ema kencang meme
rsentak d
ng dengan tenang tetapi bingung. "Ada apa, Tuan? Apakah
a yang berdebar kencang. Ini tidak nyata. Ini tidak nyata. Dia menarik napas dalam-dalam da
otol kaca kecil. "Ini.
an itu. Dia mengeluarkan sebu
ri alisnya sambil menatap cakrawala. Jangan khawatir, Alfred. Maria ba
*
s desa, mi
gkah pergi. Dia mengintip ke dalam tasnya saa
ia, kenapa susah
tan, buku tulis, alat tulis, dan segala sesuatu
. Dia benar-benar panik. Bagaimana
ng tasnya lagi sambil b
tunya ti
mengingat-ingat. Dia yakin telah memasu
h k
k. Julie menye
a semua barang-barangmu
"Apakah kamu melihat kartu pelajarku? Aku
e tersenyum, sudut kecil bibirny
angnya sekali lagi dan men
detektor. Alat itu berbunyi da
itas dilarang masuk kelas. Maaf. Aku tidak bis
us pergi ke kantor administrasi dan mendapatkan kartu pela
tu, dia berpapasa
tepat waktu. Ap
saya hilang, jadi saya harus me
n paham. Lagu lama, sudah biasa, pikirnya. Den
di bahunya dan berjalan deng
*
rtas dan memberikannya kepada Maria sebagai tan
hilimu." Dia menggelengkan kepalanya
a telah bersikap baik selama ini. Ba
elihat kartu pelajarnya di mejanya
Julie melint
gelengkan kepalanya sebagai penyangkala
catatan tulisan tang
AHL
nahan
*
roti lapis dan
tatanny
ijin untuk pergi ke kamar kecil.
k ada yang tahu
pun tidak. Dia sibuk sendiri, dia berkata demikian k
tahu pelakuny
Maria mendapati gaun birunya robek dan comp
ri di semua tempat yang dia tahu sampai Julie menyaran
ang di kolam. Karena sudah lewat tengah malam,
minjam dari perpustakaan dan terburu-buru menyelesaikan tugas
inta uang dan membeli buku-buku baru? Karena suda
wanita mandiri. Kamu tidak ingin selamanya men
ba tegar dengan motivasi yang dia ciptaka
U
berair menghantam wajahn
tihnya dipenuhi bercak-bercak biru yang jelek. Rot
ps
ke wajah Julie yang tampak tid
ah." Dia menyeringai sam
ri kerumunan oran
g kencang di depan dadanya yang membusung dan be
rakan meledek, "Pulanglah, gad
pal erat dan tetap menjaga kesopanannya. "Boleh aku minta buku cat
ia membuatnya terlihat seperti penggangg
mbilnya?" Julie membalas d
mengembalikan bukuku," lanjut Maria dengan n
eretak. Dia melirik salah satu gadis dar
eperti itu! Minta m
saat, lalu mengambil barang-baran
u, Maria. Seakan-akan ujian
g. Tatapannya tertuju pada
utu buku seperti ini." Julie mengerutkan kening dengan pera
Maria menundukkan kepalanya
t menyendiri, menatap ponsel di tangannya seo
k dan memejamkan matanya. Dalam bayangannya, ada sepasang mat
terdengar dari luar biliknya
erbuka dan d
sangat lengket dan berbau b
*
aju dan badannya sudah wa
buhnya, mereka-sepertinya geng Julie-mengunci pintu
akan membuka kuncinya setelah bel pulang." Mere
lu meleng
utuskan untuk menunggu hingga mereka membuka kuncinya.
i hal ini. Ini hanyalah lelucon. Aku tidak terluka, jadi tidak
yang dia lewatkan hari itu. Dia bisa saja meminta bantuan dari profesor. Tidak, lebih baik tetap meren
ke sepanjang tulang punggungnya, pintu terbuka dan dia b
lihat siapa orang baik hati itu
tanya siapa orang itu. Kenapa orang itu membantunya
. Ternyata masih ada orang
a mati. Sudah mencoba berbagai car
eperti selimut tebal di har