tak jauh dari anugerah
tak menunjukkan secuil pun ekspresi. "Apa
enegakkan badannya. "Tentu saja, aku mendenga
ad
dak ada di si
al
nti berpura-pura," k
ka laci. Lovette berdiri dan memandang dalam kehenin
iswi yang dihukum guru pengawas saat Sarkon mem
tampan berbadan besar itu yang sedang duduk tenang di hadapannya
a lalu menoleh, "Kalau kau tak bisa pakai
rko
seketika menggelap kar
mbangkitkan keinginan Lovette untuk mencumbuinya itu kini men
a dengan suaranya yang dalam. Mata b
anda menantang namun tetap patuh menjawab, "Tidak menyentuh
ngetukkan jemari
pun supaya Maria percaya
berhenti
gumam putus asa, "Kalau aku bekerja dengan baik, aku bisa menyimpan semua hadiah darimu." Dia terd
lanjutkan membaca, "Terny
karena bertemperamen buruk. Dia bergegas keluar ruangan, menghentak-hen
r kopi di atas meja. Di samping cangkir ada lepek d
obat And
guk lalu melet
badannya ke kursi. Sambil melamun dia merogoh sak
memandangi arloji
erdegup kencang, dia menjentikka
aun putih berlengan terse
London merayakan ulang tahu
membawa Maria ke Taman Hyde untuk melihat
ekor bebek yang berubah menjadi angsa. Maria sangat kagum dengan cerita itu, sam
menjadi angsa, Maria sangat kecewa, dan
nalah mer
lembung tertiup angin, demi mengambil beberapa foto lagi dari unggas yang anggun itu. Rambutnya yang ikal
anginnya san
ak merasa terhalang u
in yang berdeguk-deguk, Maria memandang berseri ke arah Sarkon
Maria begitu polos da
n ter
kannya semata-mata, dan tak mampu b
tak tak beratura
a, dia tak bisa berpikir jernih.
caukan pikirannya, dia berusaha membuyarkan lamunan dengan
tangan Sarkon yang diperban, menyadarkan Sark
h berhati-hati
an Sarkon beralih dari mata hijau Maria yang berbentuk sep
awar, tenggorokannya jadi kering. Sarkon menyentuh bib
arloji itu d
n pikiran menghantui yang sama melesat-lesat
elan. Aku seharusnya yang paling tahu alasanny
on t
h melihat foto-foto dirinya yang Maria simpan. Sarkon beranggapan ini hanyalah sebuah fase
belumla
kon nyaris menciumnya di pantai malam itu. Dia merasakan hasrat
s mengak
a itu berhasil. Maria langsung menjaga jarak. Selama seminggu terakhir, merek
erasa senang ren
iasanya, supaya pikirannya jad
tenang sekarang sete
dak tenang
erinduka
carikan Maria suami yang baik. Maka, dia akan bisa memenuhi janjin
lu meneguk kopi hangat dan pahit itu. Dia men
wani
*
a dimulai begitu
akaiannya, Maria meninggalkan Sarkon s
tuju ke arahnya. Tapi Maria tahu kalau mereka sebenarnya terpesona dengan si pemilik
rang, Maria segera menaiki
pertinya berisi pamflet dan buklet tentang kampus dan asrama, juga kunci kamarnya. Deng
ilangkan tangannya yang besar di dadanya yang l
dia tak akan bisa bertemu Sarkon selama beberapa pekan
dapat ide. Dia meremas perutnya lalu ber
aku keracu
u langsung tenang kembali. "Tid
uh. Perutku sakit. Aduh! Aku butuh dok
knya saudara. Hatinya kembali terbenam. Maria tak akan bisa bertemu deng
g kau harapkan? Tepukan seorang kekasih? Apa dia milikmu? Bukan. Dia puny
memberi Maria segalanya tanpa meminta balasan apa pun. Tidak. Maria diam-diam membel
pria tampan itu yang menatapnya kembali de
hu tipuanku?" gadis i
akting," jawabny
akah kau sekali saja berp
hong padamu, Mar
gal di sini, Paman Sarkon," dia berbisik memohon sembari tatapannya tertuju pada
kedua tangannya