ofa putih. Isakan tangis menjadi sumber suara utama yang ada di sana.
jahmu, Ser
tubuh duduk di atas pangkuan pria bersetelan hitam, m
onakan kecilnya yang begitu cantik dari tahun ke tahun, wajah bu
r menurunkan gaun yang di kenakan gadis kecilnya, memperlihatkan setengah dari belahan dada l
yang telah kau buat,
nutup mata, badannya semakin gemetar ketakutan. "Berbohong kepada Paman, bermain kelua
ukuman apa yang harus Pam
.. Maafk
orang lembut yang mudah mema
akan mengulangi ti
nya tidak bersikap tidak bermoral. Pria tersebut menusuk kulit
urunkan kepalanya kemudian mencium aliran garis luka. Menusu
sangat ringan karena Xavier sepertinya sedang berada pada suasana hati
da tadi siang atau Paman akan membunuh dia hingg
ena mematu
ilku sanga
*
bulan k
Seorang anak gadis duduk sendirian di kursi yang terletak di balkon kamar pri
rum dari minuman kesukaannya. Sepasang mata kucingnya mendongak men
ndirian, terli
ti di
i yang memegangi cangkir sedikit bergetar. Setelah itu deru
mu dengan benar
ngalun membawa keh
memasuki rumah?" Gadis itu bertanya mengalihkan topik. Beringsut ke samping menghindari w
dia bisa melihat gadis kecilnya berusaha menghindar dari s
t duduk. Mengigit bibir bawahnya sebelum berdiri kemudian berjalan mendekati Xa
baru pergi selama dua minggu tapi tubuhmu menjadi sekurus ini, pelayan di rumah ini sepertinya tidak memperlakukan dirim
ia kepanasan, menarik nafas dingin perlahan, dia mendongak memandang langsung pada wajah tampan Pama
g tinggi dan kuat seperti tembok. "Benarkah?" Wajahnya menurun, mendekat ke telinga kecil yang memerah,
... " Nada panggilannya mengandu
Xavier agar merawat Serena dengan baik dan memastikan u
rmoral bahkan di umurnya yang masih kecil pada waktu, di usia muda, dia harus duduk di p
noda darah para korban. Gaun merah muda indahnya kusut karena terlalu sering teremat oleh telapak tangan m
a yang di lakukan
nkan rambutnya, tidak perduli ke
Balik D
aku ta
uannya. Gadis berstatus keponakan tercinta
usut, iris caramelnya yang besar berair bagaikan
wajahnya. Sebuah senyum tidak mencapai mata yang membawa aura bahaya mendominasi. "
ah menahan tangis, bagaikan lotus putih murni yang baru t
kat dagu mungil keponakannya menggunakan ja
iya
ri Paman h
ewasa di depannya. Serena semakin bing
iurkan yang membuatnya bersemangat untuk menaklukan. Xavier
di bibir kecil s
g menghalau telah pergi. Paman mencium dia? Bukankah P
dia menutup mata anak itu hanya
pa besar kasih sayangnya pada gadis kecil cantik ini. Tetapi kali ini, pada pandangan ma
k Paman. Paham? Anggap ini hadiah yang Paman minta darimu. J
Pamannya kemudian bersembunyi ketakutan. Tidak pernah berpi
Balik S
jadi milik Xavier hingga di masa depan nanti. Dia menyesali keputusan itu sekarang, hidupnya tidak mirip d
mbaringkan tubuh di sisi lain, menarik tubuh ramping y
ena makin ketakutan, tidak berani bergerak atau membuat suara
lalu lemah, mulai besok, kau harus makan lebih
ai
panjang Serena. Perasaan halus yang membuat hati serasa gat
mbut bertempo teratur menandakan kucing k
enipis tersenyum. Mengecup sekali kening gadis kecilnya lalu menekan tomb
hitam datang memasuki kamar. Terlihat pria terseb
al, cambuk sepuluh kali masing-masing, lalu jual ke tempat malam. Besok
terima. Say
as kepala ranjang, jarinya yang menganggur bergerak membuka cel
r." Matanya berkilat geli, namun membiarkan lidah hangat si kecil menyentuh ujung jarinya. Sese
alis tipisnya. Bulu mata lentiknya yang panjang
cilnya, tidak di ijinkan hidup nyaman. Karena hanya dia, Xavie
s keponakan kesayangannya saat dia tidak berada di rumah, bahkan