bersama dengan adik tirinnya yang terlihat sedang tertekan. Wanita berambut pirang ini hendak
jalan menghampiri, dia tidak menyangka jika ternyata calo
ya karena Morgen telah menyetujui apa yang dia inginkan, padahal dia tahu bahwa seharusny
man dengan tujuan menyambut kembali calon istrinya yang telah pergi meninggalkannya begitu saja setelah mendapatkan tanda ta
gi?" tanya Morgen mencoba untuk menyen
," jawab Allea tanpa basa-basi dia pun menyilangk
kebencian yang mendalam sehingga masih menyisakan luka batin dalam hati Allea untuk bisa memaafkannya. Sebenarnya wanita sepemilik surai panjan
otel? Di restoran? Atau di bar
perlu banyak pertimbangan untuk bisa menarik kembali hati sang mantan kekasih yang akan dia nikahi, karena baginya hal
ng aman," jawab Allea dengan kalemnya, setelah melihat de
rsikap seperti hidung belang ini dengan semangat menarik tangan
kaki dengan anggun mendahului lelaki yang telah membuat kehidupannya menjadi han
arak yang jauh karena suara baritonenya terdengar sangat keras. Namun Allea tak m
membenci wanita tak bersalah itu, semua yang dimilikkinya menjadi sasaran keamarahan Dena karena tak mampu menyaingi Alle
u mengacaukan suasana," hentak De
*
egah milik sang ibu. Allea tak menampik semua ucapan dan teriakan Morgen yang mempertanyakan
gen dalam mata terbelak-belak akan s
g dia lontarkan sama sekali tak memiliki jawaban dari gadis yang dia kejar. Sesekali dia menyamai posis
en yang mencoba meraih tangan Allea yang tak bisa
n jatuh cinta pada Allea, karena dalam hatinya selalu berpikir jika wanita yang
ikuti aturan main Allea yang tidak ditetapkan, namun seluruh gerakan tubuh dan sikap cuek mem
liki jawaban. Morgen tidak tahu wanita ini akan berjalan sampai mana, rasanya sangat penasaran sekali apa yang akan dilakuka
ian dia kembali," kata Morgen dalam hati seraya melihat langkah kaki All
tu sederhana dibandingkan tawaran yang telah dia tawarkan sebelumnya. Itulah d
ursi untuk menikmati betapa sejuknya udara yang sedang dia hirup. Bibirnya terlihat ceria meski pun terseny
udian Morgen pun duduk di samping dengan netra yang tak lepas sedikit pun dari wanita yang ada d
a apa?" tanya Morgen menj
kenangan masa kecil yang dia lalui bersama kedua orang tuanya. Senyuman manis itu menjadi sirna begitu
a masa kecilku?" tanya Allea tiba-tiba mengeluarka
idak mengetahuiny
h ku dapat selama ini," sambung Allea dalam pandangan tak bersudut. Bibirnya tampak pias, dengan tubu
, dia juga sangat menginginkan belaian dan kasih sayang yang selalu menenangkan disaat genting seperti ini
ini kehilangan separuh napasnya yang membuat kerusuhan terjadi
dengan banyak asumsi dan juga alibi. Wanita berahang tajam itu, Allea belum menge
sekalipun dia meyakini satu hal, bahwa sesungguhnya kematian ibunya didasari oleh perselingkuh
rnah punya pikiran buruk soal wanita itu, tapi ternyata Rena yang terlihat diam itu malah lebih berbahaya d
dalang di balik kematian ibunya, dia yakin tak akan
n yang sejak tadi memperhatikan Allea, wan
dengan raut wajah jengkel. "Ten