a
sosok insan berlainan Jenis kelamin tengah bercumbu mesra di dalam ruangan berdiameter 4x3 meter tersebut. Mataku terbelalak ka
lel4ki durj*na. Bahkan di tengah hari bolong keduanya asik berduaan di dalam Kamar. Entah apa hubungan
ahan, amarahku meledak begitu melihat suamiku s
g menempel di badan Mas Agung yang seketika membuat wajahnya
a, hen
yalang du
k!
arah membuat Mas Agung meringis kesakitan dan terhuyung ke samping tempat tidur. Beg
etelah semua pengab
ak
ali kau berbuat senonoh di kamar
rhenti masih mau mengayun ke pipi sebelahnya, tiba-tiba kurasakan t
t di jantungku membuat dadaku nyeri. Apa-apaan dia, berani seka
melihat kelakuan bejatnya itu. Tap
a***g ini!" tunjukku pada perempuan tak tahu malu yang
emah, begitu s
hianati Mas Agung. Pas
uara lantang milik Mas Agung. Lelaki tak tahu diri. Demi wanita yang entah kutahu da
k tahu dir
albu, perih dan sakit yang kurasa. Selama menikah sepuluh tahun den
ng kutahan sejak tadi, lolos begitu saja melewati pipi. Sakit, teramat sakit. Sebegi
kamu,
ahu itu suara Ibu, Ayah Mertua, dan juga yang lain. Mereka
ul ibu mertua dan yang lainnya, termasuk Mas Agung yang berjalan masih ber
*
sekali untuk melangkah, ditambah rasa sakit hati dan juga tangah. Mas Agung tampak menenangkan perempua
gle seolah sedang berpikir. Sementara Yanti, Doni dan tiga orang lainnya yang kuket
lau saja ada tempat lain, mungkin aku tidak sudi duduk di sebe
epuluh tahun menjadi mertuaku itu, memang sangat baik dari dulu bahkan tidak perna
luka dihatiku. Bahkan setelah penga
ah Mertua berucap tegas. Diliriknya Mas Agung yang masih
a menghela nafas kasar,
jur, bahwa aku telah menikahi Zahra. Dia istriku sekarang. Dan dia tengah
amu sembunyikan semuanya, Mas," sergah
ghentikan ucapannya. Diusapnya w
. Sakit. Kenyataan yang tak ingin kudengar. Semuanya
ertua. Seakan beliau juga jengah meli
tur katanya, bukan hanya aku sepertinya, semua yang mendengar di ruangan ini pun merasa kaget dengan apa yang diuca
ikahi wanita yang jelas-jelas hamil anak orang lain!" bent
a. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan Zahra melahirkan t
i kamu, Gung, jangan gegabah dengan meni
melihatku yang menatapnya dengan tatapan
a balasannya dariku