Spin off "Arrogant Husband" Memasuki usia 30 tahun, Evan Maximilian dibuat pusing oleh perjodohan yang dilakukan oleh mamanya. Sudah ada 12 wanita yang dikenalkan padanya, tapi sama sekali tak ada yang berhasil menarik perhatian Evan. Karena satu kesalahpahaman, Evan justru harus terjebak dengan Irish, sekretarisnya sendiri-seorang janda yang seringkali menjadi fantasi liar pria mana saja yang melihatnya. Namun ternyata, dia memiliki sesuatu yang membuat Mama Laura amat menyukainya. Bagaimana Evan menghadapi dua wanita yang membuatnya sakit kepala? Bisakah dia membujuk Irish agar bekerja sama bermain drama di depan Mama Laura?
Mobil Mercedes Benz Maybach S-Class warna hitam terhenti di depan gedung bertingkat bertuliskan Micro Technology. Seorang wanita paruh baya turun dan melangkah masuk menuju lobi utama perusahaan IT terbesar ketiga di Indonesia itu.
"Astaga, anak itu benar-benar tidak mengangkat teleponku," geram Laura, melihat layar ponsel dan terus melangkah. Panggilannya tak dihiraukan oleh Evan.
Kekesalannya semakin bertambah saat menyadari angka di atas lift seolah tak bergerak. Tiga detik yang terasa bagai tiga jam untuk setiap lantai yang dilewatinya.
"Apa dia benar-benar sesibuk itu sampai melewatkan kencan butanya kali ini?!"
Laura melangkah keluar sedetik setelah mendengar denting nyaring bersamaan pintu yang terbuka. Dengan tidak sabaran, dia langsung menuju ruangan di ujung koridor. Wajahnya merah padam, ingin mengomel sekarang juga.
Namun, langkahnya terhenti saat menyadari pintu ruangan anaknya tidak tertutup rapat seperti sebelumnya. Tak hanya itu, Irish-sekretaris pribadi Evan juga tak ada di mejanya, padahal ini masih jam kerja.
"Ke mana dia?" Laura membatin. Entah kenapa mulai merasa cemas. Beberapa kabar miring tentang Irish sudah sampai ke telinganya. Dia takut putra semata wayangnya tersesat dengan sang janda kembang yang mendapat julukan sekretaris meresahkan.
Dan kecurigaannya semakin bertambah saat tak mendapati Evan di mana pun. Ruangannya kosong tak berpenghuni. Hanya layar laptop yang terlihat menyala, dibiarkan stand by begitu saja. Dan matanya membulat tak percaya saat mendengar suara samar dari ruang istirahat.
"Singkirkan tangan Anda, Tuan. Saya bisa melakukannya sendiri."
Suara Irish yang lembut dan berat berhasil membuat napas Laura tercekat di tenggorokan dan mata membulat seketika. Di usianya yang tak lagi muda, berbagai pikiran buruk merasuk begitu saja ke dalam kepala. Mungkinkah anaknya memiliki hubungan tidak sehat dengan sekretaris pribadinya? Itukah alasan Evan selalu menghindari kencan buta yang telah diatur?
"Sedikit lagi masuk. Diam dan menurutlah."
"Tapi saya sudah basah, Tuan. Jangan lama-lama. Cepatlah."
"Diam. Jangan mengganggu konsentrasiku. Aku pasti bisa melakukannya," ucap Evan menggebu-gebu.
Laura hampir tidak bisa berdiri di atas kakinya sendiri saat mendengar teriakan yang keluar dari mulut putra kesayangannya. Ketakutannya sungguh menjadi nyata. Sepasang pria dan wanita di dalam ruangan tertutup, apa lagi yang bisa mereka lakukan selain menyenangkan satu sama lain?
"Jangan bergerak. Tahan sebentar, aku akan keluar."
