tidak lain adalah pengusaha muda yang sudah sukses dengan perusahaan rintisannya sejak remaja, siapa yang tidak tahu pria bernama
tennya, "Kegiatan pagi ini adalah...." Kunto mulai menyebutkan apa saja yang harus Fa
nya Fajar membuat Kunto men
to memilih men
engan memainkan ponsel. Kunto memilih menutup pintu ruangan Fajar, pastinya ingin menghabiskan waktu dengan Mariska, tid
tanya Mariska saat ci
kataan Mariska, "kalau bukan aku siapa
cil mendengarnya, "m
u bawa apa?" saat matanya menatap kotak makan di
gangkat alisnya mendengar jawaban Mariska, "
, kalau sudah tidak ada lagi aku mau
ikan Fajar pada Mariska sebelum akhirnya keluar dari ruangannya. Menatap kota
ari ruangan." Fajar berkata ta
engan apa yang dilakukan Kunto dengan memilih sibuk dengan layar dihadapannya. Pintu tertutup membua
sepakati kedua belah pihak. Semua memandang Fajar dengan tatapan memuja, semua itu tidak dihiraukan sama sekali. Fokus Fajar ka
Fajar bertanya ta
ah,
sanya," ucap
yang diikutinya. Kehadiran Mariska bukan menjadi baik, tapi menjadi buruk unt
ai dirinya, selain sahabatnya. Sahabatnya selalu mengerti jika sudah ber
Fajar datang. Jam kerjanya yang memang tidak terlalu lama seperti
Rifan saat melihat Fajar
ajar menatap ma
inya nggak akan percaya." Rifan
a dengan penampilan pria pada umumnya, tapi tidak dengan Fajar. Tidak peduli dengan perkata
na?" tanya Rifan membuat
gan tujuan area balapan liar. Fajar menatap ke samping tampak Rifan sendiri sudah siap dengan motornya, pastinya adalah mengikuti kemana Fajar pergi. Mengendarai motorn
pria-pria yang memiliki hobi sama dengan Fajar. Menghentikan kendaraannya d
ang," ucap salah satu pria mendekati Fajar
ada dihadapannya, "gue datang bukan buat onar!" Fajar menunjuk telunjuknya
Rifan menarik Fajar
em
ajam, "apa lo bilang? Cemen? Siapa?
ya lo buat apa dikenal." Pria
MAU
an pada Fajar yang membuatn
arkan." Rifan menarik Fa
ni mengajak gue taruhan?" tany
ya pria dihadapan Fajar
yang masih menggunakan pakaian kan
dihadapan Fajar dengan tatapan tanda tanya, memberikan kode untuk petunjuk dan sayangnya pria di hadapan Fajar tidak peduli sama sekali.
Tapi, apa yang gue dapat?" pria itu menatap Fajar
" tanya Fajar tid
juk motor yang tidak jauh
taruhan. Menimbang apakah yang dilakukannya memang sesuai dengan apa yang didapatnya nanti, berkali-k
fan yang diangguki Fajar singkat "Lo ta
ggak p
ak buah gue, karyawan ter