Adiknya. Tatapan dingin yang ia perlihatkan tadi, kin
s dengan wajah merah padam seakan ingin mengiris tubuhku tipis-t
adanya pagi tadi di hotel. Tatapan mengerikan yang
kau berujung d
ia setengah baya itu tak mau menunggu lama, hingga membuat Devian
k berakhir menja
jahnya. Entah apa yang a
ng keluar dari bibir Demian sebelum me
patnya berada. Kemudian menyandarkan punggung pada so
ai terngiang dalam benak Devian, membuat hela
gan Louisa, maka kemungkinan K
atkan KDRT dari istri?' Batin Devian bertan
h Devian dalam hat
rang wanita duduk merenung d
etengah sebelas malam, tetapi
g langit di mana bulan bersinar begit
dua keluarga. Dan pastinya itu berujung diri
ng orang lain lihat. Dia hanya kesal saja, kesal dengan ting
pasti tersulut tanpa bisa Louisa hent
lam membuat sisi hatinya d
miliki sedikit kesadarannya. Bahkan rasa sakit saat i
an pela
i terngiang tanpa permisi di benak Louisa,
rubah kasar. Namun, hal itu tak membu
ua kakinya. Menutup wajahnya
akan bersamanya seumur hidup." Lirih Louisa
raguan mulai m
*
beberapa orang kini telah terlihat duduk di kursi
menutupi kegugupan seorang pria yanngak, menatap waja
pan di meja makan dengan begitu ha
g membuat Dua keluarga berkumpul di sini hari ini." Ucap Loui
eputusan yang telah dirundingkan ol
a akan menikah."
ngannya meraih roti dan selai kacang di atas meja,
n dilangsungkan
. Sudah ia duga hal itu. Lebih cepat lebih b
nikmati sarapan dengan seseka
tu tertekan. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubu
ad
pasangan paruh baya itu menoleh dan me
ah Louisa, menanti wanita
engundang banyak orang. Hanya orang penting dan juga keluarg
alihkan pandangan ke arah Louis yang ha
ana untuk saat ini." Sendu Louisa
ya. Ia mengulurkan tangan mengusap punggung wanita muda itu, la
uanya juga terkejut m
ng penting yang hadir dan juga keluarga di Indonesia. Ha
mandang wajah lelah Ayahn
akan kebaya saat m
nyetujui. Tak ada alasan
asih, Daddy." Ucap Lo
hening. Sedang Devian berusaha untuk m
di hatinya karena pernikahan digelar sed
n Uncle-nya itu, sepertinya tamu yang datan
ya, membuat D
natap lurus ke depan hingga tanpa
l
tatapan itu. Tatapan yang sulit diartika
ian.' batin Devian mengalihkan pandangan ke arah
r kedua orang tuanya. Setelah melihat keberadaan Sang Ibu di
Tok
tiga kali, "ini Devian
suk
uka lebar, menampakkan punggung Sang Ayah yang b
rih yang masih didengar o
utranya dengan tatapan yang serupa seperti di
k b