tero. Pengelola kampus itu adalah ayah Janied, sementar
kampus ini. Ia berharap pemuda itu bisa mencapai mimp
a menuju area kampus. Banyak mata yang metatapnya dengan rasa iri. Salah satunya Sean yang masih duduk
h! Jalanka
an dari fantasinya. Ia segera m
...................
ma Molly. Dia teman yang paling dekat dengan Xavia. Tak ada yang
anyak gadis yang mengincar Janied, termasuk dirinya. Hanya saja Molly tak
h di lain kelas dengannya, karena Janied mengambil fakultas yang berbeda dengan Xavia. Sementa
a tersenyum je
n mereka a
radang d
tu melempar senyum tipis untuknya. Xavia pun membalas senyum itu seraya menge
mbil mengagumi senyuman yang terukir di wajah gadis itu. Manis, senyumnya s
Hernandez sering mengajaknya dan
ereka naiki bersama Tuan Hernandez. Tawa dan canda mereka masih diingatnya
Buku novel romantis karya penulis asal Ind
k begitu pandai mencari perhatian para gadis, tak sepe
bagaimana menghadapi seorang gadis. Meski ini konyol, ta
n dimulai. Sebaiknya ia tunda dulu mimpinya bersama Xavia. Dengan t
r dari kelasnya. Saat melintas, tak sengaja ia melihat Janied yang se
pacar dan temannya itu? Dengan sedikit geram pada Janied dan Molly, ia segera mendekati pint
saja ada tangan yang memegang satu bahunya dari belakang. Sedikit terkejut, Sean sege
Sean me
ng kamu laku
kebiruan Sean. Mereka harus tiba di rumah sebelum petang. Tanga
ru saja melihat Janied d
an Sean. Tatapannya tertuju pada pemuda di s
sudah pulang sejak dua puluh menit yang l
rduaan di sana." Sean masih berusaha meyakinkan gadis di hadapannya.
angku. Bahkan Molly adalah sahabat baikku!" Mode kesal mulai menyala di rahut wajah Xavia.
percaya padaku, tapi aku bena
udah pulang saat ini." Berpaling dari Sean, Xavia segera menghubung
, dia benar-benar tak salah lihat. Janied dan Molly memang sedang berada di perpustakaan. Dua bajingan itu sudah main belakang dengan Xav
Xavia setelah panggilannya tersambung pada Janied
Aku sudah di jalan
a, lantas menoleh dengan tatapan
dari hadapan Sean. Entah ada masalah apa dengan pemuda itu. Bisa-bisanya di
kan begitu
ra menyus
menjadi panik sendiri. Niat hati ingin menyelamatkan Xavia, tapi
pulang. Gadis di bangku belakang tak mau menatapnya. Xavia tampa
menuju rumah Xavia. Bodoh! Kenapa dia sok tahu dan sok
hkan tak mau
ngat me
s itu penuh harap. Ingin meminta maaf pada Xavia atas kesalahan tadi. H
lisan Xavia. Masih tampak aura kesal di wajahnya, gadis itu
di sana." Nyonya Hernandez be
h murka dari ini bila ia melakukannya. Sean segera menundukkan wajah saat wanita itu berd
market. Kamu dengar?" Nyonya Hernandez berkata sambil melipat kedua tangannya di bawah
bertanya lagi. Namun, mengantarkan hadian ke rumah Tuan Caldwell terdengar sedikit aneh bagi
ang pengemis. Tak ada satu kali pun dirinya tidak ingin membentak Sean. Dia bahkan san
buhnya. Sebagai seorang ibu dirinya tak pernah sekali pun membentak Sean, tapi wanita itu, si
h yakin suatu hari pasti Sean akan menjadi pria yang sukses. Pria yang bisa mengangk
erjanji padanya akan menyekolahkan Sean sampai sarjana. Itu yang membuatnya tetap bertahan