ndang Fr
a William akan datang untuk menemui kami. Sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu dengan mereka. Aku senang sekali menerima telepon dari Hestia tersebut sehingga a
an dari keluarga mereka. Mereka pasti akan patah hati jika
pulang. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk memberitahu mereka. Kami juga harus sangat berhati-hati karena Lufita sangat tanggap. Be
atnya, aku pun langsung bertindak seperti istri yang peduli. Jujur s
nek Lufita yang sebelumnya memarahi William
ada ya
menyendiri untuk beberapa saat. Sejak aku dan William membahas tentang masalah
u pergi
da
mandi untukku?" pinta Wi
ai
besar dengan porselen putih dan menyadari bahwa aku belum pernah ma
utar di benakku dengan berlebihan dan hal ini membuatku terguncang. 'Apa-ap
keran. Setelah menyesuaikan suhu air, aku
harus pergi ke pesta bersama William, tapi aku juga sudah lama tidak bertemu ataupun berbicara dengan keluarganya. Aku sangat ingin bertemu dengan Hest
lamunanku, pintu kamar
ik dan melihat, tapi aku tidak da
sudah jatuh ke
ak mandi tersebut sangat besar seolah-ol
memukul-mukul air di sekitarku. Kemudian aku ingat ka
sunyi senyap kecuali suara a
eluar dari bak mandi. Air langsung terseba
?" William hanya mengerut
utihku serta rok yang menempel di kakiku. Aku seakan telanjang meskipun masih berpakaian lengkap. Aku m
Bisa saja aku berdiri di sana sambil men
." Aku segera mematikan keran dan
yang melakukannya. Kamu
emparkan handuk mandinya
pakaian bersih dan kering. Setelah berganti pakaian baru, aku mengambil
mping. Dia tampak seperti patung dewa Romawi laki-laki yang dipahat dengan baik, dan itu membuat napasku terengah-engah. Aku ingin berbalik dan pergi dari situ, tapi mataku seakan memiliki pi
anas. William hendak melepas celananya, tapi tiba
penuh akan tubuhnya yang indah. Mataku tertuju pada bekas lu
ia memiliki b
aku menatapnya. Jika bukan karena pertanyaan dari William, maka
menundukkan kepalaku dan menyerahkan
nduk tersebut diganti denga
ari kamar mandi dan melemparkan pa
lliam mulai berdering lagi, d
seprai tempat tidur. Aku duduk di atas tempat tidur, memikirkan b
ari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi. D
ksi. Tapi aku terus memaksakan
meneleponmu,"
kku dan kemudian pergi ke balkon untuk menelepon Fera. Dari temp
tang ke rumahmu. Kamu harus banyak istirahat." Aku mencemooh. Bahkan jika ini adalah suatu film, maka akting Fera benar
am masuk kembali dan berjalan ke lemari pa
natapnya lagi. Semakin aku meliha
aku kalau ada sesuatu yang mendesak," kata William pa
eselamatannya, bahkan jika hatiku hancur karena berpikir bahwa
ampak san
memanggi
eorang. Tidak lama kemudian
andang
at di mata Fransiska menggangguku. Tiba-tiba aku merasa gelisah, dan setelah be
Bar Mint,
k datang menemui Fera. Fera akan baik-baik saj
Tuan
eon masih berkedip, musik masih menggelegar, dan kerumunan s
a kamu akan kembali!" Gunawan datang
ngs
ki untukku. Dalam satu teguka
aku tahu kenapa kamu kesal. Itu karena kamu terlalu serakah. Kamu ingin terlalu banyak sekal
tidak, Gunawan?" Antoni menimpali d
ri isyara
Itu akan mengalihkan pik
menangkap isyarat itu, dan Ant
ak aku menjadi tenang saat menyaksikan bol
kalau orang lain mendekati Fransiska? Tentu
mendekati Gunawan denga
istimewa dalam hidupnya, benar bukan? Sejak Fransiska pergi tiga tahun yang lalu, kamu dan Fera telah tinggal bersama seperti pasangan tua yang sudah lama menikah. Men
at kantong di samping, t
pasangan tua yang
hun terakhir ini kamu sudah ti
melakukan segalanya kecuali hubungan intim. Bahkan jika aku mau, aku tida
kamu belum tidur dengannya." Gunaw
menjawab. Yang menelepon adalah Fera. Aku m
endirian di vila. Kalau terjadi sesuatu padanya dan p
akan ponse
enapa kamu tidak menjawabnya
urusanmu,
Ini tidak adil bagi mereka berdua. Kamu harus memperlakuka
aikan Fransiska" di telingaku terd
melalui proses percerai