i ranjang usai dokter mengatakan tak bisa menyelamatkan anaknya. Keluarga serta kerabat yang ada di sana tak kuasa me
selama sepuluh tahun pernikahan harus ikhlas melepaskan kepergian buah hati. Bukan karena sakit atau yang lainnya
ditolongnya beberapa bulan yang lalu, memberinya tempat tinggal serta membiarkan
menghadiri pesta di salah satu rumah kerabatnya yang tak jauh dari sana. Lita sengaja meninggalkan Rais deng
uaminya yang seperti menge
u menatap suaminya sebentar, sep
Lita masih memandang Rais yang berada dalam gendonga
, kita bawa saja hari ini, aja
i sana banyak orang, aku nggak mau Rais kenapa-napa." Dengan sedikit ragu, Li
uran itu pun melajukan mobilnya, meni
masuk ke rumah pun mendadak menghentikan langkahny
ian kita jarang punya waktu berdua," ajak
Udin. Satu sisi Wulan tak tega meninggalkan Rais sendiri, s
gkah pergi sebelum Udin menjawabnya. Pria hitam dengan bibir tebal serta gigi t
gus. Tak lupa wajahnya dipolesi dengan bedak tipis dan se
melihat Wulan dandan. "Waw, kamu
nya ini sangat bagus dan bisa membuatnya tampil sed
anya mutar-mutar keliling kompleks perumah
bangun gimana?" tanya Udin sem
melainkan ada rasa takut yang mulai menjalar dalam dirinya. Gadis itu merasa bersalah pada
din nanya dijawab, dong," ujar
k seberapa itu berencana untuk meninggalkan rumah majikannya secepat mungkin. Entah apa kes
n permintaan Wulan, n
kekasihnya yang masih menunduk seperti sedih. Udin menggaruk belakang kepalan
Mas Udin ada salah
n dengan mata sendu. "Tolong bawa Wulan
a Sayang mau kemana?" ta
inggal di sini lagi. Ayo kita pergi
, ya," bujuk Udin. Senyum di wajah Wulan kembali mereka
*
rakhir. Lita-sang ibu dari Rais tampak tak kuasa menahan tangis saat anaknya mulai ditutupi dengan papan dan ditimbun dengan tanah. Wanita yang sudah ber
dengan kencang sembari berusaha merai
yang tangisannya semakin menjadi-jadi. Di dalam pelukan Mas Khalid, Lita meronta
Kasihan dia sendirian di sana!" pintan
Jangan seperti ini
ditutup dengan tanah. Mata pria yang hampir berkepala empat itu tak kuasa menahan ta
Lita perlah
ke mobil. Kemudian meminta supirnya untuk mengantarkan Lita ke rumah sa
*
kan! Dia harus bertanggung jawab
memandang keluar jendela kantornya, tampak menahan amarah yang sudah ia pendam selama ini. Sudah hampir d
tinggal. Khalid tak tega melihat istrinya yang saat ini tengah di rawat
i telan bumi, bahkan di kampung halamannya pun ia tidak ada. Menurut in
lah tampan dengan dirinya. Pria itu mendekat, t
nyanya memastikan, asiste
h memikirkan tentang pria itu sebelumnya. Padaha
ya ke mana," ujar Khalid