gadis yang berpakaian begitu minim. Menatap Arum yang memegang ku
i dengan teman-temanku malam ini," Ucap gadis yang lalu turun, tak perduli dengan suasana hati Arum pada f
..d
alan berdua dengan gadis tinggi semampai di sampingnya dalam diam. Gadis yang bahkan lebih perduli deng
biasa?" ucap Zizi begitu tak bersimpati lalu membuang mu
mu." Ucap Zizi begitu biasa. Seolah apa yang Arum ketahui beberapa saat lalu adalah hal yang begitu remeh. Begi
at dalam hal ini, jadi aku ak
an mengikuti Zizi tanpa kata, masuk ke dalam lift yang sepi. Sampai ponsel Zizi
us masalah kecil," ucap Zizi yang melirik Arum. Sang kakak ipar yang hanya diam mendengar suara musik dan suara pri
ere soon--- bye, Seth, love you baby, muach!" ucap Zizi mengakhiri telponnya sambil
ak ipar di sampingnya ini? ada pesta yang sudah menunggunya da
Zizi berjalan keluar terlebih dahulu meninggalkan Arum yang makin mengeratkan
uat Zizi yang sesekali menatapi jam di pergelangan ta
bibir tanpa ia sadari. Dan itu tak mungkin bisa disebut senyum. "Kau
is yang sering Zizi keluarkan apalagi jika gadis di sampingnya ini menginginkan sesuatu. Bukan salah Zizi, jika menganggp Arum seperti
KAN! tapi keluarga
mendengar nada ejekan dari bibir iparnya itu dan terus melangkahkan kakinya dalam diam tak mampu m
ku jarinya memutih saat mendengar seramai apa suara di balik pintu tertutup yang membuat jantungnya bertalu
juga Ibu hanya menutup mata
ak seperti yang dia pikirkan selama ini. Lalu kembali diam menatapi pintu dengan keramaian dan tawa yang membuat j
manja bocah k
angsung membuka pintu dan memeluk Zizi cepat tak perduli pada wanita yang berdiri memandangnya dengan mata kaget. Memandangi gadi
dilihatnya setiap kali mengantar dan m
a, Sa
ya, menatap pria yang wajahnya berubah begitu melihat Arum
suk dong," ucap wanita yang mem
pada pinggang Bagas. Lalu menunjukan senyum begitu manis pada
lu, ya?" ucap Maya pada gadis kecil be
a Seth." Tolak Zizi cepat begitupun
nan sama Papi!" tolak gadis kecil yang mema
an. Kamu sama tante Zizi dulu, ya? be
ya di rumah dan bertanya pada dirinya sendiri pernahkan suaminy
in sama papi, Pi. bu
e j
Bagas pada adik perempuannya yang meski
Tuan putri. Kau
na, T
npa menoleh pada Arum. Gadis egois itu hanya ingin cepat-cepat pergi untuk bertemu dengan lelaki yang tadi mene
n acara gue, May." Ucap Zizi saa
uduk di atas sofa lembut dan empuk itu tampak tidak ingin memulai percaka
selucu apapun Arum Wijaya s
ta yang duduk di samping Bagas, menatap Aru
hkan bersikap begitu santai seolah sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari. Sungguh jauh berbeda
um tak perduli pada pe
aku
inya atau suaminya berdua Maya. Hal yang baru ia ketahui beberapa saat
n Arum yang rasanya
ap Maya menggantikan Bagas yang hanya terdiam. Membua
ukan padamu." Ucap Arum membuat Maya
ni?" ucap Arum yang tak perduli pada tatapan menghujam
maafka
ng. Tapi percuma, dadanya seperti ditindih benda berat tak kasat mata yang terasa begitu nyat
dapannnya. Wanita yang tatapannya saja cukup menyiutkan d
engan Maya, Arum. Seperti
!
_
a sesak? belum? th