pun ikut tumpah, maka kian r
rusaha cari kerja, tapi saya tida
itu maha romantis, kok! Percayalah, Tuhan pasti akan menunjukkan j
Bary juga tahu itu. Akan tetapi, perih dalam
melelahkan dari berpura-pura ba
Karma, terjaga dari tidurnya. Karma, memperdengarkan suar
dangkan Bary, ia masih di tempatnya, tempat
ncangan hingga mereka semua ten
*
Mataku
g terserang trakoma. Saat meraba untuk memastikannya, benar, Bary memang terserang tr
Bary membawanya turun ke kamar
mputi pakaian kotor, lalu kembali ke kama
njemurnya. Ketika Rima terjaga, satu panci berisi air m
eringsut menghampiri Bary yang tengah
a rencana mau pergi mengail di Laabal
atap punggung Bary. Rima khawatir, dikarenakan Laabalan
Laabalano, Dek?"
ary sudah selesai menjerang kayu bakar. "Siapa
baru menyadari kondisi ma
, Kak," s
Rima. Tanpa kata, B
gamati mata Bary. "Ntar, ya, biar Kakak obati,
mana mereka hanya menautkannya pada dinding yang diberi kasau-kasa
susu dari badannya. Mendapati itu
pula Bary menghampiri Rima. "Buka mat
ahkan wajah, lalu membuka mata lebar-lebar. Di sini, air susu
embuh, ya," ucap Rima
mbung Bary. "Ter
pertanyaan yang sejak tadi ingin ia perjela
ya begitu, Kak
gah Rima yang sangat
Kak?" t
Dek! Cari tempat la
g kerap Rima ucapkan. "Kita sudah terlalu sering berhadapan dengan kematian, Ka
mu mungkin benar, Dek! Separuh diri kita ini sebenarnya su
ersikukuh. "Tidak usah takutkan saya, K
sur muram. "Sungai itu ada penunggunya,
resahnya, tetapi Bary yang merasa bu
gu mereka, Kak," ucap Bary
Rima benar-benar merasa gentar dengan rumor tentang Sungai Laabalano yang d
hati. Rima mulai kehabisan kata bagaimana ca
ma pun beralih pada air mandinya
n diam saja sembari menunggu peri
tubuhnya. Hingga mandinya usai, Rima sampai lupa meminta bantuan Bary seb
ta bantuan saya?" tan
Dek," sahut Rima. "Kaka
rcahaya. Wajah Rima begitu damai di pagi in
i, Bary tidak sabar untuk
ragu. "Kakak ma
a enam ribu lima ratus," tambah Ri
tus? Aduh, bagaima
" tanya Rim
tiga ribu lima ratus? Saya mau beli tasi
ujar Rima juga. "Untu
ary pelan. "Tidak apa-apa, y
ja semuanya. Tolong be
ry. "Doakan saya banyak
kul Bary. "Kakak ini sudah capek, Dek. Hanya kamu satu-satunya harapan Kakak yang nanti jaga adik kamu. Jadi
y. Kembali Rima memeluk B
ima, betapa damainya jiwa Bary. Inilah
kemudian, Bary pun
t tubuh Bary, lalu memeluknya de
yangi kamu, Dek," d
Bary. Setelah itu, Bary
henti-hentinya berdebar-debar
ada akhirnya Bary mengabaikan se
ng, dan dua bungkus susu sachet, lalu bergegas ke hutan jati
k kayu seukuran ibu jari, menjadikannya joran. Setelah itu, ia beredar menc
ngkapan mengail telah pun tersedia, maka beredar pul
ancing ke dalam sungai, entah kenapa tiba-
ar sungai ini
adnya untuk mengatasi rasa lapar telah membuatnya tidak memedulik
sebesar telapak tangan orang dewasa adalah hasil tangkapannya yang pertama. Namun sayang, hingga gel
mungkin lagi bertahan. Khawatir Rima sudah menungg
ngan aroma wangi bunga Melati.
erlelap di samping Karma. Tidak ingin mengg
uar dalam gubuk ini, semakin kuat men
a wangi bunga Melati di gubuk in