i telah duduk di meja makan. Serentak mereka menatap sosok yang kini
Louisa dengan senyum
eraya menganggukkan kepala, kembali m
orang yang duduk di sana. Semakin mengerjap kala tak
ra saat Putrinya terlihat
. Segera menggeleng pelan dengan senyu
dia ada
aru saja berbicara. Wanita itu menaikkan sebelah alisn
amimu itu. Dia buru-buru keluar tadi pagi, katanya harus b
emian." Ucapnya memberi kode pada Loui
gai jawaban, terlihat enggan untuk men
ng sama dengan sepupunya itu. Apalagi melihat sosok wanita
mpat mengisi h
nduk menyantap sarapan paginya, meski sisi ha
jalan berdua dengan Istrinya. Karena waktu yang akan mereka habiskan di Negara Paman Sam itu
, membuat wanita itu menoleh ke samping
menyakinkan Sang Ibu jik
keluarga Salvatore yang kini masi
n sulit diartikan terlihat jelas di wajah pri
itan pada Louisa pagi tadi, dan amar
enak juga membangunkannya yang terlihat lelap ta
nnya perlahan. Tiba-tiba terlintas sesuatu di benak Devian tentan
tang dia, aman-aman saja.' batin Devian menyakinkan diri se
ari ke
Sret
kasar terdengar memenuhi ruang kebes
gusar yang entah sudah kebera
gannya ke sisi lain di atas meja. Menyandarkan kasar
atur deru napasnya yang tidak beraturan, menenangk
gumpat kesal, memukul
ima hari pria yang menyandang status sebagai Suaminya tak ada
Brengsek! Ini malah tidak ada kabar sama sekal
aminya itu sebelum menikah. Dekat sih, tapi y
mi-istri, setidaknya pria brengsek itu memberi ka
ang, emosinya tidak stabil dan lain sebagainya. Semua ini ka
memberikan pelajaran padanya," ucap Louisa b
tt!
ah benda pipih miliknya di atas meja. Mengulur
sok di seberang telepon, mendeka
o, B
ndengar panggilan p
a hanya berteman, tetapi pria itu sangat gemar memang
engabaikan hal tersebut, memijit
seberang telepon, membuat
umen-dokumen itu 'kan? Hingga lupa jika sudah waktu
jika Louisa mengabaikan ma
elihat jarum pendek yang kini telah menunjuk angka dua belas dan jarum pan
eski moodnya dalam keadaan tidak baik, tetapi untuk
menunggumu di resto dep
tt
ana Hendrick baru saja memutuskan panggilan
us kesal seraya melangkahkan kakinya
luar untuk makan siang," ucap Louisa pada Sek
h dan rok span itu menganggukk
a pelan mendapat anggu
i
Segera mendekat ke pintu lobi untuk tiba di resto
ke arahnya di balik dinding kaca resto tersebut. Segera Louisa berlari meny
deh." Kesal Louisa ses
engar ucapan Louisa. Menumpu wajah dengan tangan di atas meja, l
a." Ucap Hendric
s. Membalas tatapan mata Hend
rkan tangan mencubit gemas pipi Louisa y
l
tempat umum. Merusak pemandangan saja," ucap ses