ie's
yang lembut dan empuk. Sementara itu di depan wajahku, sebuah dada
pikiran semakin melayang. Aku tak bisa berpura-pura lagi di hadapa
itu. Aku sudah tak bisa berpikir, yang aku inginkan s
namun baik aku dan dia sama sekali tidak ada yang mau berhenti. Rasa ini terlalu sa
sexy dan hot.
idak mengetahui siapa nama m
ah. "Bukankah leb
eng. "Lebih
terjadi secara jelas dalam diriku. Seperti yang sudah dikatakannya, aku juga mera
kan penyatuan. Rasa yang diterima tubuhku berb
keluar dari dalam tubuh. Mendadak tubuhku melemas, lantas ambruk ke atas ranjang. Na
Mrs. Pinky. Aku men
lu banyak tadi. Maafkan aku sudah membuatm
perasaan menyesal dalam hatiku karena sudah mengajaknya untuk
rani untuk melakukan sex pertama kali dengan l
mberikan keperawanan kepadanya, kepada or
*
yang halus dan lembut pada tubuhku. Seketika aku
lain pakaianku yang berserakan di lantai dan tas s
hiasan manik-manik di permukaannya, la
amu lupa kalau hari ini aku akan menge
u tengah melupakan sesuatu. Aku memunguti semua pakaian yang berserakan dan m
yang lalu, semoga saja aku
kit khawatir, akh tidak ingin mengecewakan Matilda dengan tidak hadir di acara spesialnya. Apalag
tas?" tanyaku melihat kemacetan y
am itu menggelengkan kepala. "Tidak ada jala
kan tubuh seraya berharap semoga saja
pan rumah. Seketika itu aku merasa bersalah terh
eharusnya aku tidak memilih dare dan membiarkan menjawab pertanyaan dengan se
-" Aku tak melan
embukanya. Namun seketika aku terdiam saat melihat tiga orang yang berada di
a ada di si
u yang masih acak-acakan. Tidak hanya aku, sepertinya dia juga terkejut karena sepasan
sepatu heels yang aku kenakan
enapa kamu
lehku. Pandangan mataku terpaku pada satu titik
u juga menatap ke arahku, membuat tatapan mataku seakan terkun
teriak menyuarakan sesuatu. Namun aku me
Ma
angkatku sendiri. Aku tidak bisa melakukan ini, mengecewakan
i kayu tercium semakin jelas, menandakan bahwa i
ernyitkan dahi. Tidak kunjung mendapat jawaban, Matilda bersuara d
tilda, a
kesal usai memotong kalimatku begitu saja. "Untung saja hari ini dia tid
ar merasa bersalah.
Matilda," ujar Mam
ma aku memaafkanmu," ujarnya meskipun terlihat jelas jika ia tidak ikh
antas buru-buru ma
lirihku setelah masuk ke dalam kamar. "Tidak, dia,
ri kamar. Mengambil jus jeruk di atas me
i aku harus mengenalkan dia dua kali kep
erangkat untuk saling berjabat. Pandangan mataku
tubuhnya usai berjabat t