dah sarapan belum? Kita sarapan dulu sini!
eka bawa dari kampung. Saat aku ingin memakannya entah kenapa aku jadi penasaran dengan ekspresi Dewi, tepat saat itu ma
n baru kok masih tatap-tat
, diiringi tawa renyahnya. Dan itu tentu menular padaku, t
dulu, aku titip anak-
ama Pade datang ke sini kan, karena kang
kasih
nya men
gak diant
Bude, lagia
anya, dan entah kenapa dia terl
ana antar, kalian pasti enggak punya momen berdua, kar
rlihat menggemaskan. Sepertinya aku sudah gila kali ini. Apa memang benar kami tak pernah menghabiskan waktu berdua, k
sama sekali kok, ayo
ergi, orang suamimu saj
egasnya dengan n
aja Dewi ucapkan. Tetapi saat itu juga Dewi lan
i temani Bude
u kamu maunya
mpercepat jalannya. Bude tersenyum padaku,
u kamu sudah bosan, kembalikan! Kasihan dia sudah enggak punya siapa-siapa, ini sekedar cerita saja ya, jangan tegang!" Bude te
kok tegang banget
atu saja aku kebingungan menghadapinya. Lengk
bosan sama Dewi, ya kembalikan ke kita secara baik-baik, p
sakiti Dewi, orang tadi saja t
cuma mengi
berat-berat, itu Rafa sama Adit sudah menunggu di atas, ambilkan
apak ini cari barang apa
Ibu
an, jangan
iya
ihan itu Dani samp
uma mengin
nggak usah dimasukkan ke hati Dan
iya
pa yang tengah terjadi. Ken
asa heran sayang Dewi tak mau menjelaskan apa pun dia lebih memilih pergi ke dapur, mengolah sayuran, bahkan kalau biasanya dia akan memasak dengan Budenya
sih?" tan
depan orang banyak. Ya Tuhan jangan-jangan di sepanjang jalan
, si
, entah tengah membicarakan apa yang jelas seseka
etap tinggal seatap tetapi tidak dengan cara
ke lantai atas, aku m
u ke
er
kenapa-kenapa kan? Kamu jatuh di ja
a s
ang-datang menangis begitu, mana ada Pak
khawatir, tapi t
yang penting kasih tahu dulu
gi Mas! Pergi!" Dia kembali mendorongku, aku harus bagaimana kalau tak sege
ih? Kena
an, Dewi beralasan kalau dia sedang tak enak badan. Memang saat kulihat wajahnya pucat, tet
enggak mau
menatap sekilas, lalu
bingung, Bude sama
raih keningnya
ang salah tap enggak baik menyiksa diri kamu sep
cepat membaringkan tubuh di sampingnya, kini jarak kami han
nak yang butuh kamu, mereka terus menanyakan Mamahnya, kamu
an lagi buat ku
na nasib anak-anak, merek
erempuan yang sama, jadi selama ini yang kamu bilang putus, itu cuma kebohongan? Harus bagaimana lagi sih aku sama kamu, kura
ekali enggak salah, aku saja y
hon
arnya ingin berhenti,
yang dia punya sampai-sampai kamu enggak bisa melepask
AY
mi, begitu berpaling, ternyata ora
lah mendeng
a, kami hanya saling me
!" Sekarang Bude malah ber
Habisl