t Jiwa Lilac. Lingkungan di sekitar rumah sakit terbilang l
t yang tidak seberapa, di halaman depan, Serena menjum
iana Larm itu berhenti di
tur tingginya terlihat semakin sempurna di balut pakaian se
i sini kurang lebih selama enam tahun, tidak ada keluarga yang datang berkunjung kecuali Prince. Tolong hati-hati, emosinya kurang stabil, bahkan kami ke
ama gadis itu menghirup nafas dalam-dalam lalu mengangguk. "Ak
ince masuk lebih dulu, pasien 235 hanya bisa
ai
nangani pasien lainnya yang meme
ini seharusnya tutup satu tahun lalu, tapi aku tidak bisa membiarkan dia hidup tanpa tempat tinggal. Jadi a
da tempat ini juga. Ngomong-ngomong terima kasih karena sudah mau membawa aku
dia melanjutkan, "Aku sangat senang jika Pamanmu bi
lebar pemuda di depannya. Sepasang mata kucingnya menatap p
suara nyaring mengerikan di dalam ruangan. Aro
5 mencoba menyaki
bisa tersembunyi di balik tubuhnya, "Aku datang." Suara lembutn
menyahut setelah sua
rantai berderak di lantai seperti di awal. Kali ini suaranya lebih k
tengah ruangan, perempuan dengan kaki dan tangan di rant
ng mata lebarnya memancarkan cahaya redup, pupil hitamny
uncak kepala pasien 235. Walaupun rambut hitam panjang perempuan itu kusut dan tidak ter
eakan tangan itu adalah satu-satunya peganga
n, menyimpan banyak penderitaan, kesakitan,
ra dan penampilannya. Ia berjalan mendekat, berhenti di samp
dengan Serena. Keduanya terlihat sama dari segala sisi, hanya saja pasien 23
erena
5, dia berkata lambat agar lawan bicaranya pah
terawat dengan baik. Pupil hitamnya menyusut, cekung
l langkah mundur secara naluriah, tubuhnya menggigil ketakutan, "Kamu... A-aku b
er Serena, mengerahkan kekuatannya yang gila pa
gan pasien 235, "Jangan
elukan Prince. Pupil hitamnya menatap ganas seperti binatang ke
elnya berkaca-kaca, "Dia-dia... Kenapa dia marah padaku? Kau bilang dia
in kemari, kau yang pertama, awalnya aku berpikir dia akan baik-baik saja asalkan kita dat
. Semua orang berusaha menenangkan emosi pasien yang tidak stabil. Deringan
235. Ariana keluar dari ruangan, wajah cantikn
as luka pada bagian lengan mereka akibat tidak sengaja terg
di kurung lagi." Saran Ariana, khawatir kalau Ser
n dia pastikan, mengapa wajah mereka bisa mirip bagaikan saudari kembar, mengapa gadis itu
terjatuh ke dalam kegilaan dan b
di dapat gadis itu hingga m
menyebut dia pasien 235, tida
karena dia perlu istirahat sebentar, "Pihak kami lepas tangan ketika terjadi ses
erima
Serena melihat Prince sedang berdiri di samping ranjang pasien 2
merogoh tasnya. Menggeser ikon hijau kemudian me
l bilang mereka di tahan oleh
rumah Naya, sebenta
kut, aku tidak ingin terjadi
bawa penjaga, sudah dulu, ya
ketika pulang. Biar aku jemput, j
ke
, akhirnya dia mengambil langkah melewati ambang pintu. Masuk ke dalam ruangan temaram c
salah satu jepit rambut kesayangannya yang di berikan Xavier saat dia masi
terdiam membiarkan Serena mel
ekor duyung tersemat di sisi kiri kepalanya, terlihat berca
ulang?" Ta
ke rumah Naya menunggu jemputan datang. Sampai jumpa di sekolah besok, sekali lagi t
bisa memberitah
ke
dia ingin berbicara dengan pasien 235 walau sebentar saja. Nam
mandangi pasien 235 yang di bius, bibir tipisnya