mereka masing-masing.
"Kamu lihat pria di sana, dia sangat tampan!" ujar Chesna, jarang sekali ia memuji laki-laki tidak seperti yang terjadi malam ini.
Ketiga pasang mata yang lain menoleh ke arah yang sama. Mereka melihat seorang laki-laki yang tengah meneguk tequila. Ia mengenakan kemeja putih dengan tiga kancing paling atas yang terbuka membuatnya tampak hot dan sexy. Tidak hanya itu, kedua lengannya juga digulung ke atas memperlihatkan kedua tangan dengan otot yang kekar. Tatapan matanya tajam ke depan, ia nampak sangat menikmati minumannya.
"OMG, kamu benar, Chesna. Dia bahkan lebih baik daripada kekasihku," ujar Hailey, ia memang memiliki karakter seperti Matilda yang bisa menyukai banyak laki-laki dalam satu waktu.
"Sayang sekali, kita sudah punya pacar. Sepertinya ini giliran Amelie untuk mendapatkannya," ujar Gwendolyn, lirikan matanya menggodaku yang duduk di sebelah kirinya.
Aku meneguk segelas beer, lantas meletakkannya kasar di atas meja. "Tapi aku tidak mrasa tertarik dengannya, dia biasa-biasa saja."
Mereka bertiga terkekeh, sepertinya mereka sudah tahu dengan kebohonganku. Memang aku juga melihatnya sama seperti ketiga temanku yang lain, dia tampan, hot dan sexy, tapi apa mungkin aku bisa mendekatinya? Ah, pikiran macam apa ini!
Semakin malam bar semakin ramai, aku masih duduk bersama ketiga temanku saat orang-orang semakin banyak berdatangan.
Aku mengerjapkan mata kala pandangan mataku seketika buram. Sepertinya aku sudah cukup banyak menengguk minuman.
"Uhm, bagaimana jika kita bermain truth or dare?" Hailey memberikan usul.
"Itu menarik!"
Kami melakukan suit dan hasilnya adalah Gwendolyn yang pertama, aku kedua, kemudian disusul Hailey dan diurutan terakhir adalah Chesna.
"Truth or dare?" tanya Hailey.
"Um ... truth." Gwendolyn menjawab tegas.
"Biar aku yang bertanya," ujar Chesna. "Ceritakan pengalaman sex pertamamu."
Gwendolyn tersipu. "Tidak bisakah pertanyaan yang lain?"
"Tidak, dan kamu haru menjawabnya dengan jujur." Hailey mendukung penuh pertanyaan yang diberikan Chasne.
"Malam itu aku tidak menyangka jika dia akan melakukan itu, tapi sebenarnya aku juga sudah sangat menunggu. Itu adalah pengalaman yang menakjubkan! Sekarang setiap kali bertemu, kita selalu melakukannya."
"Uh ... betapa manisnya kalian," ujar Chasne, tersenyum puas. "Sekarang giliranmu, Amelie. Truth or dare?"
Terdiam beberapa saat, aku sangat memikirkannya dengan hati-hati. "Dare," jawabku yang tidak ingin diberikan pertanyaan aneh.
"Woah, kamu berani sekali, Amelie. Aku akan mempersilahkan Gwendolyn untuk memberikan dare kepadamu." Chasne mengangkat dagunya ke arah perempuan dengan kulit putih mulus itu.
"Dekati pria itu dan lakukan sex pertama kali dengannya."
Kedua mataku terbuka lebar, aku tidak menyangka jika mereka akan memberikan tantangan seperti ini kepadaku. Seketika aku menyesal, seharusnya aku tidak masalah jika menceritakam sesuatu secara jujur kepada mereka.
Melihat ke arah laki-laki itu sejenak, ia masih ada di sana sedang duduk sembari menundukkan kepala. Nampaknya ia sedang dalam masalah dan kedatanganku mungkin akan membuat suasana hatinya semakin buruk.
"Bukannya aku tidak berani, tapi lihatlah, dia sepertinya sedang berada dalam masalah besar."
"Kamu tidak bisa beralasan apapun, Amelie." Gwendolyn menggelengkan kepala.
"Yes, kamu sendiri yang memilih dare," ujar Chasne menambahi.
