on's
khirnya aku bisa merasakan manisnya cinta. Apalagi pacarku yang bernama Matilda itu sangat cantik, bai
an dari gerombolan tiga perempuan lain. Dress-nya berwarna merah muda yang lembut, begitu
a mendekat, aku mencium wangi vanilla dengan kombinasi kayu y
ate
ia sangat canggung. Mungkin belum terbiasa me
ita adalah mate. "Tentu," ujarku yang lantas sedikit
denganku dan aroma itu semakin jelas tercium d
senyuman, lantas mengusap tengkuk karena kecanggungan. Alih-alih meletakkannya lagi di de
yang tebal, hidung mancung, sepasang mata hijau dan ... bibir berwarna pi
alik memujanya, wajahku semakin mendekat hing
lin aku mendapat
na jika kita memesan kamar hote
man-temannya hanya memberikan dare berupa mengajakku melakukan sex dan seh
an menyetujui saran dariku. Tanganku masuk ke dalam saku celana dan mengambil smartp
fokus berkendara. Setelah lima belas menit berlalu, aku dan dia kini sudah bera
y." Aku melepaskan pakaiannya satu p
mungkin sudah sangat tidak tahan
lembut, hampir semua sisi menyentuh bagian yang lebih
palagi saat aku menggerakkannya dan terjadi pe
" Aku merasa sangat penasaran, bagaimana
idak mengetahui siapa nama m
menyukai nama panggilan darinya untu
kan kepala. "Le
ubuhku terfokus pada rasa yang tidak aku dap
mun perempuan yang di depanku adalah mate-ku
n bersalah dalam diriku, namun aku tak bi
Mrs. Pinky. Aku men
adi. Maafkan aku sudah membuatmu terlibat dalam permai
an tidak pernah kamu kenali." Entah benat atau tidak, tapi itulah yang aku rasakan. Ia cukup hebat untuk bisa
yang putih mulus terlihat basah setelah permainan
Namun tak bertahan lama, senyuman itu mengh
u katakan kepadamu? Apa yang
*
at aku sudah berpacaran dengan perempuan lain. Lalu a
n lamanya. Apalagi kita berdua juga sudah sama-sama serius, dia bahkan hendak mempert
ar ini ditinggali oleh Matilda, ibunya dan ad
, rumah kami tidak b
h, Mama," ucapku merasa sena
perhatianku. Di sana terdapat tiga orang perempuan, seorang yang lebi
an rumah. Meskipun samar, namun suara itu cukup jelas. Selanjutnya disusul suara langkah kak
bola matanya. "Dia selalu melakukan ini, mengacaukan se
baru pulang
nyebalkan yang sering ak
yang sama seperti semalam. Aku bisa merasakan kedua mataku meleb
yang keluar dari mulutku. Aku sama sekali tak menyangka jika adik angkat Matild