ierre Bastien, pemilik cafe Limoncello kepada
ma kasih, Mister Bastien!" sahutnya sambil me
ya. Dylan juga ikut tersenyum bangga pada putrinya yang bisa bersikap so
a rekan kerja di sini," ucap Pierre kepada Camille s
lan di cafe kecil-kecilannya bersama Solenne, setelah b
baik dan tentu saja dia langsung menerima Camille bekerja di cafe miliknya yang han
?" tanya Pierre sambil mengajak Camille m
i pesan pada bartender. Selain menjadi pemilik, Pierre juga bergantian dengan Luca di bartender. Biasanya ada pekerja sambilan y
le terlalu formal untukku," sahut Camille seraya tersenyum tipis dan lesung
ngi alis tebal yang seperti semut berbaris rapi pada wajahnya. Lalu bodynya sangat seksi dan Pierre memperkirakan tinggi Camille yang mencapai
kamu mau memberikanku kesempatan dan tidak keberatan mengajariku," sahut Camille ce
erre cepat, membalas senyum Ca
mbantu di dapur, nanti akan ku perkenalkan." ucap Pierre yang langsung
elcome Camille!" ucapnya yang menyimak pembicaraan Pierre dan Camille karena kedua orang itu
dan mengulurkan tangannya ke d
ngulangi namanya berk
camilan dan minum kopi. Diantara para tamu tersebut juga ada Martin bersama Patrick yang masuk
i tidak genit ataupun terlihat murahan. Beberapa tamu pria berusaha menarik perhatian ingin mengajakn
senyum melihat Camille yang tanpa canggung langsung bisa bekerja dan
u baru pertama kali bekerja di cafe!" celetuk Pierre memuji Camille
t gadis itu hingga tandas. Senyum senang terbit pada bibir Pierre yang
u Luca untuk membuat kopinya, dia sedang mengantarkan pesanan ke lantai dua," ucap Pierre mengarah
Martin yang juga sedang menatapnya. Sudut bibir Camill
an kulakukan padamu nanti!" gumam Camille geram, apalagi k
teriak dan dirinya bukan hanya tidak bisa melancarkan misinya di lain kesempatan tetapi juga bisa tertangkap, lalu di gondol ke kantor polisi. Kan
a melihat tatapan mata Camille padanya. Martin mera
n pada Pierre saat pria itu
k hari ini." sah
ya, membuat Pierre merasa sedikit kurang senang meliha
sebut juga ikut merasa aneh dengan sikap serta cara Martin memperhatikan seorang wanita. Tidak ada yang mengetahui mengenai peny
ama Martin dan Patrick membicarakan bisnis mereka. Perkebunan Martin mengalami gagal
tidak seperti sebelumnya," ucap Martin setelah dia mempelajari dan orang-orang perkebunannya membuktikan dalam ratusan buah lemon yang sudah
mmie, ini Martin dan Patrick, asistennya. Mereka adalah pemasok buah
tin dan Patrick namun dalam hatinya menggerutu kesal kare
mku semalam," bathin Martin yang berkali
an tangan pada Pierre, "Jika Anda sudah sepakat, kami akan meneruskan info ini kepada para pekerja. Mohon maaf, kami harus seger
gilah dan sampai bertemu di rumah," cetus Martin cuek sambil menarik piri
in lalu mengerjap beberapa kali, mencuri pandang m
ello! Kami harap, panen perkebunan kalian berikutnya tidak terkendala apapun," Pierre menjawab perk