a. "Mau aku bawakan sesuatu untuk makan malam nanti?" Biasanya Ari tinggal di asrama di Universitas New York dan akan pulang kerumah
bunya terdengar lembut, sama seperti ketika dia masi
mpus dan memiringkan kepalanya ke arah po
a yang perlu dikhawatirkan, tapi Henl
Ari meninggi
, saat dia tidak ada kelas untuk dihadiri, dia ak
gkan kepala. "Aku sudah duga suatu hari dia pasti akan pingsa
ya yang berusaha untuk tetap tegar. "Mereka memintanya untuk menginap
bali berjalan ke arah kamar asram
Ketika masuk ke kamar, dia segera mengucapkan selamat tinggal pada ibunya dan mematikan telepon. Dia kemudian mengambil tas duffel mil
ereka. Sekarang mereka sudah di tahun kedua dan sangat menantikan sisa tahun mereka di kampus. Ari berpikir untuk m
dengan cepat mengambil beberapa barang dari le
ras dengan rambut dan kulitnya yang berwarn
ke bahu. "Tolong beri tahu pada dosen aku tidak akan hadir pada kelas besok. Aku akan mengirimkan pesan padanya ketika s
tir." Dia kemudian melepaskan pelukannya
dah berada di dalam perjalanan menuju Queens dengan mobil VW
*
dalam ruangan dan segera menghampiri u
dekat di ruang tunggu. "Seperti yang ibu bilang, ini harusn
dia merasa dokter tidak mungkin menyuruh orang tinggal
"Mereka sedang melakukan tes, setelah sele
udian menghembuskan
ut. "Jangan khawatir, kecuali memang
a berharap ada sesuatu yang bi
hari-hari ketika malam itu dokte
eleste sambil men
yang menyatu khawatir dan bibir terkatup m
hawatir. Dokter tidak mungkin mengaja
eka masuk ke ruanga
nya Celeste cemas, sebuah keru
m pasti, kita akan tahu secara pasti
tegangannya. Dia benci saat dokter bicara berbelit-belit,
dokter ber
elalak. "Apa
lankan," ulang dokter sambil menatap mereka deng
ir, dia tidak bisa ber
ntuk memberikan dukungan. "
hu mereka mengenai pengobatan kemoterapi dan Transplantasi Sel P
asuransi." Setelah ayah Ari meninggalkan mereka enam tahun yang lalu, ibunya bekerja sebagai pelayan di sebu
ita akan pikirkan suatu cara." Saat ia merasakan air mata ibunya di pundakn
*
opi." Ari berdiri dan merenggangkan tubuhnya di
ng. "Tidak, Saya
. "Apakah ibu akan bai
aik saja." Dia kemudian memaksakan senyum. "Hei! Se
Dia kemudian memeluk ibunya dengan singkat. "Lagipula, ib
ah bukan anak kecil lagi dari dulu. Ibu
i bank, tidak ada yang cara lain untuk mendapatkan uang banyak. Dikarenakan harus membayar biaya kuliah Henley dan dirinya, uang
k bank. Dia bisa berpura-pura membawa pistol dan masuk ke
pertimbangkan untuk merampok bank, namun situasi yang sulit membutuhkan tindakan yang drastis. Dia berjalan di area antrean kantin, n
ngan beberapa pensil di dalam
gan ke arah pensil da
atu pun disana. Ari menghela napas lega, dia sedang tidak ingin mengobrol saat ini. Setelah memba
Cek. Mengambil pinjaman. Cek. Dia menatap serbet itu sebentar, membaliknya dan mulai
, apakah ada yan
at dari ruang gawat darurat. Ari menggeleng dan mengisyaratkan dengan tangannya. "Duduklah." Dia ke
yesap kopinya. "Aku harap kamu tidak keberatan, tapi aku mendengar
nya. "Terima kasih, ta
khawatir. "Yah, jangan lakukan sesuatu
ghargai perhatianmu, tapi tidak akan ada yang
ap matanya. "Ini bukan urusanku, tapi apak
s. "Selain merampo
m dan mencondongkan badannya sambil be