"Kamu harus melakukannya, tidak ada hal lain yang harus kamu lakukan, kamu hanya perlu memintanya untuk sex denganmu. Jika dia menolak, itu bukan masalah. Jika dia menerima, kamu harus melanjutkan tantangan dari kami sampai selesai." Hailey memberi arahan. "Ayolah, jangan pesimis terlebih dahulu. Kamu harus mencobanya, kamu harus tahu betapa cantiknya kamu, Amelie."
Tidak bisa lagi menolak, aku beranjak. Pandanganku seketika berubah samar, namun saat mataku mengerjap aku bisa kembali memfokuskan pandanganku.
Langkah kakiku semakin mendekat, bersamaan dengan itu degup jantungku juga kian berdetak tak karuan.
Semakin dekat, aku bisa melihat sepasang mata hijaunya yang menenangkan. Dia melihat ke arahku, lalu tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya saja.
"H--hai," ujarku canggung. "Bisakah aku duduk di sini."
Seulas senyum terlihat pada wajahnya. "Tentu." Ia sedikit menggeser tubuhnya.
"Thank you," ujarku yang lantas duduk. "Ehm, kamu terlihat begitu tampan."
Aku bisa merasakan jika ia tersipu. Senyuman kembali hadir di wajahnya, ia mengusap tengkuk lehernya dan meletakkan tangannya di belakangku.
Perlahan wajahnya mendekat hingga hembusan nafasnya yang dingin bisa terasa di wajahku. "Kamu juga cantik, Mrs. Pinky."
Seketika aku baru menyadari semua yang melekat di tubuhku berwarna pink. Dress yang aku kenakan memiliki warna pink, begitu juga dengan sepatu dan aksesoris yang lain.
Tangannya yang lain melingkar di bagian depan tubuhku sehingga aku seperti berada dalam kurungannya. Jarak kita semakin dekat dan aku bisa merasakan bibirnya yang mulai menyentuh bibirku.
"Uhmm, Mr. Maskulin aku mendapat tantangan untuk--."
"Aku tahu, bagaimana jika kita memesan kamar hotel untuk malam ini, Mrs. Pinky?"
Anjasmara, seorang putra selir di kerajaan Galuh yang diperintahkan oleh ibunya untuk mencari pendamping hidup dengan cara terjun dunia rakyat jelata menjadi sesosok pendekar muda gagah dan tampan. Apabila ada gadis yang ditemuinya dan susah untuk disentuh, maka itulah jodoh sejatinya. Namun, karena ketampanannya itu membuat setiap perempuan tergila-gila kepadanya. Di sisi lain sebagai pendekar, dia harus berurusan dengan masalah dunia persilatan yang membahayakan nyawanya. Namun, di sinilah dia dapat meningkatkan kemampuannya. Bagaimanakah Anjasmara menemukan belahan jiwanya dan mengatasi segala persoalan di jagat kaum pendekar? Ikuti kisahnya dalam Pendekar Petualang Cinta.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Warning area dewasa (21+) Bijaklah memilih bacaan! ~~~ "Jika kau mau aku akan membantumu. Membiayai seluruh operasi ayahmu yang terkena kanker paru-paru. Setahuku, biaya pasien yang terkena kanker paru-paru itu tidak sedikit. Jumlahnya bahkan lebih dari lima puluh ribu dolar. Tentu, jika kau mau menerima tawaran dariku." Gwen bergeming. Mencerna semua pernyataan Nich barusan. Tetapi, belum selesai Gwen mencernanya, Nich kembali berkata, "Jadilah istriku, Gwen." "A-apa?" "Menikahlah denganku, Gwen. Aku mohon …." Gwen nampak berpikir sejenak, sambil menjilat sisa-sisa jejak bibir Nich. Beberapa saat kemudian dia mengangguk. "Aku mau menerima tawaranmu, asal kau juga mau menerima syarat dariku, Nich." Sebelah alis Nich terangkat. "Apa?" sambil mengusapkan ibu jari di bibir Gwen. "Kita menikah kontrak. Hanya sebatas itu, Nich." *** Gwen Florine terpaksa menerima tawaran mantan kekasih sekaligus pria yang telah menorehkan luka di hatinya sejak 10 tahun yang lalu, lantaran pergi tanpa pamit. Demi sang ayah yang membutuhkan biaya besar untuk operasi. Lantas, apakah Gwen akan terjerat oleh pesona seorang Nicholas Kennedy kembali, di saat hatinya telah membeku? Lalu, apa sebenarnya alasan Nicholas pergi meninggalkan Gwen 10 tahun yang lalu? ### Simak yuk!
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.