Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Baby CEO: Kehamilan yang Tak Diinginkan
Baby CEO: Kehamilan yang Tak Diinginkan

Baby CEO: Kehamilan yang Tak Diinginkan

5.0
21 Bab
207 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Prekuel "Terpaksa Menikahi CEO" "Aku akan terus datang sebelum kau setuju menikah denganku." "Apa kamu gila?!" teriak Eva yang sudah kehabisan kesabarannya. "Aku tidak gila. Aku hanya berusaha mempertanggungjawabkan apa yang terjadi. Ada anakku di perutmu. Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya?" "Kenapa tidak bisa? Aku tidak akan menikah dengan pria licik sepertimu." Penolakan Evalia terhadap pernyataan cinta Hanson Dirgantara justru membawa bencana, membuatnya terjebak bersama pria itu dan hamil tanpa adanya ikatan pernikahan. Berbagai kesalahpahaman membuat Eva semakin membenci pria itu. Permasalahan semakin pelik saat Eva menolak menikah dengan Hans, bahkan berusaha menggugurkan Baby CEO di perutnya. Segala macam cara dilakukan oleh Hans untuk memenuhi ambisinya, termasuk menggunakan seluruh kemampuan finansial keluarganya demi menaklukkan gadis yatim piatu yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Sanggupkan Evalia Lesmana terlepas dari jerat pria yang terobsesi padanya? Masih mungkinkah dia menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter di bawah kendali Hanson Dirgantara? Tambahkan buku ini ke rak bacaan kalian dan ikuti kelanjutan kisahnya. Jangan lupa follow sosial media @hanazawa.hana untuk info novel terbaru author! Selamat membaca, Hanazawa^^

Bab 1 Prolog

"Eva, will you marry me?" tanya Hans sambil berlutut di lantai. Seorang gadis muda berusia 22 tahun berdiri di hadapannya. Mereka ada di halaman belakang sebuah rumah sakit terbesar di kota ini.

"Hentikan omong kosongmu dan jangan muncul lagi di hadapanku!" sentaknya garang sambil menepis tangan Hans. Kemarahan tampak jelas di wajahnya yang berubah merah padam.

"Aku akan terus datang sebelum kau setuju menikah denganku."

"Apa kamu gila?! Kita tidak punya hubungan apa pun," elak gadis rambut panjang itu sambil menggelengkan kepala berkali-kali. Kesabaran Eva semakin menipis menghadapi keras kepala pria yang telah merenggut kesuciannya dua bulan yang lalu.

"Aku tidak gila. Aku hanya berusaha mempertanggungjawabkan apa yang terjadi. Ada anakku di perutmu. Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya?" Hans kembali menghadang Eva yang tetap bersikeras pergi dari sana, menyingkir demi kewarasan yang semakin tersiksa.

Hans meraih tangan gadis yang berhasil membuatnya kehilangan akal sehatnya. Tubuh Eva yang mungil seolah tenggelam di dalam jas dokter miliknya. Sorot mata penuh kebencian darinya, justru membuat Hans semakin ingin menaklukkannya. Setiap ucapan atau tingkah Eva benar-benar menggemaskan. Tak terkecuali luapan emosinya.

"Aku tidak akan menikah dengan pria licik sepertimu. Lagi pula, bukankah itu memang rencanamu sejak awal? Kamu memetik bunga sembarangan dan menginjak-injaknya tanpa belas kasihan. Untuk apa sekarang pura-pura menyesal dan ingin bertanggung jawab?!" sarkas wanita yang kini coba melepaskan diri dari cengkeraman pria di hadapannya.

Bukannya lepas, cekalan Hans justru semakin kuat. Situasi malam itu, dia sendiri tidak terlalu ingat bagaimana detailnya. Karena mabuk, dia kesulitan mengendalikan diri dan bertindak semaunya. Namun, dia menyadari kesalahannya dan siap mengambil sumpah setia untuk menjadi suami Eva.

"Aku tahu tidak mudah melupakan apa yang terjadi malam itu, tapi aku janji itu terakhir kalinya aku memaksamu. Ayo kita menikah." Hans masih bersikeras, tidak mau menyerah begitu saja.

"Cih! Bahkan sekarang kamu sedang memaksaku!" Eva menghempas tangan Hans sekuat tenaga sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, "Kamu pikir menikah menyelesaikan masalah, hah?"

