dibesarkan dengan Teguh dulu. Sekarang sudah dia tinggalkan karena harus ikut suaminya pul
h dengan desain minimalis dua lantai. Lengka
sana. Ada sepeda dan juga
nya dibawa ma
asti tahu pasti hal itu. Dia tidak tahu lagi bagaimana nanti ke depannya bersama dengan Hanif. Tapi ia mulai
andangannya pada seluruh penjuru yang bisa di
r itu adalah kamar mandi tamu. Mbok Yun juga tinggal di sini
un itu
an bantuin kamu urus apa pun p
marnya Hanif. "Ini kamar aku, sekarang bakalan jadi kamar kita. Ya gimana pun juga kita bakalan tidur berdua. Aku memang sepakat
in sendiri." Suaminya sangat menjaga privasinya. Mana mungkin juga Renjana membiarkan Hanif yang mengeluarkan bajunya lalu dita
if sebenarnya. Dia juga belum bertanya pad
ku lembur bisa kerja di samping ini. Aku harap kamu nger
i dengan kesibukan suaminya. Orangtuanya Ha
tahu kemarin dari orangtuanya. Maka dari itu mamanya s
na. Aku bisa tahu kamu nggak
nah berpikiran
ena tidak ingin menyinggung suaminya. Dia sudah berte
yang bayar, aku kerja selama ini. Makanya aku kan nggak ada waktu nyari jodoh. Aku b
a terlalu banyak barang. Hanya ada tempat tidur, lemari, sofa tunggal yang ada di depan
eh tanya
rnya hingga membiarkan cahaya matahari m
dan mengajak Renjana duduk di pin
ejut sekali mendengar jawaban mengenai pekerjaan suaminya. "Aneh ng
nalan sama keluarga aku, aku punya banyak saudara cowok, nanti kamu bakalan lihat waktu kita resepsi. Me
n aku lama nikah bukan karena nggak mau nyari, Renjana. Tapi karena aku punya adik, kan. Aku lulus kuliah, terus ngikut orang. Aku kerja, mulai
a kenal. "Aku tahu kamu kerja selama ini di kakak kamu. Tapi mulai hari
isa kita bicarakan nggak
kamu kerja. Nggak ada satupun wanita di dalam
apan Renjana untu
emudian membawanya pada Renjana. "Ini buku tabungan kita. Buat masa depan, kamu yang baw
u jangan pernah sentuh uang itu untuk keperlu
a gaji suami dia pegang dan juga di
bil, satunya bisa kamu pakai untuk ke rumah orangtua kamu. Tapi setiap kali kamu keluar, meski aku sibuk nanti. Usahakan kamu iz
lagi sekarang karena suaminya pun
k urus pekerjaan rumah. Kamu di rumah cukup urus aku aja. Nggak usah pedul
ada mencari istri adalah tentang mencari pendamping h
adang ngasih deadline nggak kira-kira. J
rlu kita patungan? Aku kan punya tabungan. Bi
terlihat tenang. "Ya
am
elum nikah. Kalau duit aku kurang, pasti orangtua aku sudah lebih dulu gerak cepat buat nambahin. Papa aku j
ngalaman apa-apa, aku h
kamu, aku nggak mau tutupi ini. Tapi ingat aja sekarang kalau kita sudah menikah. Nanti juga bakalan t
tu mengenai bangun subuh. Kadang dia kalau se
bulan." Sambung Hanif. "Sembilan tahun kam
aik-baik. Jangan pernah respon dia kalau dia hubungi kamu lagi. Aku nggak mau perasaan kamu tiba-tiba berubah n
di istri yang
ng aku inginkan. Karena kamu akan
s. Pemikiran juga sangat jarang ada
sebelumnya. "Terima kasih sudah menerima lamaran aku tanpa ada penolakan sama seka
anan panjang dalam percintaan nanti
njana,
u karena dipanggil s