ali ke dalam saku celana. Pria itu mendekati dan menepuk pelan bahu Jena. Toleha
rena ternyata Madenlah pria yang selama ini selalu mengirimkan bunga dengan kartu ucapan penyemangat dan kata-kata romantis lainnya.
ku, aku baru tau jika kalian memiliki alat pembuat es krim." Jena menoleh dan mele
k-tidak, aku tak boleh canggung,"ucap Jena dalam hati. Ia lalu membawa empat mangkuk kristal beris
enyimpanan, jadi kugunakan, silahkan menikmati," ucap Jena seraya meletakkan
uat kami gemuk," tawa renyah Val
agi pula, aku mendapat bisikan, kalau, kalian memiliki rumah fitnes di belakang, dekat kolam renang, aku rasa
uangan itu, betul, istriku?" James mel
a sosok wanita cantik, manis dan mempesona di hadapannya. James, yang memperhatikan sejak awal ekspresi Maden jika Jena sedang berada di dekat merek
taan yang sama. Setidaknya, dengan Jena tinggal di rumah mereka, mobilisasi Jena juga singkat, tak perlu mondar mandir setiap
tawaran kalian, aku ingin di apa
gam jemari Jena yang berdiri di dekatnya. Anggukan kepala Jena menjadi jawabannya. Ia lalu kembali berjalan ke dapur, ia me
kit melonjak lalu berbalik badan. Ia
aku tunggu, terima kasih, Jen .... " Maden tersenyum kaku, tampak dari sudut bibirnya yang sedikit bergetar. Jena bingung, jika ia bersikap perhatian
a itu jawaban yan
*
sudah menunjukan pukul delapan malam. Ia butuh sesuatu yang manis sebelum pergi beristirahat. Rambut panjang berwarna coklat tu
sobek-sobek berdiri di hadapannya. Jena diam, mulutnya menganga. Debar
lang kalau selera penataanku buruk." Dengan angkuh dan ketus, Drew berbicara ke
ba-tiba berjongkok di hadapannya dan menjilati es krim yang meleleh di jemariny
U
tercetak sempurna dipakaian yang ia kenakan denga
ngannya semakin meleleh dan ia buang ke tempat sampah. Drew ter
p menatap Drew yang berhenti melangkah. "Apa maumu koki yang tak punya selera penataan yang
ogger, kau bisa mengomentari penataan
. Ia berjalan mendekat dan mengankat tubuh langsing Jena seperti karung beras. Jena meronta. Dre
NCULIKKU HAH!
njing peliharaanku. Puas?!" Lalu Drew me
ang fokus menyetir. Tak lama, mereka sampai di gedung apartemen me
tua dan Kakakku tak perlu susah payah mencariku." celetuk Jena. Drew hanya diam
tu membuat Jena seolah lemas dan terpukau. Suara pintu lift terbuka. Kedua mata Jena terbelalak saat melihat apartem
ut dapur, dan mengeluark
ni, tempatkan aku di surgamu yang indah." Jena memejamkan mata sera
leramu seperti apa nona food vlogger." Jena membuka mata dan ia tern
anjing-anjingku!" Lalu pintu kamar terbanting kencang dan keras. Jena menghela nafas lega. Ia berdecak seba
*
ur yang ia tumis dengan beberapa bumbu racikannya. Tak mungkin dalam waktu singkat ia akan membuat hida
p pintu kamar Drew yang
pless, membuat Jena tak bisa untuk tak menikmati kesegaran pemandangan untuk kedua matanya. Tubuh berotot kekar dan keras itu semakin
a Jena. Tetap dengan kesombongannya. Ia mulai makan, dengan tubuh bagian atas yang terbuka. Jena salah tingkah, ia merasa aneh dengan d
i?" tunjuk Drew dengan garpu ke ar
t gula pasir." Ja
rus menerus. Jena tersenyum. Ia punya ide jahil. Wajahnya mendekat
n cepat menyambar bibir Jena dan memberikan ciuman yang begitu da
w ke arah pintu lift. Ia diam. Disela rasa marah dan kesal, Jena juga be
n pertamaku.'