Keringat dingin membasahi pelipis Laura bersama detak jantung yang semakin cepat. Menahan gemetar di seluruh tubuhnya, wanita itu mendekat ke arah sumber suara.
Tangan kanannya terulur, meraih handle pintu dan bersiap membukanya. Dia harus menangkap basah wanita yang memanfaatkan posisinya untuk menggoda atasannya. Trauma masa lalu membuat wanita itu jadi mudah curiga. Dia dulu diselingkuhi oleh Papa Evan yang main gila dengan sekretaris pribadinya.
"Mama?!"
Belum sempat Laura menggerakkan tangannya, pintu sudah lebih dulu terbuka. Evan muncul dari sana sambil melepas kancing kemeja. Keningnya berkerut melihat mamanya berdiri dengan wajah pucat dan berkeringat.
"Apa yang Mama lakukan di sini?"
"Tuan, cepatlah kembali. Saya tidak bisa menahannya lebih lama lagi."
Terdengar suara Irish menggema, membuat kesadaran Laura kembali.
"Ma ...."
Tanpa memedulikan panggilan Evan, Laura memasuki ruang kerja anaknya dan bergegas masuk ke kamar pribadi di belakang ruangan itu. Dia ingin menjambak rambut Irish, menyeretnya keluar dari sana dan langsung minta HRD memecat wanita tidak tahu malu itu.
Baru beberapa langkah melewati pintu, jantung Laura seolah berhenti berdetak karena mendengar Irish terus berteriak dari arah kamar mandi. Bahkan stok oksigen di paru-paru pun hilang tak bersisa, membuat dadanya sesak seketika. Dalam hitungan detik, seluruh pandangannya berubah menjadi gelap. Kemarahan yang teramat sangat membuat kepalanya pening dan telinga berdenging nyaring.
"MAMA!" Tepat sebelum tubuh Laura lunglai, Evan berhasil menangkapnya. Terlambat satu atau dua detik saja, wanita itu pasti terjerembap ke lantai.
"Irish, cepat panggilkan ambulans!"
"Tapi saluran air-"
"SEKARANG!" teriak Evan panik.
Dia berusaha membangunkan mamanya sambil menepuk-nepuk wajah cantik itu berkali-kali. Satu tangannya yang terbebas meraih tas mungil tak jauh dari sana dan mengambil minyak aroma terapi yang selalu ada di sana.
Sayangnya, Laura tetap menutup mata, sesak napas. Dia tak terusik sama sekali dengan usaha Evan untuk membangunkannya. Di sisi lain, Irish segera keluar dari kamar mandi dengan kemeja basah kuyup dan memindai situasi yang terjadi. Tangannya meraih telepon di atas meja dan menghubungi klinik kesehatan tak jauh dari sana. Saking paniknya, dia bahkan tak sempat memedulikan bajunya yang basah dan mencetak lekuk tubuh.
Hanya dalam hitungan menit, tubuh Laura telah memasuki ruangan gawat darurat di sebuah klinik tak jauh dari perusahaan. Staf medis segera mengurusnya, memeriksa tanda vital pasien yang datang dalam keadaan tak sadarkan diri.
Di belakangnya, Irish menyusul dengan mengendarai mobil milik Evan dan segera menghampiri pria yang tertahan di depan pintu. Perawat melarangnya masuk, takut mengganggu pihak medis yang sedang bekerja menyelamatkan nyawa Laura.
"Apa yang terjadi dengan Nyonya, Tuan?" Irish menyerahkan ponsel Evan, juga baju ganti untuknya. Pria itu ikut naik ke dalam ambulans tanpa membawa gawai yang hampir tak pernah absen di kantongnya. Beberapa agenda kerja terhubung di dalam piranti elektronik mungil itu selain laptop maupun tablet yang juga tersedia di mobil.
