udah terasa nyaman untuknya tinggali seorang diri. Reese pun sempat berpikir untuk menyewa apartemen dekat dengan tempat Je
cari pekerjaan yang jauh lebih menghasilkan uang." Jena berbicara dengan Reese di ponselnya sambil berjalan menyusuri trotoar, ia b
dari hutang kepada Ayah dan Ibu, dan kembali bangkit." Jena memasukan ponselnya ke dalam tas yang ia
at optimis dan tak suka hanya menunggu datangnya keajaiban Tuhan, ia gunakan untuk
menyebrang bersama-sama. Kerumunan manusia layaknya semut yang berjalan beriringan, sudah pemandanga
gur dan ternak sapi di daerah negara bagian Amerika. Sangat kaya raya, hanya s
kota, hanya saja, saat ia meminjam modal usaha kepada kedua orang tuanya, mereka mengingatkan Jena, jika gagal, maka ia harus pu
elum berhasil menjadi sukses dan mengem
*
salam seraya berjalan masuk ke dalamnya. Tampak seorang pria dengan setela
baru saja terisi. Ia berjalan kembali, kali ini tujuannya cafe-cafe kecil. Ternyata hasi
uk di toko kecil menjual minuman segar
ena terbelalak. Ia beranjak dan meny
ernama Maden, ia merupakan teman masa kuliah Reese, dari penamp
emangat membara, Jena memaki mantan manajer keuangannya yang
ka, kau beker
dan aku hanya seorang food vlogger yang hobi masak. Jangan
emesan makanan di restoran dan juga seringnya makan terpisah dengan anggota keluarga." L
m bersama semua anggota keluargaku, bisak
a apa saja jika ia menerima pekerjaan itu. Maden tak banyak meminta, hanya meminta Jena menyiapkan masakan u
an kau tolak, kedua orang tua dan adikku juga pasti
u satu perguruan tinggi dengan Reese - bukan seperti Jena yang hanya lulus
ndah bekerja, aku dan Reese tak mengunjungi kalian." Jena m
an tinggi dan tetap manja. Apalagi ia sendirian di rumah, beberapa teman tak m
ceritakan apa saja kepala Jena dan Reese. Ia mengangguk, mener
aden begitu senang, ia beranjak seraya me
t," ajak Maden sembari mengulurkan ta
ntuk menyelamatku Maden." Jena tersenyum penuh rasa
selalu ada di sampingmu." Maden melirik Jena yang begitu riang
dan hangat. Sejak pertama kali ia dikenalkan kepada Jena oleh
fesi sebagai seorang bankir di bank besar di Newyork,
di berikannya kepada Jena. Seribu lima ratus dollar, di luar uang belanja setiap harinya. Jena tak percaya, ia bahkan s
a ia harus bekerja dengan Maden untuk bisa melunaskan hutang kepada ora