ak
eperti sengaja di hentak-hentakan, membuatku yang sedang sholat
kah kaki yang ternyata anakku, Adi. Dia duduk selo
lahnya namun tak ada sahutan, bujangku itu hanya diam tak merespon. Bahkan m
nerawang, mungkinkah dia ada sedikit masalah di sekolahnya. Atau ada
l, sambil menoleh
dnya? kenapa tiba-tiba dia berkata demikian. Padahal dia baru ke
ggak boleh lho, anak kecil bilang begitu. Memang kamu t
u." Adi berjingkat pergi menuju ka
dengan a
tok
iba pintu depan ada yang mengetu
m?" Rupanya Bu Dewi tetangga dekat mertuaku yang datang. Dilihat dari deru naf
jaknya masuk dan menyuruhnya duduk, lalu ke dapur
ktu sekejap saja. Setelah kulihat agak
g terjadi," pintaku cepat. Wanita paruh
a dirumah sih. Memang belum tahu kabar sua
yang penasaran dengan apa yan
gi di rumah ibunya, bawa perempuan muda, cantik, lagi hamil juga k
anyaku ta
cerita sama Bu Indira?" Bu Dewi bicara penuh penegasan dengan kening bertaut me
gan bercanda deh, nggak
tadi habis dari rumah neneknya. Memang dia belum bercerita sama
datang ke sana saja k
ba seperti ada yang
ain ke rumah ibunya, kenapa tak ada satu orang pun kerabat dari mertua yang memberitahuku. Dan kalau itu benar, pantas
sulit dipercaya jika
ang dulu takut anak-anak nyariin." Bu Dewi keluar dari r
pergi untuk
ya sakit sekali, meski
arus memastikan kabar yang baru saja kudengar, agar jangan sampai ada kesalahp
motor matic putih menuju kediaman mertuaku yang jaraknya tidak terlalu jauh dari
narkis jika saja hal yang menimpa mas Agung benar adanya. Aku tak boleh gegabah dengan melakukan h
g sangat jarang mengantarku. Apalagi beberapa waktu
ang datang, segera dia mengangkat satu kakinya dengan menumpangkan ke kaki lainnya. Sombong memang Yanti, tak beru
yaku sopan, namun diabaikan salamku. Gadis itu seakan-a
anak
rah ruang keluarga, tampak Doni, yang juga adiknya suamiku tengah asyik menonton film kartun. Film yang
rdehem
engalihkan pandanganya ke layar 63 inci di depannya. Sama seperti
i arah dapur. Mukanya tampak kusut, matanya sedikit memerah sep
n suamiku. Rasa penasaran serasa membuat darahku naik, apalagi m
sekali ked
anganku, namun segera kulepaskan dengan tang
mencari Mas Agung yang sudah seminggu in
perhatianku justru tertuju ke pintu kamar tamu yang tertut
muda, hanya Yanti? Itu pun sedang dud
ra siapa
aki dan meninggalkan
l mencoba menahan langkahku. Namun tak meny
kan Indi tahu semuanya," u
an Doni dari belakang disusul suara tawanya yang seakan meng
apapun kenyataan
ng di dalam, aku akan
tidak akan