Bukannya menjawab pertanyaan Irish, Evan justru harus meneguk ludah untuk membasahi kerongkongannya. Entah teledor atau lupa, Irish menyuguhkan pemandangan yang selama ini menjadi fantasi liar para pria, tak terkecuali Evan yang masih normal orientasinya. Blouse putih yang melekat di tubuh wanita itu tampak transparan, membuat asetnya di dalam sana seolah kelihatan.
Tanpa berucap sepatah kata pun, Evan segera membentangkan kemeja di tangan Irish dan menggunakan baju itu untuk menutupi kepala dan tubuh sintal sekretarisnya. Kemudian, dia menarik wanita itu menjauh dari depan ruang gawat darurat. Langkahnya begitu cepat, membuat Irish tertatih hampir seperti berlari. Evan sama sekali tak menghiraukan tatapan heran dari orang-orang di sekitarnya.
"Tuan, apa yang-"
"Diam dan jangan buat masalah!" geram Evan sebelum gemeletuk gigi-giginya terdengar saling beradu.
Irish hanya bisa menaikkan sebelah alisnya, gagal memahami jalan pikiran atasannya. Berbagai tanya memenuhi kepala. Apa yang terjadi? Mereka akan ke mana? Urusan apa yang membuat Evan seperti orang kesetanan menarik-nariknya seperti itu?
Prekuel "Terpaksa Menikahi CEO" "Aku akan terus datang sebelum kau setuju menikah denganku.” "Apa kamu gila?!" teriak Eva yang sudah kehabisan kesabarannya. "Aku tidak gila. Aku hanya berusaha mempertanggungjawabkan apa yang terjadi. Ada anakku di perutmu. Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya?" "Kenapa tidak bisa? Aku tidak akan menikah dengan pria licik sepertimu." Penolakan Evalia terhadap pernyataan cinta Hanson Dirgantara justru membawa bencana, membuatnya terjebak bersama pria itu dan hamil tanpa adanya ikatan pernikahan. Berbagai kesalahpahaman membuat Eva semakin membenci pria itu. Permasalahan semakin pelik saat Eva menolak menikah dengan Hans, bahkan berusaha menggugurkan Baby CEO di perutnya. Segala macam cara dilakukan oleh Hans untuk memenuhi ambisinya, termasuk menggunakan seluruh kemampuan finansial keluarganya demi menaklukkan gadis yatim piatu yang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Sanggupkan Evalia Lesmana terlepas dari jerat pria yang terobsesi padanya? Masih mungkinkah dia menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter di bawah kendali Hanson Dirgantara? Tambahkan buku ini ke rak bacaan kalian dan ikuti kelanjutan kisahnya. Jangan lupa follow sosial media @hanazawa.hana untuk info novel terbaru author! Selamat membaca, Hanazawa^^
Dua hari sebelum pernikahan, Leon ditinggalkan oleh tunangannya yang bernama Sheryl. Segala cara sudah dilakukan untuk mencarinya, tapi dia benar-benar tak ditemukan. Demi menjaga martabat dan nama baik dua keluarga, Leon terpaksa menikahi Cherry—saudara kembar Sheryl. Namun, siapa sangka tabiat Cherry sangat berbeda dengan adik kembarnya yang lembut dan penurut. Masalah semakin pelik saat Cherry berusaha mengatur semuanya, memanipulasi Leon untuk menuruti kehendaknya selama seratus hari ke depan. Benarkah mereka akan berpisah seperti waktu yang telah disepakati? Bagaimana jika semesta menempatkan mereka pada situasi tak terduga? Cherry hamil!
