arang?" Dewi ke
ada apa di dalam sana. Lebih mengejutkan lagi Rio dan Adit berada di belakangnya, mereka berjalan mendekat ke arah kami, lengk
atku sakit bukan main. Aku bisa saja menamparnya saat itu juga, karena perkataannya barusan, sungguh keterlaluan. Namun apa jadinya nanti, dia bisa saja semakin
g benar saja kalian mau perg
ang, kita yang p
itu. Ini rumahku, mana bisa ak
pagi. Pokoknya enggak ada penawaran lagi! Sini ayo b
lain hanya menggeleng pelan, kemudian memilih berjalan mengikuti Ra
mar, namun tak lagi seatap. Sudahlah buar kupikirkan bagaimana caranya agar ka
ar. Suaranya yang mendayu-dayu sering kali membuatku terbuai, s
belum
kamu, eh ist
i kamar
lian pasti
enggak pen
sini, tidu
l ya
ecil, dan tentu saja membuat hasratku naik, ap
ewi di samping ranjang, mungkin karena aku memakai earph
kamu kenap
erti biasa dia hanya m
i teman
katanya dengan nada yang biasa tapi sungguh benarkah suaraku sampai ke kamar sebelah. Ya Tuhan, akan se
lagi?" ta
s menjelaska
enggak bisa kamu bohongi lagi,
gini, jangan jadikan
a, yang durhaka it
pintar bicara, dia selalu me
peduli kamu mau tidur dengan perempuan mana pun, asal jangan pernah usik anak-anakku, cukup di kamu
d kamu? Wi
enapa bisa be
sengaja tak membangunkan. Aku paham mungkin dia masih marah, meski sebenarnya tak masalah juga karena hari ini aku tak masuk kan
ku yang keheranan. Namun sekal
g sayur ya," kata Rafa, yang kemud
i mengajaknya bicara. Namun saat itu kami dikejutkan dengan bel rumah yang
kde dan Bude Dewi, mereka datang dengan 2 bungkusan pla
a, tetapi bukankah ini lebih baik. Aku membantu membawa beberapa barang bawaan mereka masuk ke rumah, anak-anak sudah sibuk bercerita dengan kakek dan neneknya. Mereka seakan lupa dengan apa yang terjadi di antara kami
erti dengan masalahku, bahkan mampu menghasut sauda