ur dengan say
ra begitu?" jawab
Penghulu, kamu sudah berikrar menjadik
ya, tetapi pada saat yang bersamaan, Bary masih bisa
"Tapi sampai kapan pun, Kakak tetaplah kakakku. Kakak yan
tidak menci
semakin mudah membaca, barusan Rima h
tahun ini dengan penuh keyakinan. "Sumpah demi Allah, saya
engan saya?" Rima masih bersikeras,
k kamu, Kak! Kenapa Kakak memaksa saya untuk melakukan itu? Apakah Kakak sudah tidak mengin
akhirnya ia mulai kesulitan meredam r
n usia kandungan jelang enam bulanan ini, sigap menabrakkan t
" desis Rima dengan
adi juga memperjuangkan tangisnya agar tidak sam
unta-lunta seperti ini," tambah Ri
udah takdir kita. Saya ikhlas, Kak, sangat ikhlas. Kakak tidak perlu meragukan saya. Bisa h
ungkin dapat ia pungkiri. Akan tetapi, karena keikhlasan itu jugal
in letih berpura-pura tegar di hadapan Bary, adik angkatny
ikap Rima, wanita yang menjadi korban dari kebejatan orang-
balikan senyum yang terenggut dari wajah Rima. Padahal, Bary tidak pun
ulan ke
ima menyambut Bary
ak!" sahut Bary dengan n
rih Rima. "Kenapa,
uang muka, lima ratus. Uang
lang begitu?" t
ak," sa
a pelan seolah-olah menggu
untuk membantu persalinan Rima, tetapi ditolak mentah-mentah dikarenakan Bary tidak punya cukup
a. Rima yang malang ini, semenjak dia dibuang oleh ibu
h ... uh!" Rima membuyarkan
begitu paniknya. "Bantu apa, Kak?"
ng!" seru Rima denga
rung yang tersusun rapi di atas tikar. "Mau d
ruh di bawah paha kakak!"
sarungnya menjadi tiga bagian sebagaimana yang diinginkan oleh Rima. Akan tetapi, untuk menaruh kain sarung tersebu
hendak bersalin, yang mana, otomati
arurat seperti saat ini, tetap saja Bary merasa risih
?" tan
sambil menyodorkan kain tersebut
kain sarung, Rima merasa belum cukup. "Masih ada
a menunggu diperintah dua kali, secepat itu juga Bary melakukan sepert
mana ini?"
Pegang! Taruh di bawah 'anu' k
at, tetapi Bary belum bisa melakukan beg
ng bantu, kakak! Aduh, Ma ... tolo-ng!"
sa Rima tidak punya Ma lagi. Ma-nya sudah m
nnya. Meskipun Bary tidak tahu kenapa Rima memintanya untuk melakukan
agu-ragu Bary menengadahkan tangan di 'j
melihat adanya separuh kehidupan ba
u napas Rima. Ia tengah
y yang ketakutan. Rima yang bertarung melawan hidup atau ma
Uh ... !" Kembali terdenga
jawab Bary b
a!" imb
lanya sudah kelia
a bayi Rima sejak beberapa saat barusan tadi
ampai dia jatuh ke lantai! Uh ... ! Uh ... !" Kal
t kem
. ! Ah
gkas pula sepasang tangan Bary yang beralaskan
k ..
bayi berjenis kelamin laki-laki ini m
Kembali nada bic
Bary pun kembali p
gkurap!"
" Bary tid
-arinya tidak kembali dalam
ry membolak
. Hati-hati ia telungkupkan bayi tersebut di atas lipatan
" seru Rima. "Tolong ambilkan
salah dia, apa? Biarkan saja dia tetap