Warning! 18+ "Pak, hentikan!" Monika menahan dada bidang Rio, menyadari situasi yang tidak seharusnya terjadi di antara mereka berdua. "Kenapa? Kamu sudah tidak sabar, heh?" Monika menggeleng cepat. Bukan itu maksudnya. "Dua miliar! Aku akan berhenti jika kamu bisa mengembalikan uang dua miliar yang ayahmu hilangkan. Bagaimana?" Pernikahan seharusnya menjadi hal paling membahagiakan bagi seorang wanita. Bersanding dengan pria yang akan dilihat seumur hidup dan menjalani hari-hari penuh cinta. Namun, tidak berlaku bagi Monika. Gadis 26 tahun itu terpaksa menikah dengan seorang pria kasar dan arogan bernama Rio Dirgantara. Dia harus menanggung kesalahan ayahnya yang membawa kabur uang perusahaan. Bagaimana gadis lemah itu akan bertahan? Bisakah dia melepaskan diri dari jerat CEO tampan yang menyimpan dendam kesumat pada ayahnya?
Warning! 18+ “Lahirkan seorang anak untukku, maka perusahaan mendiang ibumu akan tetap berdiri." “Anak? Dasar laki-laki gila!” Damian didesak oleh orang neneknya untuk segera menikah dan memiliki seorang anak. Sayangnya, dia sama sekali tidak tertarik pada wanita. Bahkan, merasa jijik kepada mereka. Namun, fantasi liarnya tak bisa lepas dari tubuh Alexa. Di sisi lain, perusahaan mendiang ibu Alexa hampir dinyatakan bangkrut karena utang 4 milyar. Hanya Damian yang bisa menolongnya. Sanggupkan Alexa—yang keras kepala, bertahan hidup bersama pria yang arogan, temperamental, dan pemaksa? Ke mana takdir akan menuntun keduanya?
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya
Tiga tahun lalu, keluarganya menentang pilihan William untuk menikahi wanita yang dicintainya dan memilih Fransiska sebagai pengantinnya. William tidak mencintainya. Malah, dia membencinya. Tidak lama setelah mereka menikah, Fransiska menerima tawaran dari universitas impiannya dan mengambil kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, wanita tercinta William sakit parah. Untuk memenuhi keinginan terakhirnya, dia menelepon Fransiska untuk kembali dan memberinya perjanjian perceraian. Scarlett sangat terluka oleh keputusan mendadak William, tetapi dia memilih untuk membiarkannya pergi dan setuju untuk menandatangani surat cerai. Namun, William tampaknya menunda proses dengan sengaja, yang membuat Fransiska bingung dan frustasi. Sekarang, Fransiska terjebak di antara konsekuensi dari keragu-raguan William. Apakah dia bisa melepaskan diri darinya? Akankah William akhirnya sadar dan menghadapi perasaannya yang sebenarnya?
Mauren gadis berusia 19 tahun, dijual ayahnya sendiri untuk dinikahi oleh seorang laki-laki kaya raya bernama Aron berusia 45 tahun! Aron sendiri ialah duda yang ditinggal mati isterinya beberapa bulan lalu, Aron memiliki seorang putera bernama Liam yang berusia 23 tahun! Liam sendiri sudah menikah satu tahun silam dengan Bella, namun hubungan asmara keduanya benar-benar tidak cocok! Liam merasa tidak pernah puas ketika berhubungan sex dengan Bella isterinya, sedangkan Mauren harus berusaha rela tubuhnya dinikmati oleh pria tua seperti Aron padahal setiap kali berhubungan sex Mauren tidak pernah menikmatinya sama sekali.
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.
Maria dikhianati dan berubah menjadi seorang pembunuh di depan mata semua orang. Diliputi oleh kebencian, dia menceraikan suaminya, James, dan meninggalkan kota. Namun, enam tahun kemudian, dia kembali dengan saingan ulung mantan suaminya. Bangkit seperti terlahir kembali dari kematian, dia bersumpah untuk membuat semua orang membayar apa yang telah mereka lakukan padanya. Dia hanya menerima bekerja dengan James untuk membalas dendam, tetapi sedikit yang dia tahu bahwa dia telah menjadi mangsanya. Dalam permainan antara cinta dan keinginan, tak satu pun dari mereka yang tahu mana yang akan menang pada akhirnya.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.