an gugup Briana berniat pergi dari
at dia sudah melihatmu. Nanti kau dipecat," cegah Rania den
t. Bukan tanpa alasan Briana tak ingin bertemu pria itu. Ia khawatir jika pria itu be
a
ik pria itu yang saat ini berada di depannya membuatnya t
nia pada pria itu yang seketika m
hanya lewat tatapan mata. Namun sebelum mendapat jawaban dari Ran
eh Rania dengan menatap id card yang menggantung
n bos besarnya, akhirnya dirinya yang menjawab. "Bukan, Mister. Dia dari departemen marketing yang sela
tak jelas yang keluar dari mulut Mr. G s
tu di bawah?" ucapnya yang membuat Rania nyaris tertaw
n Briana menyuruhnya
Briana dalam hatinya. Sampai pada akhirnya diriny
a. Bahkan rambut sebahunya dengan poni menyamping itu juga masih sama. Tak ada yang berubah. Ia kira tak akan bertemu kemba
apan mata. Karena melihat bagaimana Mr. G menatapnya
u antara Briana dan bos mereka. Suasana ambigu itu baru b
gi?" tanya Briana
enarnya kenapa sih, Bri?" tanyanya. "At
ndukkan kepala. Mengangkat kepala dan melihat tak ada l
n padaku," pinta Rania yang penasa
lah ingin menyangkal jika pria itu adalah direk
G itu direktur baru kita. Memangn
a dia tak mengatakannya pada Rania, dia pasti akan terus bertan
*
agaimana
Briana telah menceritakan apa yang terjadi malam itu dan alasan di balik itu semua. Jika sebelumnya ia hanya
a pelan dan memberi isyarat dengan menu
uat Briana menurunkan
i. Kau benar-
yang shock bisa saja membongkar rahasian
barkannya pada semua orang. Mengatakan pada semua orang kalau aku menyewa
u, Bri? Namanya
Maksu
, Gavin. Meski wajahnya lebih mendekati oriental, tapi entah kenapa semua orang memanggilnya
tak penting?" gerutu Briana. Baginya tak penting mau bagaimana pa
berbeda. Mana mungkin orang se-kaya dia sampai bekerja haram begitu, Bri? Sangat tidak masuk akal. Dia sudah punya banyak ua
buatnya memiliki ide gila di mana wanita itu baru keluar dari kamar sebelah dengan seorang pria. Dan samar-sama ia ingat jika pria itu berjal
irinya yang menatap lembaran uang dalam genggam tangan. Uang i
n dokumen sebelum rapat. Karena Fatar adalah temannya sendiri, jika mereka hanya
ati Briana. Namun bukan hanya itu yang membuatnya kesal, tapi lembara
yang Briana tinggalkan. Bahkan uang-uang itu tak cukup mengganti se
si Mr. G. Sampai saat mendengar jawaban dar
" ujar Mr. G kemudian kembali membuka suar
nnya itu penuh tanya namun pada
engan arti namanya. Dirinya tak pernah merasa direndahkan seperti waktu itu, da