Wanita cantik itu membuang muka dengan perasaan gondok yang luar biasa. Ingin sekali melayangkan satu tamparan kepada Hans, tapi ia cukup tahu diri untuk tidak membuat masalah semakin runyam.

Hanson Dirgantara memiliki latar belakang yang luar biasa, berasal dari keluarga konglomerat yang memiliki segalanya. Menampar Hans sama saja mempersulit jalan hidupnya sendiri.

"Enyahlah dari depanku selagi aku bisa bersabar!" tegas Eva sambil mundur dua langkah, menjauh dari jangkauan Hans.

"Eva, cara apa lagi yang harus aku lakukan agar kamu menerima niat baikku? Apa pengakuan rasa bersalahku tidak cukup? Aku benar-benar akan bertanggung jawab dengan hidupmu dan anak kita." Hans merendahkan suara dan mengharap Eva bisa sedikit melunak padanya.

Langkah Eva terhenti, tak sampai hati melihat pria itu memohon dengan wajah yang terlihat hampir putus asa.

"Menikahlah denganku, Evalia Lesmana," ucap Hans saat berhasil menahan kedua bahu Eva erat-erat. "Akan ku kabulkan semua yang kau minta asalkan kau bersedia menjadi pengantinku."

Tawa hambar terdengar detik berikutnya. Menikah dengan Hans? Bermimpi saja tidak. Dia tidak ingin terlihat dengan pria itu.

"Kamu hanya ingin menghancurkan impianku sebagai dokter, bukan? Kamu tidak tahu betapa pentingnya kesempatan ini untukku. Tanpa bayi ini, aku bisa meneruskan hidupku. Kenapa aku harus mendengarkan rengekanmu? Apa untungnya menikah denganmu?"

Eva melepaskan kedua tangan Hans perlahan, tetapi wajahnya masih menunjukkan raut yang sama, menolak Hans dan segala ajakannya.

"Aku bisa memberikan semua yang kau inginkan. Rumah, kendaraan, rasa aman, bahkan pendidikan. Kau bisa melanjutkan studi kedokteran setelah melahirkan. Ah, atau kau mau belajar ke luar negeri? Ke mana? Katakan saja, aku akan mengaturnya untukmu. Berapa pun uang yang kau butuhkan, akan ku berikan. Kau tahu, uang tidak ada artinya dibandingkan-"

Plak!

Tamparan mendarat di wajah Hans dan membuatnya bungkam seketika. Rangkaian kata yang tersusun rapi di kepala, musnah seketika. Ini pertama kalinya seseorang bersikap kasar padanya, tidak sadar bahwa dirinyalah yang sudah membuat Eva kehilangan kesabarannya.

"Aku tidak akan menikah denganmu seumur hidupku. Camkan itu!" Eva mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Hans sebelum berbalik sekali lagi, mempercepat langkahnya untuk pergi dari sana.

"Kau hamil anakku!" teriak Hans sambil mengejar langkah Eva.

"Aku akan menggugurkannya!"

Hans membulatkan mata tak percaya. Eva yang dikenalnya sebagai gadis lembut dan penyayang, akan menyingkirkan calon anak mereka?

Tanpa pikir panjang, Hans berlari dan menarik lengan Eva sekuat tenaga. Dia bisa memberikan apa saja yang Eva inginkan, tak terkecuali menjadi dokter unggulan di masa depan. Kenapa dia menyingkirkan semua kemudahan itu?

"APA KAMU GILA?!" Hans meninggikan suara, tidak terima jika benih miliknya yang ada di dalam perut Eva hendak dimusnahkan. Jika itu terjadi, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk memiliki gadis itu.

"Ya. Aku memang sudah gila. Benar-benar gila sampai ingin menikam jantungku sendiri sekarang juga. Sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum hal itu benar-benar terjadi!"

Eva berbalik dari sana, meninggalkan Hans yang hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat untuk mengendalikan emosinya. Berbagai cara dia lakukan untuk membuat Eva menjadi miliknya, tetapi gadis itu justru semakin membencinya.

Bisakah Hans menaklukkan keras kepala Evalia Lesmana?

Catatan:

Hanson Dirgantara adalah ayah kandung Rio Dirgantara (baca: Terpaksa Menikahi CEO)

Kisah Hans dan Eva dimulai dari bab kedua.

Selamat membaca ....

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY